Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Format Pariwisata Keberlanjutan Dalam Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali

Bali Tribune / Umar Ibnu Alkhatab - Analis Kebijakan Publik

balitribune.co.id | Debat perdana Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bali 2025-2030 yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali di Hotel Prime Sanur pada tanggal 30 Oktober 2024 dan disiarkan secara langsung oleh TVRI Bali dengan mengambil tema "Memformat Bali Menuju Pariwisata Berkelanjutan”. Ketua KPU Bali, I Dewa Gede Agung Lidartawan dalam sambutannya menyampaikan bahwa isu strategis tentang pariwisata ini sengaja dipilih pada debat pertama mengingat sektor tersebut merupakan motor penggerak perekonomian Bali. Dan pilihan atas tema itu sangatlah tepat karena 69 persen perekonomian Bali disumbangkan oleh sektor pariwisata dan bahkan pariwisata Bali menyumbangkan 45 persen devisa nasional di sektor pariwisata pada tahun 2023 yang sukses mencatat devisa sebesar US$14 miliar atau setara Rp 218,4 triliun (kurs Rp 15.600). Kita melihat bahwa pemilihan tema tersebut dimaksudkan untuk menguji kemampuan para paslon dalam memajukan Bali melalui sektor pariwisata sembari tetap menjaga kekuatan (taksu) Bali sebagai sebuah enclave budaya yang menyeimbangkan hubungan antara manusia, alam, dan budaya. Keseimbangan itulah yang membuat Bali dan pariwisatanya maju dan berkelanjutan dengan tetap memegang teguh nilai-nilai yang ajeg dalam kehidupan masyarakat Bali

Secara khusus kita melihat bahwa apa yang terkandung dalam kata-kata "memformat Bali" sesungguhnya adalah upaya membentuk sekaligus memajukan Bali dalam suatu capaian yang berbeda dari yang sekarang dengan tetap menjaga kelanjutan nilai-nilai lokal dan norma-norma agama yang hidup di tengah masyarakat Bali. Artinya formasi Bali yang baru adalah Bali yang modern namun tetap berakar kuat dalam tradisi dan agama yang diyakni masyarakat Bali. Itulah sebabnya mengapa dorongan untuk memajukan Bali selalu disemangati oleh nilai-nilai lokal dan ajaran agama yang hidup dalam masyarakat Bali. Dalam konteks ini, kemajuan yang bakal dicapai jangan sampai membuat Bali kehilangan taksu-nya sebagai wilayah spiritual atau, meminjam istilah Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, yang termuat dalam bukunya Padmabhuwana Bali (2021: 19) sebagai wilayah dengan spirit kedewtaan yang intrinsik. Oleh karena itu, patut kita memberikan dukungan kepada paslon yang memiliki komitmen dan konsistensi di dalam memajukan Bali dengan cara tetap menjaga Bali sebagai enclave budaya yang unik dan holistik. 

Tulisan sederhana ini secara spesifik melihat format Bali lima tahun ke depan yang disiapkan oleh paslon Koster-Giri, mengingat dalam debat yang pertama beberapa waktu lalu itu Koster-Giri secara komprehensif memaparkan bagaimana pariwisata Bali yang berkelanjutan itu dimulai, dikembangkan, dan dijaga. Koster-Giri mengawali pemaparannya dengan menyampaikan beberapa rencana di antaranya: (1) restorasi Parhyangan Pura Agung Besakih sebagai pusat spiritual Bali; (2) pembangunan kawasan spiritual di Klungkung; (3) pengembangan Turyapada sebagai kawasan pariwisata baru di Buleleng untuk menjadikan Bali Utara sebagai destinasi wisata yang setara dengan Bali Selatan; (4) pembangunan igedung parkir di Pura Batur serta akses jalan penghubung antara Pura Batur dan Besakih; (5) pembangunan jalan lingkar Bali yang menghubungkan Klungkung dan Karangasem melalui terowongan; (6) pembangunan jalan baru yang menghubungkan Karangasem dan Buleleng; (7) pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi; (8) pengembangan kawasan Pelabuhan Amed di Karangasem dan Pelabuhan Buleleng untuk menjadi pelabuhan terpadu yang melayani wisatawan, penumpang, dan aktivitas perikanan; (9) pembangunan underpass Tohpati-Denpasar, yang menjadi salah satu titik paling padat di Bali; dan (10) pembangunan gedung parkir di Sanur dan jalan penghubung ke Pelabuhan Sanur untuk memudahkan akses wisatawan. Keseluruhan rencana ini bisa dipandang sebagai upaya untuk menyeimbangkan pembangunan di Bali utara, selatan, timur, dan barat, sekaligus membuka peluang berkembangnya wilayah di luar Sarbagita. Koster-Giri sendiri menegaskan bahwa seluruh rencana pembangunan ini akan menjadi fondasi bagi pariwisata Bali yang berkelanjutan. Dengan fokus pada infrastruktur, tata ruang, dan budaya, pasangan Koster-Giri yakin dapat membawa Bali berkembang lebih maju dan berdaya saing tinggi tanpa harus kehilangan identitasnya sebagai masyarakat yang memegang teguh warisan leluhurnya.

Jika semua rencana pembangunan di atas ditarik ke dalam alam pemikiran "Nangun Sat Kerthi Loka Bali", sebuah visi yang diusung Koster-Giri, pendekatan pembangunan yang mencoba menghilangkan gap antar-wilayah di Bali itu dan sekaligus mengurai problem akut Bali berupa kemacetan, bisa dikatakan relevan dengan kondisi kekinian Bali yang membutuhkan penanganan yang komprehensif agar tetap kompetitif di kancah kepariwisataan global. Tentu saja pendekatan yang dipakai Koster-Giri tidak terlepas dari apa mereka gali dan temukan dari pengalaman sosial dan pengetahuan masyarakat Bali yang memiliki kandungan yang demikian kaya. Bagi Koster-Giri, pengalaman dan pengetahuan masyarakat adalah sumber energi yang dapat dipakai untuk menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya. Tidaklah salah jika Koster-Giri mengatakan bahwa visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali mereka gali dari pengalaman dan pengetahuan masyarakat Bali, baik yang lampau maupun yang belakangan, di mana pengalaman dan pengetahuan tersebut diyakini telah menjaga keajegan dan keharmonisan Bali sekala dan niskala. Bahkan visi tersebut juga dielaborasi dari warisan leluhur yang ia anggap sebagai sumber kekuatan yang telah terbukti mampu menjaga kesinambungan Bali hingga hari ini. 

Dalam debat yang relatif seru itu, Koster-Giri memperlihatkan keyakinan mereka bahwa apa yang mereka siapkan itu kelak mampu membuat Bali lebih baik karena mereka menjadikan aspek-aspek kebudayaan Bali sebagai bagian integral dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata Bali. Aspek-aspek kebudayaan Bali itu termuat secara sistematis dalam visi yang diusungnya, Nangun Sat Kerthi Loka Bali, suatu visi yang mencoba mendekati problem pariwisata Bali melalui tiga aspek, yakni alam, manusia dan kebudayaan Bali. Dengan visi ini, Koster-Giri ingin mempercepat dan memperkokoh penyelenggaraan pariwisata berbasis budaya dan menjadikan pariwisata untuk membangun budaya Bali, sekaligus 
menjadikan pariwisata sebagai penggerak perekonomian lokal Bali dan menjadikan masyarakat dan komunitas lokal Bali sebagai pegiat kebudayaan yang aktif sekaligus sebagai pelaku usaha pariwisata yang adaptif. Koster-Giri menginginkan agar masyarakat Bali menggunakan sektor pariwisata ini untuk membangun budaya Bali, dan sebaliknya, budaya Bali pulalah yang membangun pariwisata Bali. Bagi Koster-Giri, pariwisata Bali benar benar harus dijaga karena pariwisata adalah sumber ekonomi dan budaya yang tak akan habis dieksploitasi sampai kapanpun, apalagi sektor itu terus ditumbuh-kembangkan. Oleh karena itu, melalui jalur pariwisata, Koster-Giri berjanji akan membangun Bali secara lebih baik sehingga bisa mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat Bali. 

Hemat kita, apa yang dipaparkan Koster-Giri dalam debat pertama memperlihatkan kesungguhan mereka untuk membangun Bali menjadi lebih maju melalui pemajuan sektor pariwisata. Rencana-rencana yang diungkapkan berikut kebijakan dan strategi yang disiapkannya mencerminkan kecermatan mereka di dalam membaca dan memetakan persoalan serta kemampuan mereka untuk mengoperasikan kebijakan dan strategi tersebut. Koster-Giri juga memaksimalkan kehadiran mereka dalam forum itu dengan menegaskan bahwa infrastruktur yang akan mereka kerjakan adalah kunci kemajuan bagi pariwisata Bali secara khusus dan perekonomian Bali secara umum. Bagi Koster-Giri, tidak ada ekonomi yang maju tanpa infrastruktur yang memadai, dan semua itu dikerjakan dengan memperhitungkan secara cermat daya dukung Bali dalam tiga aspek, yakni alam, manusia, dan budaya 

Akhirnya, kita sangat menaruh harapan kepada Koster-Giri untuk membawa Bali lebih maju lagi dengan cara mendorong sektor pariwisata menjadi kekuatan utama pemajuan Bali melalui rencana-rencana yang mereka siapkan secara komprehensif. Sebagai paslon yang sudah memahami betul ekosistem pariwisata karena pernah menjadi Gubernur Bali dan Bupati Badung, Koster-Giri tentu sudah mengantongi peta persoalan pariwisata Bali dan telah memiliki langkah konkret dan gamblang menyelesaikan persoalan pariwisata yang mereka kantongi itu. Intinya, kita anggap Koster-Giri lebih memahami kondisi pariwisata Bali karena keduanya adalah petahana pada posisi masing-masing. Sebagai publik, tentu kita ingin agar Pulau Bali yang luasnya 5.780,06 km2 dengan populasi 4.361.106 jiwa dan dengan kepadatan
750/km2 itu dikelola oleh mereka yang tahu secara persis peta persoalan dan cara untuk mengatasinya, Wallahu a'alamu bish-shawab...


Tabanan, 5 November 2024.

wartawan
Umar Ibnu Alkhatab
Category

Satnight Santuy Astra Motor Bali, Ajang Seru Gen Z Jelang HMC 2025

balitribune.co.id | Denpasar – Menjelang digelarnya ajang modifikasi bergengsi Honda Modif Contest (HMC) 2025, Astra Motor Bali menggelar kegiatan seru bertajuk “Touring Satnight Santuy” yang diikuti oleh anak-anak muda Gen Z pecinta motor Honda. Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian kemeriahan HMC 2025 dan mendapat sambutan antusias dari para peserta pada 18 Oktober 2025.

Baca Selengkapnya icon click

DiskopUKMP Badung Dorong Wirausaha Baru Lewat Pelatihan Barber

balitribune.co.id | Mangupura - Dalam upaya mendorong tumbuhnya wirausaha baru di bidang jasa potong rambut atau barber, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (DiskopUKMP) Kabupaten Badung menggelar Pelatihan Barber UMKM Badung 2025.

Kegiatan ini dibuka oleh Plt. Kepala DiskopUKMP Badung, A.A. Ngurah Raka Sukadana, SP. M.Si., bertempat di Ruang Rapat Cempaka, Dinas Koperasi UKMP, Puspem Badung, Senin (20/10/2025).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

HMC 2025, Stylo Gaya Veitnam Juara Media Pick Supra Chopper FFA

balitribune.co.id | Mangupura - Modifikasi Honda Stylo 160 milik Brian Minandi bergaya Vietnam, terpilih sebagai pemenang Honda Modif Contest (HMC) 2025 kategori Best Media Pick.

“Konsepnya mengikuti trend modifikasi negeri   Vietnam. Pemakain spare part bolt on proper dan simple dengan jadi motor ini layak juara,”ungkap Nadi Sastrawan salah satu juri media.  

Baca Selengkapnya icon click

TEI 2025, UMKM Binaan Astra Catatkan Nilai Transaksi Rp70,79 Miliar

balitribune.co.id | Tangerang - UMKM binaan Astra mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp70,79 miliar (setara USD 4,29 juta) dan menandatangani delapan Memorandum of Understanding (MoU) dalam ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2025 yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang, pada 15 hingga 19 Oktober 2025.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Asuransi Astra Raih Dua Penghargaan

balitribune.co.id | Jakarta - Membuktikan konsistensinya dalam membangun dan menjaga reputasi melalui produk asuransi mobil, Garda Oto, Asuransi Astra meraih beragam penghargaan diantaranya Juara 1 Indonesia Most Reputable Companies Kategori Asuransi Kerugian Mobil dengan peringkat Very Good pada Indonesia Most Reputable Companies Award 2025 oleh SWA dan Business Digest.

Baca Selengkapnya icon click

Festival Bahari di Bondalem sebagai Pengingat Visual Laut Adalah Fondasi Kehidupan

balitribune.co.id | Denpasar - Didukung Pemerintah Provinsi Bali dalam hal ini Gubernur Bali, Festival Bahari yang mengusung tema Jaladhi Vistara akan digelar di Desa Bondalem, Tejakula Kabupaten Buleleng pada 25-27 Oktober 2025. Festival ini digelar sebagai upaya konservasi terumbu karang.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.