Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Harga Tanah Terus Naik Jadi Alasan Badung Pinjam Rp 3 T untuk Infrastruktur

Bupati Badung
Bali Tribune / Bupati Adi Arnawa (tengah) dan Wabup Bagus Alit Sucipta (kiri)

balitribune.co.id | Mangupura - Kemacetan menjadi masalah utama yang akan ditangani oleh pasangan Bupati dan Wakil Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa-Bagus Alit Sucipta (Adicipta). Pasalnya, kemacetan yang saban hari terjadi berdampak langsung terhadap sendi-sendi kehidupan masyarakat Badung yang bertopang pada sektor pariwisata.

Untuk mengatasi kemacetan ini, solusi utama yang akan digeber oleh pasangan Adicipta adalah dengan membangun infrastruktur jalan. Sejumlah pelebaran jalan dan pembuatan jalan baru bahkan telah dirancang untuk mengurai kekroditan berlalu lintas ini.

Dan tak tanggung-tanggung, Bupati Badung akan meminjam dana hingga Rp 3 triliun untuk pembangunan infrastruktur jalan ini.

Bupati Adi Arnawa mengungkapkan pinjaman uang Rp 3 triliun ini sudah dikaji secara matang. Menurut dia saat ini tidak ada pilihan lain untuk mempercepat infrastruktur harus menggunakan uang pinjaman

Sebab, bila mengandal APBD Badung tidak mungkin. Mengingat porsi APBD tidak boleh terganggu oleh infrastruktur ini.

Bila pembangunan infrastruktur ini terlambat apalagi ditunda-tunda, ia khawatir Pemkab Badung tidak akan mampu lagi membangunnya. Sebab, harga tanah pasti akan semakin mahal yang membuat pemerintah sulit untuk membelinya.

"Jika kita tidak berani melakukan peminjaman, maka perbaikan infrastuktur tidak akan bisa dilaksanakan. Karena kendala utama kita adalah pembebasan lahan," ungkap Adi Arnawa didampingi Wakilnya Bagus Alit Sucipta saat memaparkan 100 hari kerja Adicipta, pada Senin (2/6/2025).

Bupati menyatakan PAD Badung memang tinggi, namun kebutuhan Badung juga tinggi. Jika pihaknya menunggu dari PAD sudah pasti tidak bisa.

"Jika ditunda atau hanya mengandalkan PAD, tentu nilai tanah ini akan terus meningkat. Baru beberapa tahun saja pembebasan lahan di wilayah Sawangan Kuta Selatan yang harga tanah berkisar Rp 300 juta sekarang sudah mencapai Rp 1 miliar," kata Adi Arnawa.

Atas pertimbangan itu, bupati menjadikan infrastruktur sebagai sekala prioritas.

"Mau tidak mau kami harus berani meminjam, yaitu antara Rp 2,8 sampai 3 triliun untuk pengadaan lahan dan pembangunannya," terangnya.

Skema pinjaman, lanjut dia sudah digodok.  Penjajakan dengan perbankan termasuk koordinasi dengan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) di bawah Kementerian Keuangan juga sudah dilakukan.

Namun dari hasil kajian, menurut dia yang paling cepat bisa dilakukan adalah dengan meminjam di Bank Pembangunan Daerah Bali (BPD) Bali.

"Kalau kita menunggu-menunggu tidak akan mungkin. Satu yang harus diingat, harga tanah tidak pernah turun, ini yang berat nantinya. Dan skema sudah kita pikirkan dengan pinjam di bank daerah BPD Bali," tukasnya. 

wartawan
ANA
Category

Raih Gelar Doktor Hukum, Purnamawati Minta Tanah Adat Disertifikatkan

balitribune.co.id | Denpasar - Universitas Warmadewa melahirkan Doktornya yang ke 20. Adalah Ni Luh Gede Purnamawati setelah ujian sidang terbuka disertasinya dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan pada Jumat, 1 Agustus 2025. Dalam disertasinyanya, sang Notaris ini memilih judul "Penyelesaian Sengketa Tanah Adat yang Dimanfaatkan Untuk Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan di Provinsi Bali".

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Jejak Hijau Mahasiswa PNB di Desa Jagapati: Ketika Ilmu, Inovasi, dan Cinta Lingkungan Menyatu dalam KKN-PPM 2025

balitribune.co.id | Mangupura - Di sebuah pagi yang tenang di Desa Jagapati, aroma tanah basah menyambut mentari yang perlahan muncul di balik pepohonan. Di antara alunan suara burung dan deru angin persawahan, tampak sekelompok anak muda berseragam almamater berwarna krem mulai beraktivitas. Bukan untuk berlibur, bukan pula untuk sekadar menyepi dari hiruk pikuk perkuliahan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Mengurai Benang Kusut Sampah di Bali

balitribune.co.id | Denpasar - Bali, pulau yang dikenal dengan julukan "Pulau Dewata," kini menghadapi kenyataan pahit, darurat sampah. Setiap hari, sekitar 3.436 ton sampah dihasilkan, dengan lebih dari 17% berupa plastik . Ironisnya, lebih dari 60% sampah ini berasal dari aktivitas rumah tangga, bukan dari turis atau industri besar.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.