balitribune.co.id | Bangli - Rencana revitalisasi pasar Singamandawa Kintamani yang akan dilaksanakan tahun depan (2022, red) berimbas pada banyaknya pedagang kini berjualan diatas trotoar. Kondisi ini terekam di depan kantor Camat Kintamani. Keberadaan pedagang selain membuat kesan semrawut juga mengganggu kelancaran arus lalin.
Kepala Sat Pol PP dan Damkar Bangli, Dewa Agung Suryadarma saat dikonfirmasi Bali Tribune mengatakan, terkait keberadaan pedagang yang berjualan diatas trotoar sifatnya sementara. Mereka tersebut adalah pedagang yang sebelumnya berjualan di dalam pasar namun karena ada rencana revitalisasi pasar yang dilakukan pemerintah, dan di salah satu sisi masa kontrak tempat mereka habis akhir tahun, sehingga mereka berjualan di atas trotoar untuk sementara waktu sambil menunggu tempat relokasi di buka.
”Karena kondisi dilapangan kami tentu beri toleransi untuk sementara waktu,” ungkapnya, Minggu (26/12).
Kata Agung Surya Darma tentu untuk tempat relokasi pedagang harus disesuaikan dengan jumlah pedagang, sehingga seluruh pedagang bisa tertampung di tempat relokasi.
“Seperti pembangunan pasar Gianyar, pedagang disiapkan tempat relokasi yang memadai, mereka yang tidak ter-cover diberikan ruang jualan di atas trotoar dengan batas waktu yang ditentukan,” sebutnya.
Pejabat asal Puri Susut ini menampik jika dikatakan biang kemacetan adalah keberadaan pedagang yang berjualan di atas trotoar tapi lebih pada tidak teraturnya parkir kendaraan.
”Biang kemacetan arus lalin bukan karena pedagang, namun lebih pada tidak teraturnya parkir kendaraan, maka dari itu kami akan koordinasi dengan pihak terkait,” jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bangli, I Wayan Gunawan saat dikonfirmasi terkait relokasi pedagang belum bisa di hubungi.