Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Jaga Kelestarian Budaya, Koster Gagas KB Empat Anak di Bali

pengerajin
DIALOG - Koster saat berdialog dengan pengerajin di Desa Tumbu di Karangasem.

BALI TRIBUNE - Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati(Koster-Ace) menggelar kampanye di sejumlah titik di Kabupaten Karangasem. Salah satunya adalahmenggelar simakrama dengan ribuan warga di Banjar Bengkel, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Rabu(14/3). Sejumlah program kerja disampaikan oleh Koster. Salah satunya di bidang kependudukan. Kostermenggagas agar program Keluarga Berencana (KB) yang merupakan program pusat dimodifikasi dalampenerapannya di Bali. Dalam praktiknya, program KB mewajibkan kepada penduduk Indonesia untuk membatasi keluargahanya memiliki dua anak. Namun, program itu ternyata berbenturan dengan adat, kultur dan budayaBali. Program KB dua anak pada akhirnya memutus generasi Bali yang sudah sekian lama ada secaraturun temurun. Pada pelaksanaannya, program KB memutus generasi Nyoman dan Ketut yang akhirnyahilang. Ya, struktur anak dalam satu keluarga di Bali memang terdiri dari empat orang. Anak pertamabiasa diberi nama Gede, Putu atau Wayan. Anak kedua Made atau Kadek. Sementara anak ketigaNyoman atau Komang. Sedangkan anak keempat Ketut. “Kalau program KB dua anak, berarti ada generasi Bali yang hilang yakni Nyoman (atau Komang) danKetut. Bali kehilangan kultur dan budaya,” katanya. Selama ini, kata Koster, masyarakat Bali adalahwarga yang paling patuh terhadap program KB. Tetapi, tak ada imbal balik apapun yang setimpal atas kepatuhan tersebut. Ke depan, Koster ingin agar program KB khusus di Bali dimodifikasi dari dua anakmenjadi empat anak. Tujuannya agar tak ada generasi Bali yang hilang. “Saya ingin KB minimum empatanak agar kultur dan budaya kita tidak hilang. Sekian lama generasi kita hilang karena program KB duaanak,” kata dia. Selain hilangnya generasi, ada pula kerugian Bali dalam bidang penganggaran. Sebagai wakil rakyat asalBali yang duduk di Badan Anggaran DPR RI, Koster faham betul bagaimana dana dikucurkan kepadadaerah. “Semua itu dihitung pada jumlah manusia. Misalnya dana BOS, itu dihitungnya berdasarkanjumlah komposisi penduduk di satu wilayah,” ujarnya. “Jadi, semakin sedikit jumlah orang, semakinsedikit pula bantuan yang didapat,” papar dia. Koster menilai kebijakan KB dua anak tak tepatditerapkan di Bali. Ke depan, ia akan melobi pemerintah pusat agar Bali bisa diberikan kekhususan untukmelaksanakan program KB empat anak. Menurutnya, tak ada yang perlu ditakutkan dengan program KB empat anak yang digagasnya. Sebab,saat ini semua sudah ditanggung oleh pemerintah. “Tidak ada lagi alasan banyak anak akan miskin,karena semua sudah dilayani, ditanggung oleh pemerintah. Sekolah dibiayai negara, kesehatan danperumahan juga. Lalu, apalagi alasannya?” tanya Koster. Untuk memperjuangkan idenya jika disetujuioleh rakyat Bali, Koster siap pasang badan. “Saya akan pasang badan. Kalau tidak berani ambil risiko,tidur saja di rumah. Gubernur itu mengurusi rakyat. Saya siap ngayah total sekala dan niskala. Saya akanmembangun Bali setulus-tulusnya, selurus-lurusnya, agar Bali lebih baik dengan konsep Nangun SatKerthi Loka Bali. Tidak ada ragu-ragu, saya sudah siap,” tegas dia. Sementara itu, tokoh masyarakat Banjar Bengkel, Wayan Suwita Ariana, mendukung penuh gagasanKoster. Ia bersama warga siap mendukung, memenangkan dan memilih Koster-Ace pada PemilihanGubernur (Pilgub) Bali 27 Juni. “Program kerja beliau sudah terealisasi jauh sebelum beliau mencalonkandiri menjadi gubernur. Sudah konkret. Kami siap mendukung, memenangkan dan memilih Koster-Ace,”ujarnya. Koster-Ace juga menyempatkan diri meninjau kerajinan pandan di Desa Tumbu, KecamatanKarangasem. Kepada Koster, perwakilan pengrajin bernama Agung Sudanti menjelaskan, butuh waktusekitar satu minggu untuk menghasilkan kerajinan dari daun pandan. Ada banyak kreasi yang dibuatpara pengrajin, di antaranya tikar, tas dan topi. Kelompoknya hanya melakukan proses produksi saja. Sementara untuk penjualannya dibantu olehpengepul yang berada tak jauh dari desanya. “Dari sana, pengepul itu jual lagi ke daerah Bona, Gianyar.Di sana diolah lagi dan harganya jadi tinggi. Tas ini dijual seharga Rp500-700 ribu,” jelas Agung Sudanti.Namun, yang membuat Koster miris saat mengetahui harga jual dari pengrajin ke pengepul. “Kami jualsatu picis Rp25 ribu. Untuk modal Rp 500 ribu sebulan. Untungnya sekitar Rp5 ribu per picis,” jawabnya.Bukan Wayan Koster namanya jika tidak langsung menyelesaikan masalah yang dihadapi warga.Menurutnya, hal utama yang harus dilakukan oleh pengrajin adalah membentuk kelompok berbadanhukum. Menurut Koster, badan hukum yang tepat untuk pengrajin pandan ini adalah koperasi.Nantinya, pengrajin yang membuat kerajinan, karya mereka dijual oleh koperasi yang menaunginya.Dengan koperasi pula kebutuhan teknologi finishing bisa direalisasikan. Sementara untukpemasarannya, Koster memiliki dua skema. Pertama, ia menyarankan agar nantinya koperasi mengontrak toko di tempat-tempat wisata. Produkkerajinan Desa Tumbu adalah barang-barang- barang yang dijual di sana. “Atau skema kedua, koperasiyang menyalurkan produk kerajinan di sini kepada toko-toko yang banyak tersebar di daerah wisataseperti di Candidasa, Taman Ujung maupun obyek wisata di Denpasar, Gianyar dsn Badung. Kan bisadikerjasamakan. Polanya nanti bisa bagi hasil atau lainnya, yang penting adil,” demikian Koster.

wartawan
Redaksi
Category

Hujan Nonstop Sebabkan Banjir dan Longsor, Lima Rumah di Sanggulan Amblas

balitribune.co.id | Tabanan - Hujan nonstop dari Senin (8/9) sampai Rabu (10/9) menyebabkan musibah longsor dan banjir di beberapa titik di Kabupaten Tabanan. Musibah tersebut tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Tabanan. Beberapa yang paling mencolok yakni di Perumahan Lembah Sanggulan, Desa Banjaranyar, Kecamatan Kediri.

Baca Selengkapnya icon click

Hujan Lebat, Karangasem Dikepung Banjir dan Tanah Longsor

balitribune.co.id | Amlapura - Hujan lebat dan angin kencang yang melanda sebagian besar wilayah di Kabupaten Karangasem, mengakibatkan bencana banjir, tanah longsor dan pohon tumbang di beberapa titik lokasi, di antaranya di Banjar Dinas Pangi Tebel dan Banjar Dinas Tengading, Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, warga di dua dusun ini dibuat panik oleh terjangan banjir bandang yang terjadi secara tiba-tiba saat mereka tengah tertidur lelap.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Lokakarya Pembiayaan Berkelanjutan di Bali, Lahirkan Dua Inovasi Pendanaan Laut

balitribune.co.id | Badung - Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) resmi menuntaskan tahap ketiga sekaligus terakhir "Workshop and Knowledge Exchange on Sustainable Financing" di Bali, 8–12 September 2025. 

Kegiatan ini menandai pencapaian penting dalam mendorong solusi pembiayaan jangka panjang bagi konservasi laut dan pembangunan berkelanjutan di kawasan Segitiga Terumbu Karang.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Gerak Cepat Bantu Korban Banjir di Denpasar, Koster dan Jaya Negara Bersinergi Gelontorkan Dana BTT

balitribune.co.id | Denpasar - Gubernur Bali Wayan Koster mengambil langkah cepat dan sistematis dalam penanganan dampak banjir yang melanda sejumlah titik di Kota Denpasar, Badung dan wilayah lainnya. 

Untuk menutupi kerugian material akibat banjir, Gubernur bersinergi dengan Wali Kota Jaya Negara akan menggelontorkan Dana Belanja Tidak Terduga (BTT) yang ada dalam APBD Pemprov Bali dan Pemkot Denpasar. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.