Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Kadek Arimbawa Dukung Pengungkapan Raja Fiktif

Bali Tribune/Kadek Arimbawa

balitribune.co.id | DenpasarTahta raja tanpa silsilah yang jelas, belakangan marak terjadi. Di antaranya yang menyita perhatian publik adalah munculnya Raja dan Ratu Keraton Agung Sejagat (KAS) di Purworejo (Jawa Tengah), Kerajaan Sunda Empire di Bandung (Jawa Barat), serta cabang Keraton Agung Sejagat di Klaten (Jawa Tengah).

Menariknya, fenomena munculnya kerajaan ini juga terjadi di beberapa daerah, tak terkecuali di Bali. Bahkan khusus di Pulau Dewata, ada Raja Majapahit yang disandang oleh anggota DPD RI Perwakilan Bali, Arya Wedakarna (AWK).

Selama ini, 'tahta' yang disandang AWK ini banyak digunjingkan publik di ruang-ruang diskusi informal. Pergunjingan ini semakin menguat ketika AWK dilaporkan ke Ditreskrimum Polda Bali, Selasa (21/1). Laporan dilayangkan oleh I Gusti Ngurah Harta, selaku Koordinator Komponen Rakyat Bali.

Menanggapi pelaporan ini, rekan sejawat AWK di DPD RI periode 2009-2014 dan 2014-2019, Kadek Arimbawa ikut angkat bicara. Ia mendukung pengungkapan fenomena kerajaan yang sering menjadi pergunjingan publik, sehingga menjadi terang benderang.

“Saya tidak ada urusan pribadi dengan AWK. Tetapi melihat fenomena munculnya kasus raja-raja di Indonesia, maka saya setuju jika fenomena yang juga ada di Bali ini diungkap. Ini penting, agar masyarakat Bali juga mengetahui duduk perkara sebenarnya,” tutur politisi yang akrab disapa Lolak, itu.

Kadek Arimbawa mengakui bahwa penyebutan gelar ‘Raja Majapahit’ yang disandang oleh AWK, sesungguhnya sudah berlangsung lama. Namun, politisi yang juga seniman ini mengatakan bahwa sejatinya ada rasa jengah juga menyikapi kondisi ini.

“Ini sudah sejak lama. Hanya karakter masyarakat Bali kan ‘koh omong’. Jadi ya, dibiarkan saja,” ujar Kadek Arimbawa.

Namun dengan maraknya kasus raja-raja fiktif dalam beberapa pekan terakhir, imbuhnya, mau tak mau akan menyeret raja fiktif lainnya di Indonesia. Apalagi, fenomena ini diperkirakan juga melanda beberapa daerah lain di Indonesia, termasuk di Bali.

“Saya mendorong pihak penyelenggara negara, berkait masalah hukum, agar mengatensi pihak-pihak ataupun kegiatan yang mengatasnamakan atau mendudukkan dirinya sebagai seorang raja,” tutur Kadek Arimbawa, yang kini menjabat sebagai Ketua DPD Partai Hanura Provinsi Bali itu.

Hal ini, lanjut Arimbawa, tentu berbeda dengan para raja yang bergabung dalam wadah perhimpunan Raja Nusantara yang pastinya sah. Mereka memiliki silsilah yang jelas, dan diketahui publik luas terkait eksistensinya.

“Apalagi jika mereka yang mengaku sebagai Raja tidak hanya menggunakan anggaran pribadinya dalam berkegiatan, melainkan juga menggunakan anggaran negara dan mendapatkan anggaran internasional ataupun dari luar negeri,” sorot Kadek Arimbawa.

Apakah dukungan terhadap proses hukum terhadap AWK karena dirinya memiliki masalah pribadi dengan AWK? Ditanya demikian, Kadek Arimbawa langsung menepisnya.

“Oh, sama sekali tidak ada, kami baik-baik saja. Hanya karena ini sudah menjadi kontroversi di masyarakat, makanya harus diungkap dengan sebenar-benarnya,” ucapnya.

Arimbawa justru mengingatkan hubungan baiknya dengan AWK, terutama saat duduk di kursi DPD RI periode 2014-2019. Diakui bahwa pada periode itu, AWK sudah pernah diberhentikan sementara karena dalam pleno Badan Kehormatan DPD RI memutuskan bersalah.

“Ya, seingat saya Pleno Badan Kehormatan DPD RI memang memutuskan bersalah. Saat itu Ketua BK sudah membacakan di Sidang Paripurna,” jelas Kadek Arimbawa, mengingat kejadian tahun 2017 itu.

Beruntung, keputusan tersebut tak serta-merta dieksekusi. “Kami anggota DPD RI dari Bali lainnya yaitu Pak Cok Rat (AA Ngurah Oka Ratmadi), GPS (Gede Pasek Suardika) dan saya mengajukan surat penundaan pelaksanaan keputusan tersebut. Dan akhirnya lewat perdebatan dan lobi-lobi, keputusan pemberhentian  bisa ditunda,” jelas Kadek Arimbawa. 

"Ya, kami bertiga melakukan lobi kepada anggota DPD RI lainnya agar ikut menjaga nama Bali,” imbuhnya.

Kasus pemberhentian itu pun diakui lama-lama seperti menguap dan tak terdengar lagi. “Ya, itu kemudian menyusul penguduran diri AM Fatwa dan pimpinan BK bisa direbut wakil Bali, yaitu, GPS dan kasusnya pelan-pelan dicarikan solusi,” kata Kadek Arimbawa. “Setelah itu, baru di era Ketua BK Mervin S Komber keputusan itu dilaksanakan dengan tanpa hingar-bingar lagi,” tambahnya.

AWK sendiri akhirnya maju kembali dalam kontestasi Pemilu 2019, dan berhasil lolos kembali menjadi anggota DPD RI dari Provinsi Bali periode 2019-2024. AWK bahkan meraih 742.781 suara. 

wartawan
San Edison
Category

Serangkian HUT Bangli, Dishub Sediakan Beberapa Kantong Parkir Kendaraan

balitribune.co.id | Bangli - Serangkaian HUT Bangli, areal parkir di seputaran alun-alun Bangli beralih fungsi untuk  tenda pedagang. Sedangkan untuk parkir kendaraan selama berlangsungnya hiburan yang dipusatkan di alun-alun Bangli, Dinas Perhubungan Bangli telah menyediakan beberapa kantong parkir alternatif.

Baca Selengkapnya icon click

Warga Ingin Adopsi Bayi yang Ditemukan di Seribatu

balitribune.co.id | Bangli - Pascamenjalani perawatan intensif di RSUD Bangli, kondisi bayi yang  ditemukan di lapak pedagang durian di wilayah Banjar Seribatu, Desa Penglumbaran, Kecamatan Susut, Kabupaten Bangli kondisinya membaik. Disisi lain banyak warga yang berkeinginan mengadopsi bayi laki-laki tersebut. Sementara pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan mencari pembuang bayi malang tersebut.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Pemkab Tabanan Hendak Tambah Luas Tanam Padi, Target di 2025 Seluas 5 Ribu Hektare

balitribune.co.id | Tabanan -  Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Tabanan hendak menambah luas tanam padi sepanjang 2025 ini. Target penambahan luas tanam itu mencapai lima ribu hektare. Dengan adanya rencana penambahan itu, luas tanam padi di Tabanan pada nantinya diharapkan bisa berkembang dari 38 ribu hektare menjadi 43,168 hektare.

Baca Selengkapnya icon click

Ketua DPRD Tabanan Sepakat Tolak Kemunculan Ormas Baru

balitribune.co.id | Tabanan - Ketua DPRD Tabanan I Nyoman Arnawa turut menyampaikan sikap dan pandangannya terkait kemunculan organisasi masyarakat (ormas) baru. Khususnya di wilayah Kabupaten Tabanan. Terlebih, kemunculan ormas baru tersebut dikhawatirkan berpotensi mengganggu stabilitas keamanan wilayah.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

DPRD Tabanan Bentuk Pansus untuk Segera Bahas RPJMD 2025-2030

balitribune.co.id | Tabanan - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tabanan membentuk panitia khusus atau pansus untuk segera membahas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tabanan 2025-2030. Sesuai rapat internal yang dipimpin Ketua DPRD Tabanan, I Nyoman Arnawa, pada Rabu (7/5), pansus itu dipimpin Ketua Komisi I, I Gusti Nyoman Omardani, dan Ketua Komisi II, I Wayan Lara, pada posisi sekretaris.

Baca Selengkapnya icon click

Alihfungsikan Trotoar untuk Jualan, Pol PP Tertibkan Pedagang

balitribune.co.id | Negara - Satpol PP Jembrana menertibkan para pedagang yang menggunakan trotoar jalan untuk berjualan di Kawasan perkotaan. Selain mengganggu kenyamanan kota, aktiftas para pedagang ini juga mengganggu fungsi fasilitas umum. Setelah beberapakali dilakukan pembinaan, puluhan pedagang nakal yang kedapatan berjualan di sepanjang trotoar di wilayah Kecamatan Jembrana dan Negara akhirnya ditertibkan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.