Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Kartini di Mata Perempuan Bali

Bali Tribune/1). Ida Ayu Widjani, ibu rumah tangga

2). Kadek Clara Sukma Indriyani, Manager Oprasional Perusahaan F&B

3). Dian Enasari mahasiswi, Universitas Udayana

4). Sang Putu Ayu Nili, penjual Lumpia di Pantai Sanur Matahari Terbit.
Peringatan Hari Kartini pertama kali dihelat oleh Yayasan Kartini pada tahun 1918, berlanjut hingga kini. Sehingga perjuangan Kartini tetap abadi.
 
Raden Ajeng Kartini, seorang wanita bergelar Pahlawan Nasional. yang setiap tanggal 21 April diperingati hari kelahirannya karena sumbangsih besarnya bagi wanita Indonesia. Lewat semangat emansipasi wanita yang diperjuangkannya ikut menginspirasi pemudi Indonesia untuk terus berkarya dan berperan bagi kemajuan bangsa.
 
balitribune.co.id | Berikut liputan khusus Bali Tribune tentang Kartini dimata Perempuan Bali.
 
Perjalanan negeri kita, Indonesia, sarat akan sejarah perjuangan anak bangsa, terutama dari kaum perempuan yang membentuk karakter anak bangsa melalui perannya sebagai Ibu.
 
Diantara begitu banyak pelaku sejarah yang harus selalu kenang adalah sosok Ibu Kartini. Lahir pada 21 April 1879, Raden Adjeng (Ayu) Kartini merupakan putri bangsawan dari Desa Mayong, Jepara, Jawa Tengah.
 
"Panggil saya Kartini saja, begitu nama saya," tulis Raden Ajeng Kartini dalam suratnya kepada Estelle H. Zeehandelaar pada 25 Mei 1899.
 
Kalimat itu menunjukkan betapa Kartini gelisah dengan keberadaannya sebagai seorang perempuan di tengah feodalisme Jawa. Sebagai sosok yang kaya akan bacaan, Kartini merasa tidak adil jika perempuan dipaksa mendekam di kediaman sementara laki-laki bebas menempuh pendidikan.
 
Kesadaran Kartini untuk melawan kebiasaan lawas bangkit ketika dirinya dipingit pada usia 12 tahun. Armijn Pane mencatat, Kartini baru 'lepas' secara resmi dari pingitan pada tahun 1898 atau kala umurnya 19 tahun.
"Saya bermaksud akan menghapuskan batas yang menggelikan antara laki-laki dan perempuan yang dibuat orang sedemikian cermatnya. Saya yakin, bila pembatas itu lenyap, hal itu akan berakibat baik terutama untuk laki-laki," kata Kartini kepada Estelle Zeehandelaar, 23 Agustus 1900.
 
Lalu seperti apa sosok Kartini di mata perempuan Bali?  Ida Ayu Widjani (49), misalnya, mengakui Kartini adalah sosok pahlawan yang membela kaum perempuan. 
 
Kartini, tandas Ida Ayu,  adalah sosok pelopor bagi persamaan derajat perempuan nusantara yang mendedikasikan intelektualitas, gagasan, dan perjuangannya untuk mendobrak rasa ketidakadilan yang dihadapi. 
 
“Kartini juga pemikir dan penggerak dari emansipasi wanita. Saya tau ibu Kartini, beliau merupakan sosok pelopor pembela kaum wanita, beliau juga sebagai panutan untuk emansipasi wanita" ujar ibu dua anak dari Lingkungan Celuk Kapal , Mengwi, Badung, Kamis (21/4). 
 
Baginya, Kartini di jaman sekarang harus bisa multitasking. Lebih berawawasan lagi. Itu sebab, Ida Ayu Widjani berharap, agar wanita bisa lebih bahagia dan berdaya. Agar nantinya harga dirinya tidak dijajah oleh laki-laki. 
 
"Semoga banyak wanita lebih bisa bahagia, kuat terus berdaya. Supaya gak gampang diinjak-injak harga dirinya oleh laki-laki dan harus berpendidikan tinggi" pungkas ibu dua anak ini. 
 
Harus punya ide dan gagasan luas
 
Sementara Kadek Clara Sukma Indriyani (22) juga punya pendapat serupa dengan Ida Ayu. Kartini, kata Kadek, merupakan sosok aktivis Indonesia terkemuka yang mengadvokasi hak-hak perempuan dan pendidikan perempuan. 
 
"R A Kartini itu pejuang perempuan. Dulu perempuan kan tidak boleh sekolah tapi karena jasanya maka sekarang perempuan-perempuan di Indonesia bisa bebas mengikuti pendidikan," ujarnya Kadek manager operasional di salah satu perusahaan dibidang F & B.. 
 
Itu sebabnya, Kadek berharap Kartini dimasa sekarang harus  mempunyai ide dan gagasan luas. Dengan begitu, lebih menjunjung tinggi emansipasi wanita agar wanita bisa mencapai keinginannya dan bisa membahagiakan diri sendiri. 
 
"Perempuan jaman sekarang harus bisa berpikir luas, punya ide, dan emansipasi wanita. Agar nantinya bisa mencapai semua keinginannya" ujar Kadek Clara.
 
Komentar lain datang dari Ni Made Putri Maharani (22). Wirausahawan asal Kapal, Mengwi ini,  menegaskan bahwa Raden Ajeng Kartini adalah sosok pejuang wanita dari dulu hingga sekarang. Semangatnya menjadikan perempuan-perempuan masa kini bersemangat untuk meraih mimpi. 
 
"Bagi saya, Kartini menjadi salah satu sosok pejuang wanita yang menjadi role model dari dulu sampai skarang. Semangat R A Kartini yang menjadikan perempuan masa kini juga bersemangat untuk meraih mimpi-mimpi kita" pungkasnya. 
 
Oleh sebab itu, Putri menegaskan Kartini masa kini patut diberikan kepada seluruh perempuan, tanpa memandang fisik, pekerjaan maupun keterbatasan. Setiap perempuan yang berjuang demi kehidupannya.
 
"Sosok Kartini masa kini menurut saya patut diberikan kepada seluruh perempuan, tanpa memandang fisik, keterbatasan, pekerjaan atau apapun. Setiap perempuan yang berjuang demi kehidupannya, berusaha mandiri dan bangkit dari permasalahan" ujar gadis muda itu. 
 
Gadis asal Kapal, Mengwi itu juga berharap agar wanita bisa mandiri, lebih berani dan tentunya lebih bermartabat sebagai seorang perempuan. Bahwa setiap perempuan itu berharga. 
 
"Semoga setiap perempuan indonesia semakin sadar bahwa kita juga berharga. Kita juga berhak untuk kesetaraan gender dan juga memperjuangkan mimpi-mimpi kita untuk merdeka. Harus bisa mandiri, berdiri di atas kaki sendiri, tapi jangan lupa juga tetap beradab sebagai perempuan" tutupnya.
 
Kemandirian dan keberanian 
 
Lain dengan Dian Enasari (23) mahasiswi Universitas Udayana. R.A. Kartini dimata Dian  adalah sosok yang familiar baginya. Karena dia punya peran paling penting dalam memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia. 
 
Menurutnya, sifat R.A Kartini modern adalah wanita-wanita yang mencerminkan kemandirian dan keberaniaan. Hal itu terlihat dari kemauan kebanyakan wanita pada masa sekarang dalam mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dan mengerjakan pekerjaan apapun terlepas beban yang ditanggung. 
 
Ia beranggapan bahwa wanita modern adalah wanita yang berani menyuarakan opini mereka, merangkul kebabasan tanpa adanya keterbatasan gender. Berkat perjuangan R.A Kartini, ia dapat meraih impiannya mengenyam pendidikan diperguruan tinggi. 
 
Sedangkan Ni Nyoman Latrini (53) asal Denpasar, pemilik warung di Pantai Matahari Terbit, Sanur Kaja, Denpasar Selatan, menerangkan bahwa R.A Kartini adalah sosok yang gagah berani dan mandiri. Ia mengaku, bahwa sifat R.A Kartini yang tangguh begitu menginspirasinya. Sebab dulu, pada masa dimana kebebasan perempuan sangat dibatasi, beliau bertekad untuk melawan diskriminasi dan berjuang bagi masa depan wanita-wanita Indonesia. 
 
Ibu sekaligus tulang punggung keluarga ini menjelaskan bahwa sosok wanita modern adalah wanita yang bisa hidup tanpa menggantungkan dirinya kepada laki-laki, mandiri dan tanpa pamrih mengambil pekerjaan apapun yang ada. Kedepannya, ia berharap kedua anak perempuannya bisa tumbuh seperti R.A Kartini yang berjuang tanpa henti demi masa depannya dan berbakti kepada orangtua.
 
Sementara Nanda Lenita (20) mahasiswi Universitas Warmadewa ini mengaku RA Kartini adalah sosok pahlawan yang memperjuangkan hak-hak wanita. "Sosok yang hebat, pintar dan berani" tambahnya.
 
Tidak perlu jauh untuk mencari "sosok" Kartini, seorang ibu rumah tangga menurutnya adalah Kartini di kehidupan sehari-hari. Nanda menambahkan jika perempuan era sekarang harus setara, baik itu dari sisi pendidikan, gender dan juga hal lain. "Raih mimpi setinggi-tingginya" pungkas Nanda.
 
Tak mengenal sosok Kartini 
 
Lain lagi dengan Sang Putu Ayu Nili. Wanita paruh baya penjual lumpia di Kawasan Sanur Matahari Terbit. Wanita asal Banjarangkan, Kabupaten Klungkung ini, berterus terang tak tahu siapa itu Kartini. Wajar saja, karena Sang Putu sendiri juga tak tahu Kamis (21/4) adalah hari Kartini yang diperingati pada setiap tahun. 
 
Jangankan sosok Kartini, Sang Putu juga mengaku tidak tahu tanggal dan tahun kelahirannya sendiri. Walau begitu, ia juga adalah seorang kartini  yang terus berjuang di terik mentari demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
 
Ibu dari tiga anak ini tetap berjualan lumpia meski diakuinya sepi pembeli. "Biasanya kalau ada upacara nganyut baru agak ramai, remaja yang sering nongkrong disini jarang mau beli lumpia. “Tergantung dari ramai atau sepinya pembeli,” kata Sang Putu tentang pendapatan yang bisa dibawa pulang ke rumah.
 
Meski suami dan anak pertamanya sudah bekerja, Sang Ayu tidak mau bergantung hanya pada mereka. Menurutnya, sebagai seorang wanita harus bisa bekerja. Bisa menghidupi anak menjadi motivasinya untuk tetap berjualan. 
 
Pasalnya, pekerjaan suami dan anak pertamanya terdampak pandemi sedangkan anak kedua dan bungsu masih bersekolah. Itulah sebabnya, Sang Ayu berharap kedepan anaknya sukses dengan jalannya masing-masing.
wartawan
M1 M2 M3
Category

DJP Bali Catat Kinerja Positif Penerimaan Pajak Tumbuh 10,32 Persen

balitribune.co.id | Denpasar - Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Bali mencatatkan kinerja positif sepanjang 2025. Hingga Oktober, penerimaan pajak berhasil dihimpun sebesar Rp13,07 triliun, atau 72,68% dari total target tahunan yang dipatok Rp17,99 triliun.

Baca Selengkapnya icon click

Forum Bendesa Adat Ingin Proyek Lift Kaca Dilanjutkan

balitribune.co.id | Semarapura - Forum Paiketan Sejebak Bendesa Adat se-Nusa Penida menyatakan sikap bersama terkait polemik proyek lift kaca di kawasan wisata Kelingking, Desa Bunga Mekar. Perwakilan forum, Jro Ketut Gunaksa, menegaskan seluruh bendesa adat yang hadir sepakat agar pembangunan lift kaca dilanjutkan demi kepentingan masyarakat Nusa Penida.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Bupati Adi Arnawa Ikuti Gotong Royong Semesta Berencana Tanam Pohon dan Bersih Sampah

balitribune.co.id | Mangupura - Kegiatan Gotong royong Semesta Berencana Penanaman Pohon dan Bersih Sampah kembali dilaksanakan serentak di seluruh Bali. Kegiatan utama dipusatkan di Kawasan Pantai Telaga Waja, Kelurahan Tanjung Benoa, pada Minggu (30/11). Sebelum melaksanakan kegiatan penanaman 2.000 bibit pohon Mangrove dan bersih sampah, Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa memimpin Apel kesiapan pasukan.

Baca Selengkapnya icon click

Pedas! Harga Cabai Rawit Tembus Rp 75 Ribu per Kilo di Pasaran Pascakuningan

balitribune.co.id | Amlapura - Usai Hari Raya Kuningan, harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Karangasem melonjak drastis. Di Pasar Amlapura Timur dan Pasar Terminal Karang Sokong, Subagan, Karangasem, harga cabai rawit saat ini sudah menyentuh Rp. 75.000 perkilo untuk kwalitas super, sementara untuk cabai campuran dijual  sebesar Rp. 65.000  perkilo.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Puncak Perayaan HUT ke-532 Kota Singasana Tegaskan Kejayaan Budaya dan Semangat Kebersamaan

balitribune.co.id | Tabanan - Puncak perayaan HUT ke-532 Kota Singasana Tahun 2025 berlangsung meriah di Taman Bung Karno, Jumat (29/11), bersamaan dengan Hari Raya Kuningan. Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., dan Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, mengajak masyarakat merayakan perjalanan panjang Kota Singasana sebagai kota penuh budaya, perjuangan, dan keberagaman.

Baca Selengkapnya icon click

Bupati Sanjaya Buka Pameran UMKM, Puji Kreativitas Pelaku Usaha Tabanan di HUT Kota Singasana

balitribune.co.id | Tabanan - Pemerintah Kabupaten Tabanan kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui pembukaan Pameran IKM/UMKM dalam rangka memeriahkan HUT ke-532 Kota Singasana Tahun 2025. Kegiatan yang berlangsung di kawasan Gedung Kesenian I Ketut Marya Tabanan, Rabu (26/11), dibuka langsung oleh Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., bersama Ketua Dekranasda Kabupaten Tabanan, Ny.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.