Mangupura, Bali Tribune
Untuk dapat memahami lebih jauh tentang sradha dan bhakti, Kantor Kementrian Agama Kabupaten Badung menggelar dharma wacana (penyuluhan,red) di Desa Pakraman Lawak, Desa Belok, Kecamatan Petang Badung. Hadir dalam kegiatan itu, para Kubau dan Kubayan (Pinandita), Bendesa Adat Lawak, Kelian Banjar Adat, Kelihan Banjar Dinas, Kelihan Subak Yeh dan Subak Abian, serta dihadiri oleh KKN mahasiswa IHDN Denpasar.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Badung, I Nyoman Arya S.Ag., M.Pd.H dalam dharma wacananya di Balai Banjar Desa Adat Lawak, Desa Belok, Kecamatan Petang Badung belum lama ini mengungkapkan, salah satu pendekatan yang paling jitu untuk mengkondisikan visi dan misi Kementerian Agama dengan masyarakat adalah melalui tatap muka secara langsung.
“Melalui bahasa agama, dan menyerap aspirasi umat serta mampu memberikan solusi kepada masyarakat untuk mampu lebih meningkatkan sradha dan bhakti, sehingga tujuan Moksartam Jagathita bisa diwujudkan,”terangnya. Arya menambahkan,kegiatan itu bertujuan pula menjadikan masyarakat Badung yang mandiri dan sejahtera.
“Ini adalah sebuah kontribusi dari pemerintah yang patut diketuk tularkan oleh seluruh komponan di lingkungan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Badung sebagai upaya untuk memperkuat eksistensi dan sinergitas dengan pemerintah daerah Kabupaten Badung, dalam mewujudkan masyarakat Badung yang mandiri santhi dan jagathita,”katanya.
Kegiatanini berjalan sangat tertib dengan diisi Dharmatula (diskusi) yang sangat menarik, maklum dalam pemaparannya Nyoman Arya senantiasa merujuk kesusastraan suci Hindu sehingga krama yang mendengar penjelasannya terkesan dan memahami hakekat agama yang sesungguhnya.
Lontar yang dipakai di Bali dalam pelaksanaan ajaran Sradha dan Bhakti dalam agama Hindu, yang diselingi dengan joke-joke menarik, sehingga menambah antusias Krama untuk menyimak isi dharmawecana yang disampaikan.Para prajuru yang hadir sangat mengaresiasi kegiatan yang dilaksanakan, dan berharap untuk kedepannya kegiatan senada bisa berkesinambungan dilakukan, khususnya menyangkut pelaksanaan hari suci (rerainan) keagamaan.