balitribune.co.id | Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru, disebabkan oleh novel severe acute respiratory syndrome- coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang akan memberikan gejala pada saluran pernafasan pada sang penderita. Virus ini dapat ditularkan antar manusia melalui percikan orang yang terinfeksi yang terhirup atau tertelan dan dapat melalui benda- benda yang terkontaminasi seperti gagang pintu, dudukan toilet, tombol lampu, jendela, lemari, hingga kipas ventilasi dan mampu bertahan hingga 72 jam.
Biasanya ditandai dengan beberapa gejala seperti demam, batuk kering, sesak nafas, hilang penciuman dan pada pemeriksaan rontgen dada dapat ditemukan gambaran ground glass opacity. Pada tahun 2020, terdapat 12 dari 38 pasien yang terinfeksi COVID 19 memiliki gejala pada mata. Gejala yang timbul mirip dengan gejala konjungtivitis pada umumnya seperti mata merah, berair, gatal, adanya sensasi mata kering, terasa mengganjal, nyeri, terdapat kotoran pada mata, terasa silau, dan pandangan buram.
Virus corona dapat ditularkan melalui membran mukosa seperti hidung, mata karena sangat mudah terkontaminasi oleh percikan dan cairan tubuh yang infeksius. Mata dapat menjadi salah satu jalur masuk virus oleh karena adanya hubungan saluran pernapasan atas dan mata. Selain melalui percikan, telah diteliti bahwa virus corona dapat menular melalui udara jika terdapat prosedur yang membentuk aerosol seperti tindakan nebulizer. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan baik secara langsung maupun tidak langsung. Droplet atau percikan yang mengandung virus dapat menempel pada permukaan mata yang akan diserap oleh lapisan mata kemudian dialirkan ke rongga hidung.
Pengobatan dengan kondisi tersebut sesuai konjungtivitis viral dengan pengobatan utama berdasarkan gejala yaitu dengan pemberian tetes air mata buatan sekitar 4-10 kali per hari, kompres menggunakan handuk dingin di daerah kelopak mata, hindari menyentuh mata terutama sebelum mencuci tangan atau dengan kain yang terkontaminasi,
dan segera konsultasikan ke dokter.
Pencegahan dapat dilakukan untuk menghindari paparan virus dan memutus rantai infeksi. Rekomendasi WHO dalam menghadapi wabah COVID-19 adalah dengan vaksinasi, melakukan proteksi dasar seperti mencuci tangan secara rutin dengan alkohol atau sabun dan air, menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki gejala batuk atau bersin, melakukan etika batuk atau bersin, dan berobat jika memiliki keluhan yang sesuai kategori suspek covid. Jarak yang harus dijaga adalah minimal satu meter. Bagi tenaga medis penggunaan proteksi lengkap dan tahapan penggunaan yang tepat meliputi masker, goggle atau proteksi mata, pakaian pelindung, dan sarung tangan. Menjaga higenitas terutama tangan dengan selalu mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, menghindari menyentuh mata mulut atau hidung sebelum cuci tangan.