
balitribune.co.id | Negara - Pascatragedi tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali pada Kamis (3/7/2025) dini hari, hingga Senin (7/7) sore operasi pencarian masih terus dilakukan. Evakuasi korban yang ditemukan di perairan selat Bali tidak ke Jembrana, namun langsung ke Banyuwangi untuk identifikasi.
Operasi pencarian yang dilakukan Tim SAR Gabungan khususnya di perairan Selat Bali terus membuahkan hasil. Jumlah korban yang ditemukan bertambah. Setelah penemuan jenazah yang mengapung pada Minggu (6/7) oleh Tim SAR Gabungan dan dilakukan identifikasi di Banyuwangi, pada Senin (7/7) dinyatakan korban tersebut adalah I Kadek Oka (51), seorang sopir truk tronton yang terdaftar di manifes kapal nahas itu.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, jenazah warga Desa/Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Bali ini ditemukan terapung di perairan sekitar koordinat 08º 18,532’ S 114º 26,687’ E. Jaraknya sekitar 5,7 hingga 6 mil laut dari titik tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya. Setelah ditemukan, jenazah segera dievakuasi menggunakan perahu karet KRI Tongkol 517 melalui Dermaga Pusri, Ketapang, Banyuwangi.
Proses identifikasi jenazah dilakukan oleh Dokpol Polda Jawa Timur. Identifikasi primer dilakukan berdasarkan sidik jari dan struktur gigi korban. Jenazah berjenis kelamin laki-laki, dengan ciri-ciri kepala botak, rambut luruh hitam beruban, wajah bulat, berkumis, dan berjenggot. Pakaian yang dikenakan korban saat ditemukan juga menjadi petunjuk penting: celana pendek abu-abu kehijauan dengan banyak kantong.
Ciri-ciri ini sangat cocok dengan keterangan dan informasi yang diberikan oleh pihak keluarga korban. Dari pemeriksaan forensik serta kecocokan data primer dan konfirmasi keluarga, jenazah ini dipastikan atas nama I Kadek Oka. Dari informasi yang diperoleh, selain jenazah Kadek Oka, Tim SAR Gabungan juga menemukan satu jenazah lagi yang hingga kini masih dalam tahap identifikasi di RSU Blambangan, Banyuwangi.
Dengan teridentifikasinya I Kadek Oka sebagai korban meninggal, data korban terus diperbarui. Berdasarkan data yang dihimpun hingga Senin (7/7) malam pukul 21.00 Wita, jumlah korban yang berhasil diselamatkan masih tetap 30 orang, sedangkan korban yang terevakuasi dalam keadaan meninggal dunia kini sudah berjumlah 7 orang. Data ini mencakup total korban yang ditemukan sejak hari pertama hingga hari kelima operasi pencarian.
Direktur RSU Negara, dr. Putu Eka Indrawati dikonfirmasi Senin malam menyatakan setelah kejadian di hari pertama, yakni dari operasi hari kedua hingga hari kelima, belum ada lagi korban musibah tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya yang dievakuasi ke RSU Negara. "Di hari pertama saja ada 2 orang korban yang sempat dirawat dan 6 korban meninggal dievakuasi ke RSU Negara. Sampai sekarang belum ada lagi,” ujarnya.
Ia menyatakan korban lainnya yang ditemukan pada operasi perncarian di perairan Selat Bali tersebut tidak dievakuasi ke RSU Negara melainkan langsung ke Banyuwangi. Begitupula identifikasi korban dilakukan langsung di Banyuwangi “Korban lain yang ditemukan tidak dievakuasi ke Jembrana tapi langsung dievakuasi ke Banyuwangi. Tapi kami di Posko Terpadu di RSU tetap siaga 24 jam," ungkapnya melalui ponselnya.
Selain duka yang mendalam, tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali ini juga mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Jembrana. Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna. Seperti yang diungkapkannya dalam apel rutin yang digelar di halaman Kantor Bupati Jembrana, Senin (7/7). Ia mengajak seluruh jajaran ASN dan lapisan masyarakat Jembrana untuk mendoakan para korban.
Selain memperkuat solidaritas, juga pemerintah daerah juga merempati terhadap para korban dan keluarga yang berduka. "Atas nama Pemerintah Kabupaten Jembrana, saya mengajak seluruh pegawai dan masyarakat untuk bersama-sama mendoakan para korban. Semoga yang belum ditemukan segera ditemukan dalam keadaan terbaik, dan yang telah berpulang mendapatkan tempat layak di sisi Tuhan," tandasnya.