BALI TRIBUNE - Pasanan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, I Wayan Koster- Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace) menggelar kampanye terbatas di sejumlah lokasi di Karangasem. Ada beberapa agenda kampanye yang dilaksanakan pasangan yang diusung PDIP bersama partai koalisinya yakni Hanura, PKPI, PPP, PAN dan PKB ini seperti bertemu dan berdialog dengan para nelayan di Pantai Pasir Putih, Desa Bugbug, Karangasem, serta menggelar kampanye terbatas di Desa Ulakan, serta kegiatan di Desa Tenganan Pegringsingan.
Dalam dialognya dengan para nelayan di Pantai Pasir Putih, Bugbug, pasangan KBS-ACE banyak menerima aspirasi dari para nelayan yang intinya meminta KBS-ACE mencarikan solusi tentang berbagai permasalahan yang dihadapi oleh para nelayan setempat, diantaranya soal perlengkapan menangkap ikan, jukung serta masalah pemasaran hasil tangkapan nelayan. Para nelayan berharap ada program bantuan bagi para nelayan, seperti bantuan jukung, mesin, jaring dan lain sebagainya.
“Untuk jukung harganya sekitar Rp. 19 juta, mesin Rp. 20 juta, dan jaring sekitar Rp. 5 juta sehingga total sebesar Rp. 40 juta pernelayan. Dan ini semestinya difasilitasi oleh pemerintah daerah kedepan,” sebut Wayan Koster kepada wartawan usai kampanye terbatas di Desa Ulakan, Senin (12/3). Dan, jika terpilih nantinya, dia berkomitmen untuk memberdayakan kelompok nelayan di Bali, khususnya di Karangasem. Yakni dengan membentuk kelompok terorganisir.
“Ya nantinya bisa dalam bentuk koperasi yang anggotanya para nelayan, sehingga bisa diberikan program yang membantu meringankan beban para nelayan ini,” ujar Koster. Dengan demikian, nantinya semua nelayan di Karangasem bisa terwadahi dengan baik dan bisa mengikuti aturan main yang ada, serta bisa diberikan program yang memang diperuntukkan bagi masyarakat pesisir dan kelompok-kelompok nelayan.
Yang kedua menurut Koster, berkaitan dengan hasil tangkapan para nelayan. Sesuai dengan harapan para nelayan di Karangasem, pihaknya jika terpilih menjadi Gubernur Bali, akan mendirikan Balai Lelang Ikan (BLI) di Karangasem. Menurutnya usulan dari para nelayan tersebut cukup masuk akal, mengingat hasil tangkapan ikan nelayan di Karangasem memang cukup besar, dan selama ini hasil tangkapan mereka itu masih di drop atau dijual ke BLI Kusamba, Klungkung.
“Mereka (para nelayan,red) mengharapkan ada balai lelang ikan di Karangasem, dan ini menurut saya cukup masuk akal. Karena nelayan di Karangasem ini kan sebenarnya lebih banyak! Jadi semestinya pusat pelelangan ikan itu ada di Karangasem,” ucapnya. Koster mengaku sangat berkomitmen untuk itu, sehingga harga ikannya jauh lebih baik. “Sebab kalau dibawa ke sana kan pemainnya banyak. Tengkulak-tengkulaknya banyak. Saya kira ini harus dipecahkan,” tutupnya.