BALI TRIBUNE - Tim hukum dan advokat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, WayanKoster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, Jumat (20/4), resmi dideklarasikan. Mengambil tempat di Kantor DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, sebanyak 140 orang bergabung dalam tim hukum dan advokatWayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati.Didapuk sebagai Ketua Tim Hukum dan Advokat Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati adalahGede Indria. Sementara sekretaris dijabat oleh Ni Made Sumiati dan bendahara I Ketut Bakuh. Di sisilain, I Wayan Sudirta, Suryatin Lijaya dan Robert Khuana sebagai penasehat tim. Dalam sambutannya,Gede Indria menyebutkan jika jumlah pengacara yang tergabung dalam tim hukum berjumlah 140advokat. Kabar gembiranya, hingga kini masih banyak yang meminta untuk bergabung dengan timhukum mengawal Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati. “Kita akan tampung teman-teman yang meminta untuk bergabung. Dari 140 orang ini ada yang mantanhakim, mantan jaksa dan mantan polisi. Mari kita bekerja untuk Bali, mari kita sumbangkan gaga sankita untuk membangun Bali,” ajak Indria. Wayan Koster dalam sambutannya menegaskan harapan agarPilkada serentak 27 Juni 2018 berjalan nyaman, aman, damai, sukses serta bermartabat. Ia memintakepada tim hukum yang dilantiknya untuk memberikan arahan dan pencerahan aturan hukum dalammasa kampanye Pilgub Bali agar berjalan sesuai koridor yang telah ditentukan. “Beri kami arahan, pencerahan, supaya kami tidak melanggar aturan, rule-nya benar. Kami sedangmenjadi sorotan dalam beberapa aspek,” jelas Koster. Dalam dinamika Pilkada, tentu para kontestaningin ke luar sebagai pemenang. Dalam mencapai hal tersebut, tak melulu cara-cara baik dilakukan. Caratak beretika pun bisa ditempuh oleh pihak lawan. “Kami sendiri ingin mengedepankan cara-cara yangsantun, simpatik dan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat secara sehat yang berimbaspada peningkatan kualitas demokrasi kita,” harap Koster. Kandidat yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKPI, PKB dan PPP itu menghindari upayakemenangan yang diraihnya pada 27 Juni 2018 nanti dengan perbuatan yang menciderai prosesdemokrasi. “Kami tidak ingin kemenangan diraih dengan cara tidak beradab. Kami ingin menangbermartabat,” ujarnya. Untuk itu, Koster menegaskan kepada tim hukum, struktur partai dan relawan agar menghindari upayamemfitnah kandidat lain, menyerang dan membunuh karakter orang. “Apalagi dengan memanfaatkanmedia sosial secara tidak bertanggungjawab,” tegas dia. Koster mengakui jika sejak lama ia terusmenjadi sorotan dari pihak lain, utamanya di media sosial. Ia pribadi, tak ingin latah melakukan cara-carayang sama. Hanya saja, jika serangan yang diarahkan kepadanya kebablasan, membunuh karakterpribadinya dan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati dan keluarga, tentu hal itu tak bisa dibiarkan begitusaja. Pada titik itu, tim hukum harus mengambil sikap dan bertindak. “Tindakan itu untuk memberikanperlindungan kepada kami, bukan untuk menyerang pihak lain. Jadi tujuannya positif, agar pilkada iniberjalan sesuai relnya dan menghindari masalah hukum yang kemungkinan timbul,” ucap dia. Tak hanyaselama Pilkada saja, usai terpilih sebagai Gubernur Bali pada 27 Juni 2018 ia juga meminta tim hukumtetap megawalnya dalam membangun Bali ke depan. “Ke depan setelah menang terus kawal saya dalamproses membangun Bali. Menjalankan kebijakan ini harus transparan, akuntabel, termasuk harus benarkoridor hukumnya. Saya minta dikawal dengan baik agar pembangunan Bali berjalan sesuai aturan,”katanya. Hal senada juga diungkapkan oleh Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati yang berharap kemenangan yangakan diraih pada Pilgub Bali tak tercoreng oleh aksi tak terpuji. “Kami ingin kemenangan bisa dicapaidengan cara terhormat dan beradab,” tutupnya.