Lantik Tim Hukum 140 Advokat, Koster Ingin Pilgub Bali Bermartabat | Bali Tribune
Diposting : 23 April 2018 15:14
Redaksi - Bali Tribune
media sosial
Tim hukum pasangan Koster-Ace usai dideklarasikan, Jumat (20/4).
BALI TRIBUNE - Tim hukum dan advokat pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan
Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, Jumat (20/4), resmi dideklarasikan. Mengambil tempat di
 
Kantor DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, sebanyak 140 orang bergabung dalam tim hukum dan advokat
Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati.
Didapuk sebagai Ketua Tim Hukum dan Advokat Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati adalah
Gede Indria. Sementara sekretaris dijabat oleh Ni Made Sumiati dan bendahara I Ketut Bakuh. Di sisi
lain, I Wayan Sudirta, Suryatin Lijaya dan Robert Khuana sebagai penasehat tim. Dalam sambutannya,
Gede Indria menyebutkan jika jumlah pengacara yang tergabung dalam tim hukum berjumlah 140
advokat. Kabar gembiranya, hingga kini masih banyak yang meminta untuk bergabung dengan tim
hukum mengawal Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati.
 
“Kita akan tampung teman-teman yang meminta untuk bergabung. Dari 140 orang ini ada yang mantan
hakim, mantan jaksa dan mantan polisi. Mari kita bekerja untuk Bali, mari kita sumbangkan gaga san
kita untuk membangun Bali,” ajak Indria. Wayan Koster dalam sambutannya menegaskan harapan agar
Pilkada serentak 27 Juni 2018 berjalan nyaman, aman, damai, sukses serta bermartabat. Ia meminta
kepada tim hukum yang dilantiknya untuk memberikan arahan dan pencerahan aturan hukum dalam
masa kampanye Pilgub Bali agar berjalan sesuai koridor yang telah ditentukan.
 
“Beri kami arahan, pencerahan, supaya kami tidak melanggar aturan, rule-nya benar. Kami sedang
menjadi sorotan dalam beberapa aspek,” jelas Koster. Dalam dinamika Pilkada, tentu para kontestan
ingin ke luar sebagai pemenang. Dalam mencapai hal tersebut, tak melulu cara-cara baik dilakukan. Cara
tak beretika pun bisa ditempuh oleh pihak lawan. “Kami sendiri ingin mengedepankan cara-cara yang
santun, simpatik dan memberikan pendidikan politik kepada masyarakat secara sehat yang berimbas
pada peningkatan kualitas demokrasi kita,” harap Koster.
 
Kandidat yang diusung PDI Perjuangan, Hanura, PAN, PKPI, PKB dan PPP itu menghindari upaya
kemenangan yang diraihnya pada 27 Juni 2018 nanti dengan perbuatan yang menciderai proses
demokrasi. “Kami tidak ingin kemenangan diraih dengan cara tidak beradab. Kami ingin menang
bermartabat,” ujarnya.
 
Untuk itu, Koster menegaskan kepada tim hukum, struktur partai dan relawan agar menghindari upaya
memfitnah kandidat lain, menyerang dan membunuh karakter orang. “Apalagi dengan memanfaatkan
media sosial secara tidak bertanggungjawab,” tegas dia. Koster mengakui jika sejak lama ia terus
menjadi sorotan dari pihak lain, utamanya di media sosial. Ia pribadi, tak ingin latah melakukan cara-cara
yang sama. Hanya saja, jika serangan yang diarahkan kepadanya kebablasan, membunuh karakter
pribadinya dan Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati dan keluarga, tentu hal itu tak bisa dibiarkan begitu
saja.
 
Pada titik itu, tim hukum harus mengambil sikap dan bertindak. “Tindakan itu untuk memberikan
perlindungan kepada kami, bukan untuk menyerang pihak lain. Jadi tujuannya positif, agar pilkada ini
berjalan sesuai relnya dan menghindari masalah hukum yang kemungkinan timbul,” ucap dia. Tak hanya
selama Pilkada saja, usai terpilih sebagai Gubernur Bali pada 27 Juni 2018 ia juga meminta tim hukum
tetap megawalnya dalam membangun Bali ke depan. “Ke depan setelah menang terus kawal saya dalam
proses membangun Bali. Menjalankan kebijakan ini harus transparan, akuntabel, termasuk harus benar
koridor hukumnya. Saya minta dikawal dengan baik agar pembangunan Bali berjalan sesuai aturan,”
katanya.
 
Hal senada juga diungkapkan oleh Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati yang berharap kemenangan yang
akan diraih pada Pilgub Bali tak tercoreng oleh aksi tak terpuji. “Kami ingin kemenangan bisa dicapai
dengan cara terhormat dan beradab,” tutupnya.