Diposting : 26 April 2019 11:42
Redaksi - Bali Tribune
balitribune.co.id | Gianyar - Berbagai lomba yang cukup menghibur dihadirkan serangkaian HUT Kota Gianyar ke-248 tahun 2019 ini. Salah satunya, pementasan permainan tradisional macecimpedan tingkat SD se-Gianyar. Selain kocak, jebakan dengan "Basa" Bali juga membuat penonton dewasa bernostalgia dengan permainan tradisional yang berbasis sastra ini.
Dimainkan secara berpasangan dan beradu dengan pasangan lainnya, peserta wajib menguasai perbendaraaan kruna basa Bali dan benar-benar diuji. Termasuk pengetahuan untuk seberapa besar pengetahuan anak tentang benda dan sebutannya, meski kini sudah jarang dibahasakan dalam keseharian mereka. Permainanini pun mengundang tawa penonton dan juri, karena diselingi candaan khas anak-anak Bali.
Untuk lebih menarik minat anak-anak menekuni seni tradisional ini, peserta juga melontarkan pertanyaan yang dilakukan dengan tembang sehingga terdengar lebih menarik,lebih segar dan tidak monoton tanpa menghilangkan substansi dari cecimpedan itu sendiri.
“Lomba Sastra Bali ini adalah salah satu upaya Pemkab Gianyar menyelamatkan Bahasa Bali sebagai bahasa ibu,“ ungkap Plt. Kabid Dokumentasi Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, Cokorda Dalem Krisnadi W. Disela-sela lomba yang berlangsung di Balai Budaya Gianyar, Kamis (25/4) kemarin.
Disebutkan, lomba itu berlangsung selama 2 hari (25- 26 April) bekerjasama dengan Widya Sabha Dharma Githa Kabupaten Gianyar serta Penyuluh Bahasa Bali di wilayah itu.
Selain lomba mececimpedan antar siswa SD, pada perayaan kali ini juga digelar lomba mesatua Bali dan lomba ngrupak (menulis aksara Bali pada lontar,red) untuk kategori anak-anak.
Pada kedua atau Jumat (26/4) hari ini, dilaksanakan lomba untuk kategori siswa SMA/SMK seperti lomba ngewacen (membaca,red) lontar dan, menulis cerpen berbahasa Bali modern.
“Lomba ini juga untuk mendukung Pergub Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, serta sastra Bali, selain juga bertujuan untuk lebih meningkatkan kecintaan terhadap bahasa dan Sastra Bali,” jelas Cok. Dalem Krisnadi.
Kasi Pengkajian dan Pengembangan Kebudayaan Disbud Gianyar, Ni Made Sitiari,SS menambahkan, meski rutin digelar dari tahun ke tahun lomba nyastra ini tidak sepi peminat maupun pengunjung. Terbukti dengn tingginya kehadiran pengunjung pada kegiatan dimaksud.
Ditambahkan Made Sitiari, lomba ini juga bertujuan menjaring bibit- bibit potensial dalam bidang seni sastra Bali. Dan untuk juara pertama pada lomba ini berhak mewakili Kabupaten Gianyar pada ajang yang sama di PKB Bali 2019 nanti.