Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Memuliakan Air sebagai Sumber Kehidupan

Bali Tribune

I Komang Warsa - Guru SMA Negeri 1 Rendang

balitribune.co.id | TEMA yang diusung dalam Pesta Kesenian Bali 2022 adalah “Danu Kerthi Huluning Amerta (memuliakan air sebagai sumber kehidupan)”. Tema ini menyadarkan penulis dan manusia pada umumnya akan pentingnya keberadaan air sebagai sumber kehidupan bhuana. Air membawa dan menyebarkan aura lingkaran perdamaian bagi kehidupan manusia jika air dikleola dan dihargai sepatutnya. Oleh sebab itu, air harus dijaga dengan seimbang baik air yang ada pada makrokosmos (bhuana agung) maupun pada mikrokosmos (bhuana alit). Jika tidak ada keseimbangan air dalam dua bhuana ini akan menyebabkan petaka atau sumber bencana dan penyakit. Jika alam semesta tidak ada keseimbangan air maka akan mendatangkan bencana seperti banjir, tanah longsor, dan jika bhuana alit (mikrokosmos) atau tubuh manusia tidak ada keseimbangan air maka manusia akan mengalami sakit seperti panas dingin atau sakit yang lain bahkan jika kekurangan air (dehidrasi) akan menyebabkan kematian. Jadi memuliakan air pada dua bhuana sangatlah penting demi keharmonian kehidupan terjaga.

Pesta Kesenian Bali (PKB) adalah sarana untuk mengajegkan Bali dari tradisi budaya, adat yang selalu terkoneksi dengan agama Hindu dresta Bali. Budaya, adat, dan agama Hindu yang saling menguatkaan sehingga adat dan budaya Bali memiliki taksu energi spiritual  yang tidak usah diperdebatkan di alam modernisasi kesejagatan. Pesta Kesenian Bali (PKB) selalu mengusung  tema-tema yang dipilih setiap tahunnya menyentuh kanal-kanal tradisi baik tradisi sakral maupun tradisi profan untuk menunjang pariwisata Bali tanpa menghilangkan identitas ke-Bali-an orang Bali. Tanah Bali memiliki taksu yang sangat kuat karena setiap jengkal tanah Bali selalu dihormati secara sekala - niskala sebagai ibu ning ibu atau Ibu tanah dan bagi orang Bali menyebut sebagai ibu pertiwi. Ibu pertiwi sebagai penyangga kehidupan setelah kita lahir dari ibu reka/rupaka dan mendapat pengetahuan dari ibu saraswati itulah yang disebut Tri Ning Ibu. Ketiga ibu inilah sebenarnya penyangga kehidupan menuju keharmonisan dan kemuliaan. Akan tetapi, jika tidak ada air semuanya akan sirna. Dengan demikian danu kertih dan segara kertih sebagai sumber kehidupan yang harus selalu dijaga secara sekala-niskala.

Sifat air memiliki  multi dimensi dan multi guna. Keunikan sifat dan sebaran air dalam skala makro dan mikro memang luar biasa makanya air sangat dibutuhkan dan menjadi vital dalam kehidupan makhluk hidup. Jika tanpa air kehidupan menjadi terancam bahkan nyaris kehidupan menjadi sirna. Air merupakan elemen dasar penyusunan alam semesta dan sebagai bagian dari Panca Mahabuta. Akan tetapi, bukan alam semesta saja yang membutuhkan air, manusia pun sangat membutuhkan air karena air tidak boleh kering dalam dua bhuana. Bisa dibayangkan jika semesta dan tubuh tanpa air dan apa yang terjadi? Peradaban air di Bali bagian dari nafas budaya orang Bali yang bisa dilihat dari  dua sisi yaitu profan dan juga air yang disakralkan seperti tirta atau sumber air pancoran yang dipergunakan untuk melukat. Air menjadi sarana yang teramat penting dalam upacara-upacara keagamaan di Bali. Peradaban air yang disakralkan bisa dilihat dari sisi spiritual. Misalnya upacara-upacara yang selalu menggunakan air dari melukat sampai dijadikan tirta. Masyarakat Hindu di Bali meyakini sekali tentang kesakralan air maka Setiap sumber mata air selalu ada pelinggih. Secara profan sering dimanfaatkan sebagai lingkar perdamaian karena di mana ada air kesejukan pasti bersemai. Air adalah ilham kedamaian, pembawa kesejukan dan berkah kehidupan jika manusia bisa mengelola dan memuliakan air. Jika air tidak dikelola dan tidak terjaga dengan baik maka petaka sudah di ujung mata seperti kekeringan, tanggul jebol berakit banjir bandang dan sebagainya.

Air sebagai spirit keagamaan dalam sekala ritual kehidupan masyarakat Bali diyakini sebagai pembersih dan penyucian. Bersih dan suci adalah dua hal yang bermakna berbeda ditinjau dari keyakinan orang Bali yang beragama Hindu. Bersih belum tentu suci karena suci lebih bersifat ke spirit keagamaan. Air yang bersih dan suci dikasi japa mantra dan doa akan melahirkan tirta sanjiwangi. Air yang bersih belum tentu digolongkan suci jika dilihat dari tempat dan keberadaan air tersebut. Air membersihkan kotoran dan sebagai sarana purifikasi berbagai obyek untuk upacara dan ritual keagamaan. Air yang kotor jika didiamkan akan bersih kembali, begitulah sifat air akan menjernihkan sendiri.  Perilaku memuliakan air sebagai wujud nyata melalui mejaga lingkungan seperti lingkungan hutan, sumber mata air dan juga menggunakan air secara tepat guna. Jika mengabaikan hal tersebut nanti tinggal air mata yang bisa menggantikan mata air.

Air sebagai kemaslahatan hidup manusia karena tanpa air manusia dan tumbuhan akan sirna ditelan terik matahari. Danu kertih atau danau sebagai aspek ibu yang hening yang mengalirkan kehidupan. Sama halnya ibu menyusui juga mengalirkan air sebagai toya segara empahan yang mengalirkan kehidupan yang berkarakter jika seorang ibu memberikan ASI secara iklas dan tulus. Saat bayi menyusui terjadi komunikasi non verbal antara anak dan ibu. Menyusui juga bagian dari tujuh aliran air dalam tubuh  yang disebut Saptanadi. Danau (danu kertih) adalah air, laut (segara kertih) juga air dan dalam tubuh manusia juga terkandung 80 % adalah air maka air adalah vital sekali dalam bhuana agung dan bhuana alit. Memberikan energi positif berarti mengubah energi air dalam tubuh dan berdampak baik pada tubuh. Berikap positif dan optimis karena akan mengubah kristal air dalam tubuh menjadi lebih baik. Ibaratnya segelas air dalam gelas jika diberikan energi bahasa yang positif berupa japa mantra akan menjadi sebuah obat. Dengan demikian air harus terjaga dari kesejagatan baik dalam semesta maupun dalam tubuh karena keduanya membutuhkan air. Memperlalukan air agar menumbuhkan getaran positif dan Kristal air menjadi indah seindah kata-kata yang terucap masuk ke dalam air dan akan menjadi obat dan sumber kedamaian hidup. Berucaplah yang baik dan benar karena energy bahasa akan bisa memengaruhi energy air dalam tubuh. Salam damai dan rahayu.

wartawan
I Komang Warsa
Category

Gerakan Wisata Bersih Momentum Memperkuat Aspek Kebersihan dan Keberlanjutan

balitribune.co.id | Denpasar - Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana meyakini Gerakan Wisata Bersih (GWB) dapat menjadi momentum untuk memperkuat aspek kebersihan dan keberlanjutan destinasi wisata di Indonesia.

"Saya percaya, Gerakan Wisata Bersih dapat menjadi sebuah langkah untuk menjawab tantangan besar dalam menjaga kebersihan, kelestarian, dan keberlanjutan destinasi wisata kita,” ujarnya dalam siaran persnya, Kamis (24/4).

Baca Selengkapnya icon click

Berharap Atraksi Seni Budaya Bertepatan Galungan, Tidak 'Luntur'

balitribune.co.id | Kuta - Sejumlah wisatawan yang berwisata di Pulau Bali saat Hari Raya Galungan tampak antusias menyaksikan penampilan seni budaya Bali. Wisatawan berharap, budaya Bali tidak pernah 'luntur' sehingga bisa dilihat wisatawan lainnya untuk mengetahui kekayaan budaya Indonesia.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

DPRD Badung Gelar Rakor Bersama Pemkab Badung, Bahas Penetapan Hasil Evaluasi Raperda RTRW 2025–2045

balitribune.co.id | Mangupura - Kalangan DPRD Badung pada Senin (21/4) menggelar rapat koordinasi dengan eksekutif untuk membahas penetapan hasil evaluasi Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Badung Tahun 2025–2045.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Salah Pergaulan, 182 Siswa SMP Terancam Drop Out

balitribune.co.id | Singaraja - Ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Buleleng terancam drop out (DO). Berbagai alasan disebut menjadi penyebab mereka terancam DO, selain faktor kemiskinan, kemiskinan ekstrem, yang menarik diantaranya salah pergaulan. Hal itu disampaikan Ketua DRPD Buleleng Ketut Ngurah Arya merespon ada sebanyak 182 siswa SMP yang terancam DO.

Baca Selengkapnya icon click

Program Bedah Rumah di Badung Banyak Tak Tepat Sasaran

balitribune.co.id | Mangupura - Program bedah rumah di Kabupaten Badung menjadi sorotan. Pasalnya, program yang ditujukan untuk warga miskin ini dalam pelaksanaannya diduga banyak yang tidak tepat sasaran. Bahkan disinyalir ada beberapa warga yang mampu dapat bedah rumah, sementara warga yang betul-betul miskin dan tidak punya rumah tidak dapat.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.