Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Mendayagunakan ESQ di Masa Pandemi

Bali Tribune / I Komang Warsa

balitribune.co.id | Pandemi Covid 19 sudah meresahkan dan menggelisahkan umat manusia dan bahkan sudah memasuki pintu gerbang ketakutan. Setahun lebih sudah umat manusia di dunia berperang melawan pandemi covid 19 sebagai musuh umat manusia yang tidak terlihat. Sasab merana yang disebut covid menyebabkan kecerdasan manusia menjadi labil dan kadang membarakan api emosional dan hamper tidak terkontrol . Tak pelak lagi di antara umat manusia selalu saling menyalahkan bahkan tersulut api emosi karena kegelisahan dan ketakutan di masa pandemi ini. Terkadang tingkat kecerdasan umat manusia tidak bisa terkontrol bahkan berujung saling menghina, saling menyalahkan bahkan berita-berita hoak kadang meraja rela di dunia maya bahkan berujung pada ranah meja hijau. Masyarakat penuh curiga antar sesama, penuh curiga dengan petugas kesehatan bahkan rasa tak peduli dengan pemerintah. Lingkungan seakan dipenuhi monster-monster virus yang siap mernerkam dan senyum tegur sapa menjadi mahal lagi. Seakan dua bhuawa (bhuana agung dan alit)  ini berada pada titik nadir keresahan dan ketakutan oleh virus yang mengguncang kesejagatan.  Pandemi corona virus (Covid) 19 merupakan gejala penyakit yang bersifat kejadian apokaliptik (bencana besar yang tentu membawa sebuah perubahan). Perubahan pada sistem tatanan social yang sebelumnya euporia dengan keangkuhan diri lupa menyeibangkan atau mengharmosikan alam buana agung dan alam bhuana alit, lupa mengharoniskan dan mendayagunakan kecerdasan masing-masing. Manusia yang serba terbatas harus bisa menguak yang tidak terungkap secara kasad mata dari bencana. Mulat sarira dari tingkah manusia untuk memutar cakra kesadaran, yakin dibalik bencana pasti ada berkah, dibalik musibah pasti ada rencana Tuhan yang terbaik untuk umatnya. Masa gawat kemanusiaan seperti saat ini mendayagunakan kecerdasan  ESQ sangat diperlukan. Jika ESQ tidak dimanajemen dengan baik adalah awal permasalahan individual dan global yang tentu menyasar dua bhuana kehidupan pada titik nadir kehancuran peradaban.

Pandemi Corona Virus sebagai bhuta yang lagi lewat dan berjalan maka kita harus minggir demi sebuah keselamatan. Pandemi semestinya harus dihadapi dengan mendayagunakan dan menyeimbangkan ESQ sebagai kecerdasan untuk bisa menguatkan pikiran, imun dan iman. Pikiran, tubuh dan emosi merupakan satu kesatuan saling berkelindan. Pikiran membentuk emosi serta pikiran dan tubuh selalu bekerja sama, saling memengaruhi karena keduanya alat sang jiwa dalam hidup. Jika terjadi musibah pikiran harus selalu positif agar melahirkan imun yang baik serta iman yang tawakal dan justru jangan saling menyalahkan. Hidup menmang sebuah rangkaian perubahan alami dan spontan (Lao Tzu), kita tidak kausa menghalangi. Sebuah rangkaian perubahan yang alami atau spontan harus bisa dikelola dengan manajemen kecerdasan matang agar bhuana alit dan agung menjadi harmonis dan seimbang. ESQ adalah kecerdasan untuk mengolah setiap bencana menjadi berkah, setiap kesedihan menjadi vitamin jiwa untuk menata masa depan yang lebih baik. Kecerdasan Intelektual (Intelligence Quotient) adalah kecerdasan penting selain kecerdasan emotional dan spiritual. Kecerdasan mental “intelegensi” penting untuk mengantisipasi penyebaran corona virus dari sudut keilmuan. Kajian ilmiah dalam ilmu kesehatan hal yang sangat penting untuk menangani dari sudut keilmuan. Antisipasi obat, vaksin, dan teori-teori untuk menghambat laju pertumbuhan virus sangat diharapkan dari kaum intelektual atau para ahli kesehatan. Hasil ini harus berterima dan saling mengisi untuk menjadi sebuah kesempurnaan bukan malah saling curiga. Akan tetapi, kecerdasan mental ini tidak akan berjalan sempurna jika dua kecerdasan ini yaitu ESQ diabaikan begitu saja karena akan berdampak buruk terhadap keseimbangan iman dan imun manusia.

ESQ adalah kecerdasan akan lebih berdaya jika dibandingkan dengan hanya mengandalkan Intelligence Quotient (IQ) semata. Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional lebih signifikan perannya untuk mengontrol IQ karena jika hanya berpegang pada kecerdasan otak atau berpegang pada pengetahuan (vidya) hanya memasuki alam kegelapan. Menjaga kesetabilan emosional bagian yang sangat penting dalam mengelola manajemen kecerdasan. Kurangnya tingkat EQ seseorang kadang-kadang bisa membawa manusia ke gerbang pintu bencana  kehancuran. Bahkan terkadang bisa menyulut virus emosional yang mengisap semangat, imun tubuh dan menghancurkan kehidupan. Aristoteles pernah mengatakan bahwa siapapun bisa marah, marah itu mudah. Tetapi marah pada orang yang tepat dengan kadar yang sesuai, pada waktu yang tepat, demi tujuan yang benar dan dengan cara yang baik bukanlah hal mudah. Jadi manajemen emosional ini sangat penting ketika negara dilanda pandemi. Hindari saling menyalahkan, saling hujat bahkan hasutan-hasutan yang bikin keruh suasana harus dipadamkan. Negara hadir di saat pandemi untuk keselamatan rakyatnya. Negara hadir lewat sang guru wisesa pasti ingin menyelamatkan rakyatnya dari bencana kemanusiaan, bencana ekonomi, bahkan menghindari bencana politik karena tidak terkontrolnya kecerdasan emosionlanya. Memberikan kritik dan masukan penting dan jika kritik tanpa solusi itu namanya pembrontak dan pemerintah tanpa kritik juga akan tidak bagus. Negara juga perlu pemikir-pemikir untuk mengatasi masalah negara menuju kemaslahatan rakyatnya.  

Selanjutnya adalah apa yang disebut Kecerdasan Spritual atau Spiritual Quotient (SQ). Kecerdasan ini bagian dari kecerdasan yang masuk ke dalam ranah rasa yang sering disebut sebuah keyakinan. Karena apapun yang terjadi adalah karena kehendak-Nya. Kita mungkin tidak berdaya melawan kecuali berserah secara diri mengasah kecerdasan  spiritual dengan jalan berdoa menuju titik balik peradaban kehidupan. Manusia tidak bisa membiarkan terpisah dengan Tuhan. Ketika terkoneksi secara spiritual saat itu manusia tidak pernah merasa terhina, terzolimi dan menghina orang lain yang diikat dalam kalimat indah “dharma raksati raksitah”. Kecerdasan ini belajar menghargai orang lain yang terkoneksi juga dengan konsep ajaran Tri Hita Karana. Kecerdasan spiritual lebih menekankan prilaku dan hidup lebih bermakna dalam hubungan manusia dengan Tuhan.

Jadi mendayagunakan ESQ di masa pandemic terlebih-lebih dalam situasi PPKM darurat sangat dibutuhkan. Manajemen dan menyeimbangkan kecerdasan intelektual dan ESQ untuk bisa menyelamatkan bhuana dari bhuta yang disebut corona virus. Mendayagunakan ESQ berarti menghidupkan energi kasih melalui pelangi-pelangi cinta. Pelangi kehidupan selalu bersama dengan cinta dengan manajeman kecerdasan. Hanya dengan cinta semua derita bisa dihadapi dengan senyum seperti pesan cinta dari Kahlil Gibran “ cinta yang dibasuh oleh air mata akan tetap murni dan indah sentiasa”. Ayo berjuang melawan pandemi untuk sebuahan kemenangan Indonesia bangkit.

wartawan
I Komang Warsa
Category

CBR Series Melesat, Pebalap Astra Honda Raih Tiga Podium ARRC Malaysia

balitribune.co.id | Jakarta – Pebalap Astra Honda Racing Team (AHRT) terus mencetak prestasi melalui raihan tiga podium di tiga kelas yang berbeda pada ajang Asia Road Racing Championship (ARRC) 2025 seri kelima yang diselenggarakan di Sepang International Circuit, Malaysia (11-12/10). Tiga podium tersebut didapat pada race kedua melalui ketangguhan CBR series yang melesat kencang.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

FWD Insurance dan PJI Dorong Inovasi Generasi Muda di Bulan Inklusi Keuangan Melalui JA SparktheDream Social Challenge

balitribune.co.id | Jakarta - PT FWD Insurance Indonesia (“FWD Insurance”) dan Prestasi Junior Indonesia (PJI) menyelenggarakan JA SparktheDream Social Challenge di Kantor Pusat FWD Insurance Jakarta pada Kamis, 1 Oktober 2025 lalu untuk menyemarakkan Bulan Inklusi Keuangan. Kompetisi nasional ini menantang generasi muda menghadirkan ide kreatif literasi keuangan yang berdampak nyata bagi komunitas.

Baca Selengkapnya icon click

Bakti Sosial Kwarcab Badung: Wujud Sinergi dan Gotong Royong Bangun Desa

balitribune.co.id | Mangupura - Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Badung melaksanakan kegiatan Bakti Sosial (Baksos) PascaBencana yang bersinergi dengan program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Ke-126 yang berlangsung selama 30 hari, mulai 8 Oktober hingga 6 November 2025 mendatang. Bakti sosial yang dilaksanakan dengan membersihkan sungai ayung, normalisasi sungai, perbaikan jalan dan yang lainnya.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Pemkab Badung Tegaskan Pemanfaatan Pantai Tanjung Benoa Sesuai Aturan

balitribune.co.id | Mangupura - Menanggapi pemberitaan terkait pemanfaatan lahan sempadan pantai di kawasan Pantai Tanjung Benoa, Pemerintah Kabupaten Badung menegaskan bahwa kerja sama yang dilakukan dengan pihak The Sakala Resort Bali merupakan bentuk pemanfaatan aset daerah yang sah dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Baca Selengkapnya icon click

Basarnas Evakuasi Lima Remaja Kelelahan-Kedinginan di Batukaru

balitribune.co.id | Tabanan - Lima remaja dari Tabanan mengalami kelelahan dan kedinginan saat melakukan perjalanan turun dari puncak Gunung Batukaru pada Sabtu (11/10/2025). Kelima remaja tersebut tertahan di Pos Kedua pendakian hingga akhirnya berhasil dievakuasi Tim Gabungan Basarnas dan sampai pada titik awal pendakian pada Minggu (12/10).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.