Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Mengelola Kegaduhan

Bali Tribune

BALI TRIBUNE - Idealnya, media sosial (medsos) dan institusi pembentuk pendapat umum lainnya, termasuk opinion leader, bertugas mentransmisikan politik pedagogi pada publik. Bukan sebaliknta menjadi "kompor gas." Demikian kata Rocky Gerung. Jadi diskursus politik kita itu perlu mengbstraksikan hal-hal sederhana menjadi bernilai dan punya bobot ide. Bukan bersama-sama parpol mengeksploitasi "emosi publik" dengan tujuan margin elektabilitas. Faktanya, lembaga pembentuk pendapat umum dan opinion leader, malah sibuk mengelola kegaduhan. Kepentingannya cuma rating terkerek. Mem-blow up kegaduhan. Politik jadi riuh begitu. Dari istilah Sontolyo yang dihcapkan Jokowi hingga soal Boyolali yang disampaikan Prabowo. Padahal, baik Jokowi maupun Prabowo tidak pernah bermaksud menciptakan kegaduhan dengan kata-kata itu. Istilah Burhanudin Mutadi, pengamat politik yang juga direktur riset ini, tak mungkin seorang Capres berniat menyakiti hati pemilihnya justru di masa kampanye. Yang menciptakan kegaduhan adalah orang atau kelompok yang sengaja memanfaatkan media untuk menggelembungkan isu itu. Kapan rakyat dibikin cerdas dengan publikasi media yang mendidik. Kapan media itu memberikan insight dengan memberitakan hal-hal yang besar dengan bahasa rakyat yang renyah dan gampang dicerna? Kan begini, rakyat itu perlu tahu, hal-hal yang rumit. Tugas media adalah memeras yang rumit-rumit itu; hingga intisarinya menjadi renyah dan mudah dikunya-kunya publik hingga masuk ke dalam tempurung kepalanya. Yang saya takutkan, media termasuk medsos dan opinion leader tak mampu mengelola demikian. Lalu mengambil hal yang enteng dan remeh temeh menjadi suatu ulasan. Dibikinnya seolah-olah serius; padahal ecek-ecek. Coba bayangkan, bagaimana tidak cerdas kita, yang diulas media itu polemik politiknya, tapi jarang mempolemikkan inti soal; kedelai impor. Negara agraris yang doyan kedelai impor.  Padahal, produksi kedelai kita itu menurun. Berdasarkan data ekspor Kementan Amerika 16/8/2018, mereka ekspor kacang kedelai ke Indonesia mencapai 2,34 juta ton. Volume ekspor kacang kedelai AS ke Indonesia mencapai 5,15% bila dibandingkan periode yang sama 2018 sebesar 2,22 juta ton.  Apa artinya? Artinya produksi kedelai dalam negeri tak mencukupi kebutuhan domestik. Artinya; tidak penting mengelola angle politik Sontoloyo dan Boyolali. Pokok soal itu, ada pada, kenapa produksi kacang kedelai Indonesia menurun?  Padahal, dari dekat, banyak soal besar. Kuartal III 2018, banyak hal yang perlu digarisbawahi. BPS mengumumkan, kuartal III 2018, pertmbuhan ekonomi terkoreksi, atau tumbuh 5,17 %  year one year (Yoy). Turun bila dibandingkan periode yang sama di posisi 5,27%. Apa artinya, semua belanja ambisius yang dilakukan pemerintahan Jokowi, belum menyasar pada sumber-sumber penggenjot pertumbuhan ekonomi. Belanja infrastruktur yang menyedot APBN hingga sekitar Rp.300-an triliun; juga belum ampuh menggenjot pertumbuhan ekonomi. Memang, hasilnya akan dirasakan 10 atau 20 tahun ke depan, tapi dalam proses pengerjaannya; diharapkan mampu membuka kesempatan kerja. Kalau kesempatan kerja tercipta; berdampak pada daya beli. Konsumsi rumah tangga meningkat dan hal tersebut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Kan di TV, Jokowi bilang, kalau belanja sudah masif “ekonomi tumbuh meroket,” sembari lima jarinya ditonggak ke langit. Memang, konsumsi rumah tangga pada kuartal III ini tumbuh 5,01% bila dibandingkan pada periode yang 2017 sebesar 4,93 %.  Namun jika kita lihat data, kuartal sebelumnya justru konsumsi RT lebih baik, yakni berada pada 5,14%. Meski konsumsi RT tumbuh 5,01 % pada kuartal III 2018, namun harus dilihat jeli, konsumsi rumah tangga ini dari mana sumber kontribusinya? Apakah datang dari kelas menengah ke atas yang beli barang-barang mewah, atau dari masyarakat miskin yang tinggal di desa. Hal ini terkonfirmasi dengan data BPS 2018. Memang jumlah pengangguran kita turun 5,13% dari sebelumnya 5,70%.  Turun 0,57%. Namun jumlah penurunan itu terkonsentrasi di kota. Hal itu bisa dilihat, dimana, pengangguran di kota turun dari 6,79% menjadi 6,45%. Turun 0,33%.  Sebaliknya, pengangguran terbuka di desa justru naik menjadi 4,04% dari 4,01%. Meningkat 0,03%. Sebagai catatan, pengangguran terbuka ini sebagai  indikator yang digunakan BPS untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak terserap oleh pasar kerja. Padahal, pemerintah juga melalui dana desa, gencar menyalurkan cash for work (dana padat karya) di sejumlah daerah dalam rengka menggenjot daya beli. Maksud saya, kalau pengangguran terbuka di desa itu masih tinggi, artinya orang di desa itu susah cari pekerjaan. Dengan demikian, daya beli mereka juga rendah. Hal itu juga berdampak pada tingkat konsumsi terhadap kebutuhan sehari-hari. Artinya, konsumsi RT ini masih terkonsentrasi pada masyarakat kelas menengah ke atas yang mayoritas hidup di perkotaan. Sekali-kali, cara bernegara atau berpolitik juga perlu dilihat dari mulut. Bagaimana standar bahasa kemanusiaan yang digunakan dalam cara berpolitik dan bernegara. Agar komunikasi politik tidak mengesankan kekerasan verbal. Tidak mengesankan penindasan, intimidasi, arogan, culas, bengis dan membunuh karakter sesama.

wartawan
Mohammad S Gani
Category

Bumerang Kebijakan Baru, Pemasukan Daerah dari Sektor Pajak Reklame Turun

balitribune.co.id | Amlapura - Pendapatan atau penerimaan pajak daerah dari sektor pajak reklame belum mencapai target, dimana hingga Tahun 2025 berjalan, realisasi pajak reklame baru mencapai 58,93 persen dari target yang ditetapkan. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) I Nyoman Siki Ngurah, kepada awak media Senin (15/125) pun tidak menampik terkait hal tersebut.

Baca Selengkapnya icon click

Dari DPRD ke Gerakan Koperasi, Suwirta Siap Bangkitkan Ekonomi Rakyat Bali

balitribune.co.id | Denpasar - Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Suwirta, resmi terpilih sebagai Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Provinsi Bali masa bakti 2025–2030. Penetapan tersebut berlangsung dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) Dekopinwil Bali di Gedung Wiswa Sabha Utama, Kantor Gubernur Bali, Sabtu (13/12).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Kemenpar: Seluruh Akomodasi Dipasarkan OTA Wajib Miliki Izin Usaha

balitribune.co.id | Denpasar - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia menegaskan seluruh akomodasi yang dipasarkan melalui Online Travel Agent (OTA) wajib memiliki izin usaha paling lambat pada 31 Maret 2026. Merchant yang tidak memenuhi ketentuan akan dihentikan penjualannya di OТА. Demikian dikutip dari akun resmi Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (kemenpar.ri).

Baca Selengkapnya icon click

Yayasan AHM Kembangkan Desa Sejahtera Astra Honda di Ciamis

balitribune.co.id | Jakarta – Yayasan Astra Honda Motor (Yayasan AHM) menghadirkan Program Desa Sejahtera Astra Honda Jalatrang di Ciamis yang memiliki potensi terhadap wisata berkelanjutan di wilayah Jawa Barat (10/12). Pengembangan desa binaan ini diharapkan mampu menguatkan berbagai potensi daerah melalui kolaboraksi aktif masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

BPJamsostek Gianyar Apresiasi Bangli Luncurkan Program Perlindungan Pekerja Rentan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan

balitribune.co.id | Gianyar - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJamsostek Bali-Gianyar menyambut baik komitmen Pemerintah Kabupaten Bangli yang mendaftarkan 1.473 pekerja rentan menjadi peserta BPJamsostek.

Baca Selengkapnya icon click

Pemkot Denpasar Perkuat Sinergi Desa dan Kelurahan Percepat Penanganan Sampah

balitribune.co.id | Denpasar - Pemerintah Kota Denpasar terus memperkuat sinergi dengan desa dan kelurahan dalam upaya percepatan penanganan sampah. Hal tersebut ditegaskan Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, saat memimpin rapat bersama para perbekel dan lurah se-Kota Denpasar di Gedung Graha Sewakadarma (GSD) Kota Denpasar, Senin (15/12).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.