Meninggal Beruntun, Krama subak Teges Ulu Sukawati Lakukan Pecaruan Guru Piduka | Bali Tribune
Diposting : 3 June 2020 18:52
I Nyoman Astana - Bali Tribune
Bali Tribune / PECARUAN - Krama Subak Gelar Pecaruan Guru Piduka di Pura Hyang Soka, Banjar Sakah Desa Batuan Kaler, Sukawati

balitribune.co.id | Gianyar - Meninggalnya empat Krama subak Teges Ulu, Banjar Sakah,  Batuan Kaler, Sukawati,  menjadi teka-teki hingga  pecaruan guru piduka digelar, Rabu (3/6) kemarin. Kematian beruntun ini membuat resah lantaran gejala awal yang diderita hampir sama dan hingga kini sejumlah krama subak masih ada yang menderita gejela yang sama.  Keluhan sakit perut, pusing dan mual-mual dirasakan, setelah mereka mengkonsumsi olahan daging serangkaian prosesi Mesaba di pura subak setempat.

Dari informasi yang diterima, Selasa (26/5) pekan lalu, untuk pembatasan kerumunan, dari 55 krama subak, 20 krama dilibatkan untuk melaksanakan  kegiatan pemotongan dua ekor babi, serangkaian upacara Mesaba di Pura setempat.  satu ekor babi diolah untuk sesajen dan untuk konsumsi krama berupa lawar dan olahan lainnya. Sedangkan satu ekor lagi diperuntukan persembahan babi guling. “ Seperti biasa, usai mebat ( melakukan olahan)  krama santap bersama dan sebagian dibawa pulang,” ungkap Pekaseh Subak Teges Ulu, Dewa Nyoman Yuda.

Namun Selasa Malam petaka pun mulai melanda. Secara beruntun empat krama subak meninggal lantaran mengeluhkan mual dan sakit perut dan sejumlah krama lainnya juga menderita hal yang sama. “ Kami tidak berani menduga penyebabnya.  Namuan secara niskala ini bagi kami ini adlah sebuah musibah sehingga  kami menggelar pecaruan ini setelah memohon petunjuk  Pandita dan pinandita,” ungkapnya.

Awalnya, meninggalnya krama subak ini dianggap hal yang wajar tanpa prasangka apapun. Diawali dengan kematian I Nyoman Dumun dan  adik kandungnya I Ketut Rawa secara meruntun, pada Selasa (26/5) malam dan Rabo (27/5) dini hari sekitar pukul 03.00 wita. Berselang sehari, kembali terjadi kematian dua krama lainnya yakni I Nyoman Kamboja pada Kamis (28) pagi dan I Ketut Sujana pada sore hari. Keempat almarhum telah dikuburkan di Setra desa setempat.

Kram mulai was-was karena masih ada sejumlah krama yang masuk rumah sakit. Salah satunya adalah I Nyoman Suwandi yang mengeluh pusing dan mual hingga dilarikan ke rumah sakit. Sejak saat itu, krama mengkait-kaitkan  musibah ini dengan kegiatan di pura setelah mengkonsumsi olahan babi. Hanya saja, pihaknya tidak ingin berspekulasi. Terlebih informasi yang didapatnya, kematian salah satu krama subak tersebut karena Demam Berdarah. Namun demikian, ada satu orang yang meninggal diduga kekurangan cairan setelah mengalami diare semalaman. "Makanya kami tidak berani menduga-duga penyebabnya. Saya  memang sempat ke dokter karena sakit perut. Saya berharap musibah ini segera berlalu sehingga tidak ada dugaan aneh-aneh lagi,” pungkasnya.