Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Menyongsong Munas Kagama (2-Habis) Meneguhkan Kebhinekaan, Menjawab Tantangan Milenial

Bali Tribune/ Putu Suasta
Oleh: Putu Suasta
 
Balitribune.co.id | Telah diungkapkan pada tulisan sebelumnya, tantangan bangsa kita bukan saja dari luar, melainkan juga dari dalam negeri sebagaimana telah dijabarkan di atas. Inilah yang menjadi PR besar bagi himpunan intelektual yang tergabung dalam Kagama. Maka, dalam momentum penting seperti Munas Kagama ke-13 yang akan berlangsung tak lama lagi, mereka harus menggelontorkan pemikiran paling canggih dalam mengemukakan pemikiran, peran dan solusi-solusi praktis bagi persoalan-persoalan masyarakat terkini. Hal itu tentu bertimbang kepada betapa kompleksnya problem kebangsaan kita selama ini. Era milenial sarat dengan teknologi, informasi dan kecakapan tingkat tinggi, maka kenyataan itulah yang menuntut mereka untuk melipatgandakan pemikiran, peran dan tindakan nyata mereka.
 
Munas Kagama ke-13 nanti, kita harapkan benar-benar menelurkan pewacanaan yang realistis. Tak ada waktu lagi untuk mengumbar pewacanaan yang tak penting sebagaimana kenyinyiran sejumlah pengamat, politisi dan petualang politik. Para alumni Kagama harus berkukuh kepada komitmen awal sebagaimana pada awalnya organisasi ini didirikan, yakni mengabdi kepada kepentingan masyarakat luas, bersetia kepada Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Bangsa ini lebih mementingkan mengejar ketertinggalan daripada mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang tak menjawab persoalan; masyarakat lebih mengharapkan solusi nyata daripada pernyataan-pernyataan kosong.
 
 Namun dilihat dari banyaknya alumni Kagama menempati posisi-posisi strategis di pemerintahan, perguruan tinggi, dunia kewiraswastaan, pengamat di lembaga-lembaga penelitian dan institusi survey, maka hal ini akan makin mendekatkan mereka kepada akses untuk menentukan kebijakan-kebijakan praktis, riil dan tepat sasaran; melakukan tindakan-tindakan konkret dalam mengentaskan persoalan-persoalan kebangsaan. Peran penting dan strategis dari alumni Kagama, dengan begitu, akan memiliki sinergi yang cemerlang dalam mendekatkan bangsa ini kepada kemajuannya.
 
Harus diakui, bangsa kita saat ini belum benar-benar stabil dalam menjaga keberagamannya. Dalam laporan berbagai media, kita ketahui betapa rentannya bangsa kita kepada perpecahan. Sejumlah peristiwa krusial di beberapa daerah mencerminkan instabilitas sebagai suatu bangsa yang beragam. Hampir dua puluh tahun berlangsung Era Reformasi dan kita masih berada dalam kondisi ‘terancam’ sebagai suatu bangsa.
 
Trauma masyarakat akan huru-hara politik, konflik agama, perseteruan bisnis di kalangan preman hingga pebisnis kelas kakap, pemboman tempat-tempat ibadah, masih terasa kental sebagai luka berbangsa yang beragam. Mereka merasa betapa masih jauhnya kedamaian dalam hidup berbhineka. Mereka masih terancam akan kemungkinan hal tersebut masih bisa terulang kembali. Karena mereka masih menyadari bahwa berbagai kepentingan kelompok-kelompok tertentu dalam kekuasaan, ekonomi, politik dan penguasaan sumber daya adalah penyulut yang mengerikan untuk sejumlah tujuan yang berdasarkan kepentingan pribadi atau kelompok. Dan kemungkinan-kemungkinan akan keonaran politik kekuasaan masih memiliki peluang tinggi ke depannya. Hal ini mudah terjadi mengingat kematangan kita kepada keberagaman belum benar-benar solid.
 
Inilah bagian terpenting yang harus menjadi agenda utama dalam Munas Kagama tahun ini. Dan hal itu memungkinkan mengingat Kagama lahir dari keberagaman. Sebagaimana kita ketahui, Kagama yang lahir pada tahun 1958 dari Universitas Gajah Mada, sebuah perguruan tinggi yang multikultur di Yogyakarta, sejak masa menjadi mahasiswa di Gajah Mada telah dididik untuk menerima keberbedaan. Ditambah pula kota Yogyakarta begitu toleran terhadap pendatang dari berbagai wilayah Nusantara membuat para pemuda dari berbagai daerah yang mengenyam pendidikan tinggi makin tertanam sifat kebhinekaannya.
 
 Mereka pada gilirannya telah terlatih dan telah menerima keberagaman sebagai persaudaraan. Hingga kini, alumni yang terhimpun dalam Kagama ini telah menjadi dewasa untuk meneguhkan rasa kebhinekaan. Dengan demikian, saat mereka kembali ke daerah masing-masing, mereka tak lagi kagok kepada penerimaan mereka terhadap orang lain yang berbeda agama, suku dan keyakinan di daerah mereka. Universitas Gajah Mada telah berhasil menanamkan sifat dan sikap penerimaan keberagaman dengan rasa kenusantaraan. 
 
Maka, dalam Munas Kagama kali ini, mereka sebaiknya mencari dan menemukan formula baru bagi konsep yang paling riil untuk bisa diterapkan secara praktis dan tepat guna dalam meneguhkan kembali rasa kebhinekaan ini. Nasionalisme Indonesia adalah kemutlakan. Ia jelas-jelas lahir dari keberagaman. Maka inilah yang harus ‘diambil kembali’ untuk direkatkan kepada bangsa yang telah mengalami babak-belur dalam politik kekuasan belakangan ini. Karena yang sungguh-sungguh dibutuhkan saat ini ialah kebersatuan yang utuh, teguh, mengalirkan rasa persaudaraan keindonesiaan. Inilah yang akan menjadi dasar kuat bangsa ini mengejar ketertinggalannya.
 
TAK salah disebutkan bahwa Munas Kagama ke-13 yang akan berlangsung pada 15-17 November 2019 di Bali adalah momentum yang sangat signifikan bagi para alumnus Universitas Gajah Mada (UGM) dalam perannya menyumbang pemikiran, gagasan, pencarian solusi dan tindakan nyata bagi keberlangsungan negeri ini. Kita boleh berharap banyak kepada mereka karena hampir semua alumni UGM memiliki peran dan posisi strategis dalam pengabilan kebijakan dan mempunyai pengaruh besar dalam mempengaruhi opini publik.***
wartawan
Redaksi
Category

Pecah Rekor! Kapal Pesiar MV The World Pertama Kali Bermalam di Celukan Bawang

balitribune.co.id | Singaraja – Ada yang berbeda dengan kehadiran kapal pesiar (cruise) di Pelabuhan Celukan Bawang, Gerokgak, pada Jumat (31/10/2025). Biasanya hanya singgah sehari, namun Kapal Pesiar MV The World yang membawa wisatawan mancanegara itu bermalam dan menikmati panorama malam di Pelabuhan Celukan Bawang.

Baca Selengkapnya icon click

Bupati Adi Arnawa Tandatangani BAST Pinjam Pakai Lahan GWK

balitribune.co.id | Mangupura - Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa menandatangani Berita Acara Serah Terima (BAST) Pinjam Pakai Lahan Garuda Wisnu Kencana (GWK). Penandatanganan juga dilakukan oleh Kuasa Direksi PT. Garuda Adhimatra Indonesia Erwyanto Tedjakusuma dan diketahui Gubernur Bali Wayan Koster. Penandatangan BAST berlangsung di rumah jabatan Gubernur Bali, Jaya Sabha, Jumat (31/10).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Petang, Abiansemal, Mengwi dan Kuta Utara Diawasi 77 CCTV Analitik

balitribune.co.id | Mangupura - Puluhan kamera pengintai atau CCTV telah terpasang di empat kecamatan di Kabupaten Badung, mulai dari Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi dan Kecamatan Kuta Utara. CCTV tersebut bahkan terhubung langsung dengan pos pengendali Badung Comman Center yang ada di Puspem Badung dan Polres Badung. Pemasangan kamera canggih ini diharapkan bisa membantu menjaga wilayah Badung tetap aman dan nyaman. 

Baca Selengkapnya icon click

210 Warga Miskin di Badung Dapat Bedah Rumah, Bupati: Saya Tidak Ingin Ada Penyimpangan dan Nepotisme

balitribune.co.id | Mangupura - Sebagai daerah terkaya di Bali tenryata Kabupaten Badung memiliki jumlah warga miskin yang cukup banyak. Terbukti, ratusan warga di daerah berlambang keris ini menunggu bantuan bedah rumah. Dan bedah rumah tersebut baru terealiasi tahun 2025.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Dua Hari Hilang di Sungai Mas, Jenazah Pria Ditemukan di Sungai Batuan

balitribune.co.id | Gianyar - Drama pencarian korban Angky Aromeo Novy Wahyudi (55), pemotor asal Jakarta akhirnya berakhir. Setelah petugas menerima laporan temuan mayat yang mengambang di sungai di Desa Batuan Kaler, Sukawati.  Kondisi korban yang tidak bernyawa itu, badannya sudah membengkak dan langsung dievakuasi menuju RSUD Sanjiwani Gianyar.

Baca Selengkapnya icon click

Sejarah Sport Tourism Bali Utara, Buleleng Tuan Rumah Kejuaraan Dunia Vovinam ke-8

balitribune.co.id | Singaraja – Bisa jadi agenda Kejuaraan Dunia Vovinam ke-8 tahun 2025 menjadi coretan sejarah dalam dunia oleh raga Buleleng. Melalui kejuaraan yang berlangsung 1-8 November 2025 Buleleng menjadi tuan rumah kejuaraan yang diikuti hampir 400 atlet dari 26 negara. Ajang internasional ini akan menjadi tonggak penting kebangkitan sport tourism Buleleng menuju panggung global.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.