balitribune.co.id | Singaraja - Dalam seminggu belakangan ada yang tidak biasa di perairan Bali Utara, tepatnya wilayah perairan Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali. Sejumlah ikan paus yang kemudian diidentifikasi merupakan kawanan Paus Sperma atau nama ilmiahnya adalah physeter macrocephalus, sering terlihat berpasangan melintas perairan Bali utara. Paus-paus itu sesekali muncul ke permukaan sembari bermain air dengan menyemprotkan air ke udara. Mereka bergerak dari arah barat menuju arah timur menuju arah Lovina bahkan terus ke timur laut.
Kondisi itu tak lepas dari pengamatan seorang pemandu wisata bernama Abdul Rohim (42) warga setempat. Ia pun mengabadikan kawanan paus sperma tersebut yang disebutnya sedang melakukan migrasi menuju perairan utara.
“Sudah beberapa hari terakhir, seminggu terakhir lah kurang lebih, Kemarin ketemu, hari ini ketemu. Dua hari lalu teman ketemu juga—dua hari lalu saya kan nggak ngetrip, teman ketemu. Terus minggu lalu ketemu, mereka bergerak ke arah timur,” ungkap Rohim, Minggu (7/12).
Rohim mengaku penyebutan paus sperma sedang melakukan migrasi merupakan asumsinya karena terjadi hampir setiap tahun pada bulan-bulan tertentu. Biasanya, terlihat mulai bulan September hingga menjelang tutup tahun, bahkan hingga awal tahun beberapa pasang masih terlihat melintas.
“Selalu berpasangan melintas ke arah timur ke arah Lovina, saya tidak mengetahui kemana tujuan mereka apa menuju perairan Australia,” imbuhnya.
Menurut Rohim yang juga pemandu wisata snorkeling, lokasi perlintasan paus sperma berada kurang lebih berjarak 10 kilometer dari bibir pantai dengan kedalaman antara 300-400 meter. Biasanya, menurut Rohim, sambil sesekali muncul ke permukaan mereka melakukan atraksi air mancur seperti khas ikan paus.
“Kalau mereka melintas biasanya berpasangan. Sering saya ketemu itu dua bareng kumpul. Nah, kemarin ketemu empat, yang satu berdua (dia kumpul), terus yang sebelahnya lagi sendiri agak jauh dari yang dua tadi, agak jauh, sendiri. Terus ketemu lagi sendiri. Gitu. Biasanya sih sering ketemu saya itu dua, berpasangan dia,” jelas Rohim.
Rohim mengaku mengamati pergerakan paus sperma sebenarnya merupakan kegiatan kebetulan. Sejatinya, ia bersama rekan-rekan yang lain merupakan kapten dolphin watching sambil observasi dolphin (lumba-lumba) di perairan Desa Pemuteran yang juga mulai banyak terlihat. Sambil membawa wisatawan ke tengah laut untuk menikmati keanekaragaman hayati perairan Pemuteran.
“Jika beruntung wisatawan yang tengah melihat dolphin akan bertemu dengan migrasi paus sperma. Seperti kemarin membawa wisatawan asal Singapura dan domestik Jakarta dan Bandung, pas bertemu dengan kawanan paus sperma,” ucapnya.
Kedepan, Rohim berharap, kawasan perairan Pemuteran yang menjadi lokasi migrasi paus sperma akan menjadi tujuan wisata bahari baru selain dolphin sehingga memperbanyak objek wisata laut yang ditawarkan kepada para wisatawan.