balitribune.co.id | Gianyar - Prosesi keagamaan adalah kewajiban umat yang penting dijalani. Terlebih Karya Nangluk Merana yang digelar di Pesisir Pantai Lebih, Gianyar, Senin (14/12). Umat Hindu di seluruh Kabupaten Gianyar pun berdatangan untuk memohon keselamatan ditengah Pandemi Covid-19 ini. Lantaran potensi penyebaran Covid-19 sangat tinggi, Protokol kesehatan (Prokes) pun wajib dilaksanakan panitia dan diawasi secara ketat pula oleh aparat Kepolisian.
Sejak Subuh, umat sudah berdatangan untuk melakukan persembahyangan di Pantai Lebih. Namun, kali ini persembahyangan dibatasi panitia dan wajib memakai masker. Tampak pula personil Satpol Air Polres Gianyar beserta jajaran keliling mengimbau masyarakat yang mengikuti upacara untuk tertib prokes. Beberapa umat yang tidak membawa masker pun dihadang panitia dan diminta untuk membeli masker.
Bendesa Adat Lebih I Wayan Wisma, mengungkapkan, terkait Karya Nangluk Merana di Pantai Lebih, merupakan gelaran upacara yang diselenggarakan oleh Pemkab Gianyar. Pihaknya selaku Desa Adat yang mempersiapkan prosesinya. Yang membedakan pelaksanaan kali ini adalah penerapan protokol kesehatan.
"Jumlah yang terlibat dibatasi agar tidak berkerumun. Pemedek yang datang wajib mentaati protokol kesehatan," jelasnya.
Mengenai tujuan diselenggarakannya Karya Nangluk Merana, adalah untuk memohon keselamatan alam semesta beserta isinya. Dalam kondisi Pandemi Covid-19, umat juga memohon keselamatan agar wabah virus mematikan ini segera berlalu. Sehingga dengan adanya Upacara Nagluk Merana ini diharapkan dapat memberikan keselamatan lahir dan batin sebagaimana dijelaskan dalam sastra Lontar Purwaka Bumi.
Di samping itu tujuan ritual tersebut juga untuk memohon berkah kesuburan. Terlebih lagi, dalam pergantian sasih ini harus dimaknai dengan baik, dilaksanakan dengan lascarya, ngaturan bakti dan banten, memohon keselamatan agar terjadi penetralan kesimbangan sesuai dengan ajaran dan Lontar Cuda Mani.
Pada kesempatan ini, anak-anak pesisir juga kebagian rejeki karena mereka menawarkan jasa untuk membantu pemedek nunas toya segara. Anak-anak ini pun mendapatkan upah beragam mulai dari Rp 2.000 hingga Rp 10.000. Menurut Bendesa, pemandangan anak-anak nunas toya segara itu sudah biasa. Pihaknya malah khawatir, jika umat yang turun langsung nunas toya segara. Karean rentan terhempas ombak atau terpeleset.
Melihat aktivitas anak-anak ini, Kasatpol Air Polres Gianyar Iptu Wayan Antariksawan mengaku selalu mengawasi. Sebab diyakini, anak-anak ini sudah memiliki keahlian otodidak berenang. "Kita tetap awasi bersama Balawista. Terutama jika ada yang terlalu ke tengah," jelasnya.
Tidak saja saat Nangluk Merana, selama pandemi Covid ini personil Satpol Air Polres Gianyar selalu patroli di pesisir pantai kawasan Gianyar. Khusus dalam prosesi Nangluk Merana ini, sebutnya ada 4 Pantai yang kita atensi. Pantai Lebih, Masceti, Pering dan Purnama.
"Kami tetap priorotaskan pengawasan ketat pelaksanaan prokes,” pungkasnya.