Nyangging di Karangasem, Bupati Eka Terharu | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 28 Desember 2024
Diposting : 24 October 2016 15:58
Arta Jingga - Bali Tribune
Bupati Eka
Bupati Tabanan Ni Luh Putu Eka Wiryastuti didampingi Bupati Karangasem disela-sela kegiatan sosial memetik lan metatah massal yang dilaksanakan Perguruan Siwa Murti di Wantilan Banjar Palak, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Minggu (23/10) kemarin. Insert : Bupati Eka saat bertindak selaku Sangging pada kegiatan itu.

Tabanan, Bali Tribune

Ada hal menarik ketika Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti ngayah nyangging di Karangasem, karena seorang peserta metatah massal adalah seorang nenek berusia 80 tahun. Hal ini menjadi momen yang unik sekaligus mengharukan bagi Bupati Eka yang juga merupakan Penasehat Perguruan Siwa Murti.

Hal itu diungkapkannya ketika menghadiri sekaligus menjadi sangging dalam acara mepetik lan metatah massal yang diselenggarakan di Wantilan Banjar Palak, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Karangasem, Minggu (23/10) kemarin.

Hadir pula dalam acara tersebut, Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, Wakil Bupati Karangasem I Wayan Artha Dipa, Ketua Umum Perguruan Siwa Murti Jero Mangku Made Subagia, Anggota DPRD Tabanan dan para SKPD di Lingkungan Pemkab Tabanan.

 “Program metatah massal ini sudah dilaksanakan ke sekian kalinya, yang saya rasakan berbeda dan membuat saya terharu kali ini salah satunya saya dapat menyangging orang yang sudah berumur dan tidak memiliki gigi. Diumur 80 tahun dia baru melaksanakan yadnya, karena sebelumnya kekurangan ekonomi,”ucapnya.

Menjadi sangging bukan hal baru bagi Bupati Eka, karena sebelumnya dirinya juga menjadi sangging di acara metatah massal yang di gelar Perguruan Siwa Murti di Denpasar.

Menurut orang nomor satu Tabanan ini nyangging adalah wujud pengabdian. “Nyangging adalah salah satu wujud pengabdian yang didasari ketulusan dan kemauan untuk berbuat kepada umat. Kegiatan ini adalah murni niat tulus untuk berbuat kepada semua umat. Dan Ini juga merupakan tradisi umat Hindu yang harus diangkat, karena banyak nilai budayanya,”ungkapnya.

Dikatakannya, Perguruan Siwa Murti mempunyai gerakan sosial untuk membantu masyarakat “Perguruan Siwa Murti memiliki program ngayah baik di bidang adat, sosial dan budaya karena banyak umat Hindu di Bali ini yang membutuhkan bantuan. Banyak masyarakat kita sampai sampai saat ini sudah berumur namun belum metatah. Ini bukti bahwa mari kita berbagi baik dalam yadnya,” kata Bupati Eka.

Dia menambahkan, program sosial ini akan dibawa kepada semua umat di Bali dalam bentuk investasi karma. “Program ini juga sebagai bentuk investasi karma dengan membantu masyarakat. Karena itu, Perguruan Siwa Murti berusaha untuk terus turun ke masyarakat secara langsung untuk menggelar kegiatan yang membantu masyarakat,”imbuhnya.

Sementara itu Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Perguruan Siwa Murti atas kegiatan metatah massal tersebut. “Saya atas nama Pemkab Karangasem mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian Perguruan Siwa Murti yang telah menyelenggarakan kegiatan mepetik dan metatah massal disini, ini tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat.” ujarnya.

Acara pada hari itu diikuti oleh 250 metatah, 150 mepetik dan 400 mewinten saraswati. Tidak hanya itu, acara juga dirangkaikan dengan pembagian sertifikat dan sembako gratis kepada 100 KK miskin.

Sebelumnya pada tanggal 16 Oktober lalu, Perguruan Siwa Murti telah menyelenggarakan kegiatan sosial yakni pengobatan Sekala Niskala yang diadakan di tempat yang sama dan diikuti oleh 600 peserta. Selanjutnya pada tanggal 29 dan 30 Oktober mendatang akan digelar pengobatan Sekala Niskala di Nusa Penida.