Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Nyoman Baskara : Melestarikan Pertanian-Kota (Urban Farming) dan Melestarikan Subak

Bali Tribune /Wayan Windia - Guru Besar (E) di Fak. Pertanian, Univ. Udayana.

balitribune.co.id | Tidak banyak orang-orang, atau bahkan politisi, yang suka memperhatikan pertanian. Karena mengurus pertanian, berarti, pengeluarannya sudah pasti, tetapi penerimaan belum tentu. Resiko dan ketidak-pastian di sektor pertanian, adalah sutau hal yang nyata. Kalaupun ada hasil di sektor pertanian, tetapi harus bisa bersabar, karena harus menunggu waktu sangat lama. “Bau politik” sektor pertanian, juga sangat lemah. Kebanggaan kaum politisi adalah, kalau berhasil melaksanakan/meresmikan pembangunan fisik. Misalnya, jalan, jembatan, gedung, dll.

Tetapi Pak Nyoman Baskara, berfikir lain. Setelah lebih dari 10 tahun bergelut di bidang politik- praktis, kini ia balik haluan, dan bergelut dalam lumpur, di dunia pertanian. Ia mengembangkan Agro Learning Centre (ALC), di kawasan Banjar Ambengan, Desa Peninjauan, Kec. Denpasar Utara. Tujuannya adalah, agar warga di kawasan itu, secara sadar mau bergerak di sektor pertanian. “Tujuan kami sangat sederhana. Ingin membangun 30 agro-prenuer dari kegiatan ALC ini” katanya. Agro-prenuer adalah orang-orang yang siap bergerak di bidang pertanian, yang berorientasi pasar. Bahwa apapun yang dilakukan di kawasan sektor pertanian, harus berdasarkan kepentingan pasar.

Ketika saya berkunjung, saya menyaksikan Nyoman Baskara berhasil menyatukan perspepsi komunitas yang ada di kawasan tsb. Setiap rumah-tanagga yang ada di sana, berhasil diajak untuk menanam tanaman hortikultura dalam pot dan polybag. Dijejerkan di sepanjang jalan, dan dipelihara dengan teliti. Subur sekali.

Sementara itu, saluran air irigasi yang ada di kawasan Subak Lungatad, disebar ikan koi, nila, dll. Tidak boleh memancing ikan di saluran itu. “Apalagi meledakkan ikan dengan bom, sama sekali tidak boleh”katanya. Lalu, siapa yang mengawasi?  Tanggung jawab ada pada rumah tangga yang berdampingan dengan saluran irigasi itu. “Setiap penggal saluran irigasi, ada penanggung-jawabnya” katanya optimis. Saya menyaksikan ikan-ikan yang gentayangan di saluran irigasi itu, dan tidak ada warga yang berani mengganggu.

Kesepakatan, dan persamaan visi, adalah modal awal yang urgen dalam pengembangan komunitas. Hal itu tidak bisa dicapai dengan mudah. Perlu pendekatan yang tidak mengenal lelah. Masyarakat kecil dan petani pada umumnya, tidak suka berorganisasi. Karena mereka terlalu sibuk dengan urusan perutnya. Kecuali kalau kegiatan itu sudah ada buktinya, yakni berhasil menghasilkan uang. Oleh karenanya, Yayasan Tamiang Bali (YTB), yang mengurus ALC, harus mampu segera menjual produk-produk yang dihasilkan oleh komunitasnya. Tentu saja Pak Baskara sudah paham tentang hal itu. Karena sebelumnya pernah menjabat sebagai Dirut Perusahan Daerah (Peusda) Pemda Bali.

Saya pikir, idealisme dari YTB, tidak sekedar praktis seperti itu. Idealisme-nya tinggi sekali. Diinginkan agar anak-anak muda mulai bisa mencintai sektor pertanian. Hal itu dimulai dengan mendorong kunjungan anak-anak PAUD yang dibangun YTB, untuk berkunjung ke kawasan ALC. Kemudian bermain dan bekerja di kawasan tsb. Nyoman Baskara merasa sangat prihatin dengan kondisi persawahan di Kota Denpasar yang terus berkurang. Karena diyakini bahwa sawah tidak sekedar sebagai bentuk fisik atau palemahan. Sawah memiliki nilai-nilai sosial dan kultural yang tinggi. Kalau di Bali atau di Kota Denpasar pada khususnya, sudah tidak ada sawah lagi, maka bisa saja muncul berbagai penyakit, dan distorsi sosial dan budaya.

Di Jepang pernah muncul berbagai penyakit yang baru, tatkala pemerintah tidak mengijinkan aktivitas di persawahan. Alasannya, stok produksi sudah banyak, dan kalau ada tambahan produksi lagi, maka dikhawatirkan harga produk pertanian akan turun. Petani akan rugi. Tetapi implikasinya luas sekali, berbagai penyakit baru muncul kepermukaan.

Sekarang saya justru khawatir. Bahwa berbagai penyakit yang kini muncul, termasuk virus korona, disebabkan karena sawah semakin terus berkurang, dan alam semakin tersiksa. Secara teoritis, genangan air di sawah mampu menekan munculnya hama dan penyakit ke permukaan. Buktinya, dengan ada genangan air di sawah, maka  gulma bisa ditekan kemunculannya.  

Saya pribadi sangat kagum dengan semangat Pak Nyoman Baskara. Ia telah mengorbankan banyak tabungannya untuk membiaya kegiatan ALC-nya. Ia bekerjasama dengan Komunitas Inovasi Teknologi Agro (KITA) Indonesia. Tetapi Nyoman Baskara dan komunitasnya, tidak bisa dibiarkan sendiri. Tidak mudah mendorong munculnya orang-orang sejenis Nyoman Baskara. Hanya orang-orang “gila” dan idealis, yang tergerak untuk berkorban membangun sektor pertanian. Prof. Tum, pemenang hadiah nobel perdamaian dari Venezuela di mana-mana mengatakan bahwa, sektor pertanian harus dibantu oleh pemerintah. Kalau tidak, sektor ini akan tergilas.

Pemkot Denpasar telah mengembangkan subak-lestari di kawasan Subak Anggabaya, Subak Umalayu, dan Umadesa di Denpasar Utara. Barangkali sistem subak lestari itu bisa dikaitkan dengan pengembangan ALC-nya Nyoman Baskara. Kenapa? Karena program ALC itu, akan memiliki dampak bagi kelestarian Subak Lungatad. Menurut Nyoman Baskara, bahwa kegiatan ALC memang akan dikaitkan dengan Subak Lungatad. Pengunjung yang datang ke kawasan ALC akan diajak lanjut treking di kawasan Subak Lungatad. Kemudian bisa tembus ke Pasar Agung. Pihak Desa Peninjauan juga sudah memasang portal di kawasan jalan-subak di Subak Lungatad. Itu berarti bahwa pihak desa (dinas dan adat) sudah mendukung eksistensi Subak Lungatad tsb.

Saya kira, sebuah koordinasi yang solid antara subak, desa adat, dan desa dinas, akan sangat membantu kelestarian subak. Kalau perlu, buatkan aturan, siapa saja yang akan menkonversi lahan sawah di Subak Lungatad, harus siap menjadi anggota desa adat (aktif) di sana. Rasanya, ALC-nya Pak Nyoman Baskara harus bersimbiose-mutualistis dengan Subak Lungatad. Artinya, aktivitas ALC, akan bisa mendukung eksistensi pertanian-kota (urban farming), dan sekaligus mempunyai dampak bagi kelestarian subak.

wartawan
Wayan Windia
Category

Pemkab Bangli Gelar Bakti Penganyar di Pura Pucak Penulisan

balitribune.co.id | Bangli - Di tengah pesatnya modernisasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangli terus menunjukkan komitmennya dalam melestarikan nilai-nilai tradisi dan keagamaan. Sebagai wujud nyata, Pemkab Bangli menggelar prosesi Bakti Penganyar di Pura Pucak Penulisan, Desa Sukawana, Kintamani, Bangli, sebuah situs bersejarah yang juga merupakan cagar budaya nasional.

Baca Selengkapnya icon click

Wabup Tjok Surya Ingatkan Perbekel se-Kecamatan Dawan Optimalkan Penggunaan Dana Desa

balitribune.co.id | Semarapura - Wakil Bupati Klungkung, Tjokorda Gde Surya Putra mewarning dan mengingatkan para perbekel untuk senantiasa mengoptimalkan penggunaan dana desa yang mereka kelola agar dimanfaatkan dengan baik.

Hal itu disampaikan oleh Wabup Tjok Gede Surya Putra saat beliau menghadiri Pertemuan Forum Perbekel se-Kecamatan Dawan di Kantor Perbekel Desa Sampalan Tengah, Jumat (10/10). 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Gubernur Koster: Reformasi OSS RBA Penting untuk Jaga Investasi dan Ruang Usaha Lokal

balitribune.co.id | Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan perlunya reformasi sistem perizinan berusaha berbasis risiko (OSS RBA) agar lebih sinkron dengan kondisi dan karakteristik daerah, khususnya Bali yang padat investasi dan memiliki struktur sosial-budaya yang unik.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Astra Honda Bidik Kemenangan di ARRC 2025 Sepang dengan CBR Series

balitribune.co.id | Jakarta - Balapan Asia Road Racing Championship (ARRC) 2025 kembali bergulir, para punggawa balap binaan PT Astra Honda Motor (AHM) incar poin penuh untuk mengunci gelar juara. Berlangsung di Sepang International Circuit, Malaysia pada akhir pekan ini 11-12 Oktober 2025, M.

Baca Selengkapnya icon click

BPJS Kesehatan Nobatkan Faskes Terbaik 2025

balitribune.co.id | Jakarta - BPJS Kesehatan memberikan penghargaan kepada sejumlah fasilitas kesehatan yang dinilai berkomitmen dalam menghadirkan layanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang lebih baik. Di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan yang mudah, cepat, dan setara, keberadaan Program JKN telah menjadi kebutuhan nyata bagi jutaan rakyat Indonesia.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.