Melandrat menjelaskan, patung Bung Karno akhirnya bisa ditempatkan pada pedestal yang telah tersedia. Tinggi patung Bung Karno tersebut adalah delapan meter. Ditambah dengan tinggi pedestal sebesar enam meter. Jadi, total ketinggian adalah 14 meter. Dengan pemasangan patung ini, diharapkan pembangunan TBK bisa menjadi sebuah destinasi wisata sejarah nasional. Dimana trah dan darah merah Sukarno ada di TBK ini. “Patung Bung Karno ini menelan biaya Rp 859 Juta dan pedestal dengan reliefnya sebesar Rp 585 Juta. Saya rasa Buleleng akan memiliki salah satu destinasi wisata nasional yang bersejarah,” jelasnya.
Selain patung Bung Karno, penyelesaian Patung Singa Ambara Raja juga terus dikerjakan. Patung Singa Ambara Raja akan menjadi ikon karena akan ada panggung di depan patung Singa Ambara Raja. Tentunya berbeda dengan panggung-panggung yang ada di Bali. “Ini juga akan menjadi bagian yang tidak terlepaskan nanti dalam membuat kegiatan atau acara seremonial serta kegiatan yang membangkitkan kegiatan seni budaya lokal spesifik yang ada di Buleleng,” imbuh Melandrat.
Untuk menambah nuansa Bung Karno, juga akan dibangun wantilan. Pada wantilan ini, ditempatkan pula patung Bung Karno sedang sungkem dengan ibundanya, Nyoman Rai Srimben. Wantilan ini akan menjadi wisata edukasi untuk melihat foto-foto dan film yang berkaitan dengan Bung Karno. “Wantilan ini akan menjadi bagian dari tempat-tempat untuk memajang karya-karya seni yang berkaitan dengan Bung Karno,” kata dia.
Sementara itu, hingga minggu ke 18 pembangunan Taman Bung Karno sudah mencapai 62,08 persen. Termasuk penambahan dari pemasangan patung sebesar lima persen. Patung Bung Karno sendiri memiliki berat 1,5 ton. Dengan ditambah beton beratnya mencapai dua ton. “Pengerjaan sudah mencapai 57,08 persen dari target sebesar 47,47 persen. Ini berarti ada deviasi positif sebesar 9,61 persen di luar pemasangan patung Bung Karno,” tandasnya.