Patung Perak 500 Kg Ditarget Masuk Rekor Dunia | Bali Tribune
Bali Tribune, Minggu 22 Desember 2024
Diposting : 23 October 2017 07:43
Redaksi - Bali Tribune
naga raksasa
NAGA RAKSASA - Komang Suryambawa sedang menggarap patung naga raksasa berbahan perak senilai miliaran rupiah.

BALI TRIBUNE - Sebuah karya spektakuler berupa patung sembilan naga raksasa berbahan 500 kg perak,  digarap oleh seniman muda asal Gianyar.  Patung bertemakan ‘Dewata Nawa Sanga’ bernilai  sepuluh miliar rupiah lebih ini,  diharapan dapat  menembus rekor dunia, awal tahun 2018 mendatang, dan akan diabadikan di sebuah museum perak di Denpasar.

Pantauan Bali Tribune, Minggu (22/10), di kediamannya yang terpencil, yakni Dusun Calo, Desa Pupuan, Tegallalang,  I Komang Suryambawa (30) sedang serius  menggarap karya spektakulernya itu. Patung sembilan naga raksasa itu nantinya dirangkai menjadi satu kesatuan. Tidak tanggung-tanggung, patung ini berbahan perak murni  dengan bobot melebihi 500 kg.

Seniman otodidak ini pun mengaku bersyukur, karena  angan-angannya ini ternyata mendapat dukungan dan suport dari pengusaha lokal.    Karena biaya pembuatan patuang dengan bahan dasar perak serta beraksesoris permata ini, ditaksir akan menghabiskan uang hingga sepuluh miliar rupiah lebih.

“Meski proses pembuatannya sangat rumit, detailitas patung wajib saya perhatikan dalam beberapa tahapan garapan. Mulai  dari pembuatan sisik hingga ornamen lainnya,” ungkapnya. 

Ide pembuatan patung ini, sejatinya sudah dicita-citakan Komang sejak lama, namun baru direalisasikan tahun ini. Perwujudan naga, lanjut Komang, sengaja  menjadi pilihannya  karena binatang tidak riil ini dinilai penuh dengan imajinasi serta sarat makna.

Bahkan, setiap negara  memiliki legendanya dengan perwujudan beragam  versi tradisi namun memiliki kemiripan pemaknaan. Seperti halnya di Bali, naga merupakan simbol keabadian dan kemakmuran. “Rangkaian sembulan naga raksasa ini saya implementasikan sabagai sembilan arah mata angin yang disebut dewata nawa sanga,” terangnya.

Secara perwujudan dan anatomi, Komang memanga sangaja cenderung memilih naga China, karena lebih mudah mengekspresikan.  Namun demikian, dalam penggarapannya, juga dikombinasikan dengan ornamen khas Bali.  “Sempat berpikir untuk memilih naga versi Bali, namun  sangat sulit dikreasikan dan  saya yakin  akan mencederai kewibawaan,” tambahnya.

Dia mengatakan, patung yang baru mencapai 60 persen ini rencananya  akan diperkenalkan awal tahun 2018 mendatang.   Sekaligus diabadikan saat launching museum perak di Denpasar.   Patung ini juga diharapkan  mampu menembus rekor dunai dan rekor MURI.