Diposting : 5 November 2020 05:59
Ketut Sugiana - Bali Tribune
Balitribune.co.id |Semarapura - Aksi demo tolak AWK yang juga terjadi di 'catus pata' atau di depan Monumen Puputan Klungkung berjalan penuh damai dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Hal tersebut tidak terlepas dari peran petugas pengaman dari Polri dan TNI serta Pecalang setempat.
Bahkan untuk aksi ini, Polres Klungkung dibackup personil dari Polres Karangasem dan Gianyar untuk pengamanan aksi demo kemarin.
Menariknya satu peleton Pecalang Desa Adat Semarapura ikut turun mengamankan aksi demo damai kali ini. “Berhubung demo aksi damai warga Nusa Penida ini berlangsung di wewidangan (wilayah) Desa Adat Semarapura, kami dari desa adat punya kewajiban ikut menjaga ketertiban bersama aparat kepolisian,” tandas Bendesa Adat Semarapura Wayan Budarsana didampingi Ketua Pecalang Putu Pasek Yudi Kesuma yang populer dipanggil Yudik.
Demo spontanitas warga Nusa Penida ini sebagai reaksi pelecehan yang disampaikan anggota DPD RI Arya Weda Karna (AWK) yang diunggah di media sosial oleh masyarakat yang keberatan. Tentu saja unggahan pidato AWK yang sangat menyentil adalah penyebutan Ide Betare Ped dengan mahkluk suci inilah sebagai pemicu masyarakat Nusa Penida tersinggung dan merasa terhina.
Karena begitu kecewa dan tersinggungnya warga Nusa Penida akhirnya setelah menggelar paruman agung memutuskan untuk menolak rencana kedatangan AWK ke Nusa Penida.