
balitribune.co.id | Negara - Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak signifikan bagi kalangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Agar tetap produktif, kini para pelaku usaha maupun masyarakat yang akan membuka usaha diminta berinovasi. Salah satunya melalui pemasaran secara digital.
Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak setahun terakhir telah menimbulkan dampak di berbagai sektor. Termasuk sektor ekonomi mikro kecil dan menengah yang ada di Jembrana.
Salah satu dampak yang dirasakan ruang gerak pelaku usaha sangat terbatas sebagai dampak dari berbagai pembatasan di masa pandemi. Untuk dapat bertahan, pelaku usahan diminta melakukan berbagai inovasi dalam mengembangkan produktivitas usahanya.
Kepala Seksi Pengenalan Industri Kreatif Kabupaten Jembrana, Made Dwiari Lestari mengatakan, para pelaku usaha dalam memasarkan produknya di masa pandemi adalah digitalisasi pemasaran.
“Trennya sekarang adalah digitalisasi, mengenalkan pada para pelaku usaha bagaimana pemasaran memanfaatkan teknologi digital dewasa ini,” ujarnya, Kamis (4//3).
Hal sama diungkapkan Kepala Balai Diklat Industri Denpasar, Zya Labiba. Menurutnya, berdasarkan evaluasi tahun sebelumnya, kebutuhan para pelaku usaha dalam melakukan usahanya di masa pandemi adalah pengenalan pemasaran secara digital.
“Kita evaluasi dari tahun sebelumnya, apa yang menjadi kebutuhan para pelaku usaha dewasa ini di masa pandemi yang membatasi ruang gerak, perlu dikenalkan lebih dekat lagi dengan digital marketing,” ucapnya.
Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna mengatakan pelaku usaha maupun masyarakat yang akan membuka usaha di masa pandemi ini harus lebih inovatif. “Harapannya pelaku usaha go digital di masa pandemi ini, meningkatkan kompetensi khususnya dalam memasarkan produk dan jasanya untuk memulai dan bertahan dalam bisnisnya di masa pandemi ini, tujuannya tentu mengangkat ekonomi Jembrana,” ujarnya.