Diposting : 6 September 2022 19:52
CHA - Bali Tribune
balitribune.co.id | Singaraja - Program pengentasan stunting menjadi semakin berat akibat lonjakan harga bahan pokok mempengaruhi inflasi.Tidak hanya itu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga berdampak serius terutama memicu kenaikan harga bahan makanan bergizi.Kondisi itu menyebabkan kerja pemerintah menjadi semkain berat terutama memastikan anak-anak mendapatkan akses bahan makanan bergizi dengan harga terjangkau.
Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng Gede Suyasa usai membuka Diseminasi Audit Penanganan Stunting Tingkat Kabupaten Buleleng di Wantilan Praja Winangun Kantor Bupati Buleleng pada Selasa, (6/9) mengatakan,dalam kondisi normal gizi anak dengan potensi stunting sudah tdak mencukupi.Terlebih dalam situasi diaman bahan kebutuhan pokok ikut terdongkrak naik.”Kalau di situasi normal kan gizinya sudah kurang, apalagi sekarang bahan pokok naik, makanya di samping tim stunting, juga ada tim pengendali inflasi yang melakukan berbagai upaya agar harga bahan pokok terkendali,” kata Suyasa
Ditambahkan,melalui timnya telah menjalankan program program pengendalian inflasi dan kenaikan harga BBM, salah satunya adalah melalui pemberian stimulus kepada transportasi umum yang mendistribusikan bahan pokok ke pasar.
Sedang soal stunting, Suyasa menegaskan pengentasan stunting merupakan tanggung jawab bersama lintas sektoral, meliputi pemetaan kasus stunting, penyuluhan, dan pengawasan.Selain itu pihak korporasi swasta juga akan diajak untuk membantu program pengentasan stunting melalui Corporate Social Responsibility (CSR) yang ditujukan untuk pemberian bantuan makanan bergizi.
“Contoh, perusahaan A, berapa bisa bantu by name, by address, dan by case, dalam bentuk beras bergizi kah, susu yang bergizi kah, atau bantu daging yang premium, nah itu yang kita harapkan,” tandas Suyasa.