BALI TRIBUNE - Pemkab Gianyar menggelar Dharma Shanti Nyepi Tahun Caka 1939, yang dipusatkan di wantilan Pura Samuan Tiga, Bedulu, blahbatuh (5/5). Dalam kesempatan itu Bupati Gianyar yang diwakili Asisten Administrasi Umum Setda Kab Gianyar, I Wayan Sudamia, SH, MH menyerahkan bantuan insentif tahun anggaran 2017 kepada sulinggih, pemangku, Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP), Majelis Alit Desa Pakraman, bendesa adat, kelihan adat dan pekaseh se-Kabupaten Gianyar.
Selain bantuan insentif, Pemkab Gianyar juga menyerahkan punia kepada sulinggih. Punia tersebut sebagai bentuk perhatian Pemkab Gianyar kepada para sulinggih yang memegang peranan penting dalam menjalankan nilai-nilai agama Hindu, budaya dan pembangunan Gianyar yang berlandaskan Tri Hita Karana sehingga tercapai Gianyar yang aman dan damai. ''Pelaksanaan Dharma Shanti bentuk rasa syukur karena pelaksanaan Catur Brata Penyepian sudah berjalan dengan aman dan damai,'' kata Wayan Sudamia.
Kepala Bagian Kesra Setda Kabupaten Gianyar, Ngakan Ketut Jati Ambarsika, SE, MM mengatakan, Dharma Santhi Caka 1939 diikuti oleh sebanyak 172 Sulinggih Se Kabupaten Gianyar, Bendesa Desa Pakraman se- Kabupaten Gianyar sebanyak 272 orang, 100 orang penyuluh agama, Forkomindo dan Instansi terkaitm MMDP, PHDI.
Dharma Santhi tahun ini mengusung tema “Melalui Kegiatan Dharma Santhi Nyepi Caka 1939 Kita Tingkatkan Toleransi Kebhinekaan Untuk Mewujudkan Gianyar yang Aman dan Damai”. “Kegiatan ini merupakan rangkaian pelaksanaan Hari Raya Nyepi, 28 Maret 2017 sebagai wujud syukur karena telah terlaksana dengan baik serta toleransi yang tinggi dari seluruh warga Kabupaten Gianyar,” terang Ngakan Ketut Jati Ambarsika.
Kegiatan Dharma Santhi yang dihadiri oleh Ketua DPRD Gianyar, Wayan Tagel Winarta juga diisi dengan Darma Wacana dari Ida Pedande Putra Kekeran, Griya Blahbatuh.