BALI TRIBUNE - Pemerintah Kota Denpasar menargetkan proyek pembangunan tahap pertama Pasar Badung akan selesai pada 22 September 2017. Namun sayang, progres pengerjaan proyek pasar terbesar di Bali ini ternyata mengalami keterlambatan. Progres proyek pasar yang menampung ribuan pedagang ini mengalami minus sebanyak 2,2 persen. Dikhawatirkan akibat dari keterlambatan tersebut, pembangunan Pasar Badung tidak akan rampung sesuai target.
Hal ini terungkap saat Komisi III DPRD Kota Denpasar melakukan kunjungan mendadak ke lokasi proyek pembangunan Pasar Badung, Kamis (24/8). Dalam kunjungan para wakil rakyat yang dipimpin Ketua Komisi III DPRD Denpasar, Eko Supriadi tersebut, diketahui proyek Pasar Badung mengalami keterlambatan sebanyak 2,2 persen (sekitar 2 minggu) dari target yang ditentukan. Keterlambatan tersebut terjadi akibat dari adanya proses pengerukan kembali material tanah dan puing-puing pondasi untuk pembangunan basement Pasar Badung.
"Progres pembangunan Pasar Badung setelah kita tinjau ke lapangan memang mengalami minus 2,2 persen. Keterlambatan tersebut akibat dari adanya pembongkaran tanah dan pembongkaran pondasi yang tidak tuntas dari pemenang terdahulu. Jadi pemenang tender yang melakukan pembersihan puing bangunan pasca kebakaran ternyata tidak jeli, sehingga masih menyisakan puing-puing. Ini lah yang menghambat proses pembangunan," ujar Eko Supriadi.
Mengingat adanya keterlambatan tersebut, Politisi PDIP ini mengingatkan agar pelaksana pengerjaan proyek Pasar Badung dapat mengejar target yang telah ditentukan. Namun demikian pihaknya tetap mewanti-wanti agar pengerjaan tetap menjaga kualitas. "Akibat pengerukan kembali tentu akan mempengaruhi progres. Namun demikian, pelaksana proyek harus tetap mengejar target dengan barangtentu tidak mengabaikan kualitas. Kita juga berharap pelaksana proyek untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang ada agar proyek ini tetap bisa rampung sesuai target," ujarnya.
Sementara anggota DPRD Denpasar lainnya, A.A Susrutha Ngurah Putra lebih menekankan terkait proses droping material proyek Pasar Badung ini. Politisi Partai Demokrat ini menekankan agar proses droping pembangunan pasar Badung jangan sampai merusak sarana prasarana yang ada di kota Denpasar. Pihaknya juga meminta pemerintah mengambil langkah antisipasi agar tidak terjadi kemacetan. "Kami inginkan ada antisipasi terjadinya kerusakan jalan mengingat bobot material yang akan diangkut tentu sangat berat. Material yang didroping bukan hanya semen, pasir, batu, melainkan juga beton pracetak. Karena ini menyangkut alat berat jangan sampai merusak sarana kita," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar, Wayan Gatra mengakui adanya keterlambatan progres pembangunan pasar Badung. Dikatakan, progres mengalami minus 2,2 persen atau sekitar dua minggu . "Tentang progres memang terjadi sedikit perubahan karena adanya galian-galian yang besar di bawah yang tidak diketahui pemborong sebelumnya. Ini agak menghambat, sekitar dua minggu. Ini mengacaukan progres yang telah disepakati. Tetapi yakinpelaksana akan ngejar setelah ini. Meski ada pengerukan kembali tetapi tidak mengurangi kualitas. Jadi kualitas sama volume pembangunannya juga sama. Saya kira nantinya akan sesuai dengan target," ujarnya.
Terkait dengan adanya kekhawatiran jajaran anggota DPRD Denpasar terkait proses droping yang akan mengganggu kenyamanan lalulintas dan sarana prasarana di Kota Denpasar, pihaknya mengaku telah dikoordinasikan dengan OPD terkait termasuk kepada pemborong. Namun demikian, pihaknya mengakui pasti akan ada gangguan lalulintas selama proyek berlangsung. "Terkait gangguan tentu ada, untuk itu dengan kehadiran komisi III kami mengharapkan dan minta tolong untuk bisa mensosialisasikan kepada masyarakat karena tentu akan ada akses transportasi masyarakat yang terganggu. Kami minta tolong disosialisasikan agar masyarakat mengerti bagaimana pentingnya pembangunan Pasar Badung ini," tandasnya.