BALI TRIBUNE - Belum tuntasnya proyek pipanisasi air Telagawaja mulai mengundang pertanyaan sejumlah kalangan. Masyarakat yang kurang paham terkait megaproyek tersebut banyak beranggapan jika proyek tersebut mangkrak, padahal sebenarnya Megaproyek Pipanisasi Telagawaja merupakan proyek Semi Multiyears dengan sumber dana pusat yang dikucurkan secara bertahap.
Ketua DPRD Karangasem I Nengah Sumardi kepada wartawan, Rabu (3/5), menjelaskan proyek pipanisasi air Telaga Waja sampai saat ini kewenangan pengelolaannya masih ada pada Balai Pengairan Bali Penid. Artinya, karena ini merupakan proyek Semi Multiyears, maka ada tahapan penyelesaian proyek tersebut hingga nantinya tuntas dan itu merupakan tanggungjawab serta kewenangan dari Balai Pengairan Bali Penida.
Menurutnya, masyarakat Karangasem sangat beruntung dengan adanya proyek yang digagas oleh I Wayan Geredeg, mantan Bupati Karangasem yang menjabat dua periode tersebut. Sejatinya air baku dari proyek pipanisasi Telagawaja itu sudah dinikmati oleh masyarakat di beberapa kecamatan di Karangasem, seperti di Kecamatan Rendang, Selat, Manggis dan Kecamatan Sidemen. “Air dari proyek pipaniasi Telagawaja itu saat ini baru bisa dinikmati oleh masyarakat di empat kecamatan itu, karena ini proyek Semi Multiyears jadi dana dan pengerjaannya bertahap,” tegas Nengah Sumardi.
Pihaknya di lembaga dewan dalam waktu dekat ini akan melakukan pendekatan dengan pihak Balai Pengairan Bali Penida untuk mendesak pihak Balai agar secepat mungkin menuntaskan proyek tersebut, sehingga air Telagawaja bisa dinikmati oleh masyarakat yang berada didaerah tandus seperti Kecamatan Kubu dan wilayah Desa Seraya dan Seraya Timur, Kecamatan Karangasem.
Saat ini, kata Sumardi, pihak Balai tengah melakukan berbagai penyempurnaan pada instalasi pipa guna mencegah terjadinya ledakan pada sambungan pipa akibat tekanan air yang sangat tinggi. “Sekarang pihak balai masih melakukan penyempurnaan pada proyek ini, sehingga nantinya setelah diserahkan pengelolaannya kepada Pemkab Karangasem tidak ada kendala atau permasalahan lagi,” tandas Sumardi.
Pihaknya mendukung upaya tersebut, mengingat biaya pemeliharaan instalasi pipa tersebut sangat mahal, artinya jika nantinya diserahkan pengelolaannya ke daerah, Pemkab tidak perlu lagi mengeluarkan biaya yang cukup banyak untuk pemeliharaan. “Kalau target waktu kapan air Telagawaja bisa mengalir sampai ke Kecamatan Kubu, itu tergantung pusat melalui Balai Pengairan. Tapi kami di lembaga dewan akan berjuang agar secepatnya bisa dilanjutkan,” ucapnya.