Diposting : 24 May 2022 16:27
RED - Bali Tribune
balitribune.co.id | Badung – Serangkaian HUT ke-65 Kodam IX/Udayana, digelar upacara Pitra Puja Brigjen TNI (Anumerta) I Gusti Ngurah Rai, Senin (23/5). Upacara tersebut merupakan wujud penghormatan terhadap pahlawan nasional sekaligus Pangdam pertama di Bali, I Gusti Ngurah Rai yang telah berperang hingga titik darah penghabisan (puputan) melawan penjajah bersama pasukannya yang dikenal dengan nama Ciung Wanara.
Selain merupakan Pangdam pertama di Bali, dalam sejarah juga disebutkan, dalam perjuangannya I Gusti Ngurah Rai mengadakan rapat bersama pimpinan badan-badan perjuangan dan Staf Resimen TRI Sunda Kecil. Dari rapat tersebut terbentuklah Markas Besar Oemoem Dewan Perjuangan Rakyat Indonesia Sunda Kecil (MBO DPRI SK) yang merupakan Pusat Pertahanan Kemerdekaan Indonesia di Provinsi Sunda Kecil (Bali Nusra, red). Inilah yang selanjutnya menjadi cikal bakal berdirinya Kodam IX/Udayana yang sekarang berkedudukan di Kota Denpasar.
Lihat foto: I Gusti Ngurah Gede Yudana (Putra sulung Pahlawan Nasional, I Gusti Ngurah Rai) menyambut kedatangan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto, S.E., M.M. di Puri Carangsari, Senin (23/5).
Upacara Pitra Puja sendiri merupakan rangkaian upacara untuk memberikan penghormatan kepada para leluhur yang telah mendahului. Pitra berarti unsur kekuatan evolusi bathin di alam material (lahir sebagai manusia), sedangkan Puja adalah pujian kepada Tuhan dan manifestasi-Nya, sehingga dapat diartikan bahwa dengan memuja Tuhan melalui roh suci leluhur, yang pada akhirnya akan sampai juga pada Tuhan Yang Maha Esa.
Upacara Pitra Puja digelar di Merajan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai di Puri Carangsari Petang, Badung. Upacara Pitra Puja yang diikuti langsung Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto, S.E., M.M. tersebut diawali dengan sungkem memohon restu kepada I Gusti Ngurah Rai dan mengirimkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar I Gusti Ngurah Rai diberikan tempat yang layak disisi-Nya.
Pangdam IX/Udayana mengungkapkan, kegiatan ini dilaksanakan sebagai wujud penghormatan kepada pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai sekaligus Pangdam IX/Udayana pertama dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kita semua diberikan keselamatan, kekuatan dan pemikiran yang jernih serta suci sehingga mampu mengemban tugas pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.
“Kita ketahui bersama, I Gusti Ngurah Rai merupakan salah satu sosok pahlawan nasional kebanggaan masyarakat Bali. Di usianya yang relatif masih sangat muda, beliau telah berjuang tanpa pamrih. Sejarah telah membuktikan bahwa perjuangan beliau dalam memimpin pasukan Ciung Wanara, bertempur dengan sangat heroik melawan pasukan penjajah di Margarana,” katanya.
Lihat foto: IKIKA - Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Sonny Aprianto, S.E., M.M. dan Gusti Ngurah Gede Yudana (Putra sulung Pahlawan Nasional, I Gusti Ngurah Rai).
Lebih lanjut Pangdam menceritakan bahwa sosok I Gusti Ngurah Rai bersama pasukannya telah menggelorakan dan membuktikan semangat puputan, yakni semangat bertempur sampai titik darah penghabisan untuk mempertahankan kemerdekaan NKRI.
“Untuk itu, mari kita jadikan nilai-nilai luhur perjuangan pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai sebagai suri tauladan dan pedoman untuk mempertahankan kedaulatan dan keutuhan NKRI. Nilai-nilai luhur yang tak akan pernah luntur oleh zaman inilah sebagai pedoman dalam upaya mengabdikan diri kepada bangsa dan negara sesuai profesi masing-masing dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” tegasnya.
Sementara itu, I Gusti Ngurah Gede Yudana mewakili keluarga pahlawan nasional I Gusti Ngurah Rai menyampaikan penghargaan yang luar biasa kepada Pangdam IX/Udayana beserta rombongan atas digelarnya acara tradisi Pitra Puja I Gusti Ngurah Rai.
“Di Desa Carangsari ini adalah tempat kelahiran ayah saya dan setelah dewasa beliau pergi ke kota untuk ikut pendidikan kemudian ikut berjuang melawan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia yang telah diproklamasikan oleh Bung Karno pada tanggal 17 Agustus 1945,” tuturnya.
I Gusti Ngurah Gede Yudana menceritakan, bahwa dirinya sewaktu masih anak-anak belum paham akan sebab bapaknya meninggalkan istri dan anak-anak yang masih kecil. Saat itu, dirinya beserta ibu dan adik-adiknya juga sempat ditahan oleh Belanda selama 3 bulan bersama tokoh-tokoh dari Carangsari yang tidak mau membocorkan tempat persembunyian para pejuang.
“Waktu itu saya bertanya kepada Ibu, nanti di mana bisa dapat roti dan susu kalau kita pulang bu? Kemudian Ibu saya menjawab, nanti ayah akan membawanya kalau kita sudah merdeka. Tapi nyatanya sampai sekarang ayah saya tidak kunjung datang memberikan roti dan susu. Untuk itu, marilah kita berjuang untuk bisa mendapatkan roti dan susu, masyarakat Indonesia tidak boleh miskin, harus makmur sentosa,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Kegiatan upacara Pitra Puja I Gusti Ngurah Rai yang diakhiri dengan penyerahan tali asih dan cenderamata tersebut juga dihadiri Kasdam IX/Udayana, Irdam IX/Udayana, Kapoksahli Pangdam IX/Udayana, Danrindam IX/Udayana, Kasrem 163/WSA, Para Asisten Kasdam IX/Udayana, Para Dan/Kabalakdam IX/Udayana, Anggota DPRD Badung, serta tokoh agama dan tokoh adat Desa Adat Carangsari.