balitribune.co.id | Bangli - Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terjadi di sebagian pulau Jawa dan NTB membuat para petertnak sapi di Bali diliputi perasaan cemas .Untuk mengatisipasi merebaknya penyebaran PMK dalam waktu dekat akan dilakukan vaksinasi sapi. Sedangkan untuk kabupaten Bangli jumlah populasi sapi 68.888 ekor.
Kepala Sub Kordinator Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli, drh I Made Armana mengatakan, memang sejauh ini belum ditemukan kasus sapi terpapar PMK di Bali. Namun Bali sebagai daerah pendamping antara pulau jawa dan NTB yang notabene ditemukan kasus PMK, tentu sangat rentan akan penyebaran penyakit tersebut, sehingga pusat berencana bakal melakukan vaksinasi PMK untuk sapi. “Vaksinasi sebagai salah satu langkah pencegahan,” jelasnya, Minggu (19/6).
Lanjut Made Armana adanya rencana vaksinasi PMK, beberapa petugas medis kesehatan hewan dinas PKP Bangli telah jalani semacam pelatihan via online. ”Pelatihan menitik beratkan pada SOP dalam laksanakan vaksin,” ungkap dokter hewan asal Banjar Pande, Kelurahan Cempaga ini.
Disinggung ciri ternak tekena PMK, kata Made Armana PMK menyerang hewan berkuku genap atau terbelah seperti sapi, kambing, domba dan babi serta kerbau. Adapun ciri klinis sapi tertular PMK yakni demam tinggi, keluar air liur banyak dari mulut, lepuh pada gusi lidah dan mulut sapi seperti sariawan. Selain itu kuku terlihat modul dan alami kepincangan hingga kuku terkelupas sehingga sapi alami tremor (gemetar).
Disisi lain Made Armana juga menyinggung untuk jumlah populasi sapi di Bangli capai 68.888 ekor tersebat di empat kecamatan . Untuk kecamatan Bangli 10.687 ekor, kecamatan Susut 9.832 ekor, kecamatan Kintamani 37.688 ekor dan kecamatan Tembuku 10.671 ekor. ”Populasi sapi terbanyak ada di Kecamatan Kintamani, hal ini karena lahan yang luas,” sebutnya.