Sampah Ancam Kelestarian Habitat Terumbu Karang | Bali Tribune
Diposting : 22 May 2017 19:21
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
mangrove
SAMPAH - Lebih dari satu kwintal sampah yang diangkat bselama dua jam dari terumbu karang di kawasan konservasi perairan Pulau Menjangan.

BALI TRIBUNE - Sampah masih menjadi masalah besar terhadap upaya konservasi, khususnya pada ekosistem terumbu karang serta satwa laut di kawasan Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Adanya serbuan sampah membuat kawasan konservasi laut yang menjadi salah satu daya tarik wisata ini kerap kali dikeluhkan wisatawan terutama yang melakukan diving maupun snorkeling salah satunya di kawasan peraiaran Pulau Menjangan yang posisinya berada di dua wilayah kabupaten yakni Jembrana dan Buleleng.

Terbukti sebanyak lebih dari satu kwintal sampah yang berhasil diangkat selama dua jam aksi bersih sampah di bawah laut mengeliling Pulau Menjangan yang dilakukan oleh sekitar 60 orang penyelam dari para operator wisata, dive guide, instansi pemerintah, Pol Air dan TNI AL dalam rangka meperingati Hari Konservasi  Alam Nasional (HKAN) itu. Kasubag TU balai TNBB, Wiryawan menyatakan TNBB merupakan satu-satunya taman nasional di Pulau Bali yang juga merupakan kawasan pelestarian alam dengan ekosistem asli dan merupakan habitat terakhir bagi burung Curik Bali. Taman nasional ini memiliki keanekaragaman hayati laut berupa terumbu karang dan biota laut lainnya, memiliki vegetasi mulai dari hutan mangrove, hutan pantai, savanna, hutan musim serta hutan hujan dataran rendah.

Pulau Menjangan yang termasuk di dalam kawasan konservasi TNBB memiliki potensi terutama bagi para pecinta olahraga air, seperti menyelam dan snorkeling. Namun diakuinya pulau yang memiliki tutupan karang yang luas dan tersusun menyerupai terasering dan menempel di dinding hingga kedalaman 50 meter kini keberadaannya terganggu. Berbagai jenis terumbu mula dari karang keras hingga karang lunak yang memiliki berbagai bentuk kini pertumbuhannya terancam oleh sampah yang menutupi karang. Sampah yang mencemari perairan selain menyebabkan pemutihan dibeberapa bagian terumbu karang bahkan jika tidak segera diatasi akan mebuat terumbu karang mati, juga berpengaruh pada keberadaan jenis ikan karangnya yang dikenal sangat beragam seperti salah satunya jenis ikan badut yang sedikitnya terdapat lima  spesies yang menghuni perairan pulau yang memiliki luasan 175 hektar ini.

Sebagai salah satu destinasi pariwisata yang terdapat di Pulau Bali, potensi TNBB juga digunakan untuk tujuan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budaya, pariwisata, dan rekreasi. Potensi Taman Nasional Bali Barat meliputi berbagai flora dan fauna yang berstatus langka, dilindungi maupun yang keberadaannya melimpah, habitat dan letak geomorfologinya serta keindahan alamnya yang masih dalam keadaan utuh. Namun dengan banyaknya sampah, wisatawan yang berkunjung dan melakukan aktifitas wisata bahari diakuinya akan terganggu. Sedikit saja melihat sampah wisatawan asing menurutnya tidak akan senang.

Plt. Kepala Balai TNBB, Suharyono mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan sampah yang mengotori kawasan konservasi tersebut. Dari data yang dimiliki pihaknya, ia menyebutkan sejak bulan Februari lalu telah terkumpul lima ton sampah dikawasan TNBB. Khusus di Pulau Menjangan mencapai 5 ton sampah. Sampah yang terkumpul dari clean up yang rutin digelar itu merupakan sampah anorganik yang didominasi sampah plastic. Menurutnya sampah tersebut bukanlah berasal dari aktifitas dikawasan TNBB namun merupakan sampah kiriman dari daerah lain. Kendati rutin dibersihkan, namun Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali ini tidak memungkiri arus laut akan selalu menghanyutkan sampah kiriman dan mengendapkannya dihabitat trumbu karang sehingga sangat diperlukan upaya antisipasi secara intensif agar kelestariannya tetap terjaga.