BALI TRIBUNE - Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Klas III Gilimanuk atau Syahbandar Gilimanuk mulai meningkatkan pengawasan setelah terjadinya sederetan peristiwa kecelakaan laut di perairan Selat Bali. Terakhir, kecelakaan yang melibatkan Kapal Motor Penumpang (KMP) yang melayani penyeberangan Jawa-Bali terjadi hanya dalam kurun waktu dua pekan belakangan ini.
Pengawasan yang dilakukan Syahbandar Gilimanuk terhadap KMP tersebut dilaksanakan mendekati arus mudik lebaran dengan melakukan sidak kelaikan kapal yang beroperasi di lintas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.
Syahbandar Gilimanuk, I Made Astika ketika dikonfirmasi, Selasa (16/5), mengatakan pihaknya akan meningkatkan pengawasan kapal di Selat Bali terlebih setelah terjadinya dua kali insiden yang melibatkan KMP, selain juga pihaknya akan menghadapi angkutan Lebaran 2017/2018 dalam waktu dekat ini.
Dua kali musibah kecelakaan laut di Selat Bali itu melibatkan tiga KMP yakni KMP Jambo IX pada Rabu (3/5) lalu dan KMP Tunu Pratama Jaya dengan KMP Munic VII pada Minggu (14/5) lalu, dikatakannya akan menjadi pembelajaran bagi pihaknya. Menurutnya, sidak kelaikan kapal juga akan dilaksanakan secara berkala terutama menjelang angkutan Lebaran 2017/2018 yang akan mulai dalam waktu dekat ini. Pihaknya mengharapkan dengan melakukan peningkatan pengawasan itu akan meminimalisir terjadinya insiden-insiden kapal penyeberangan di Selat Bali.
Ia juga mengaku ke depannya akan lebih mengintensifkan untuk memberikan imbauan kepada seluruh Nakhoda yang mengemudikan kapal agar lebih mewaspadai perubahan cuaca yang memang sering terjadi di Selat Bali. Pihaknya juga meminta Nakhoda untuk berkomunikasi lebih intens dengan segenap instansi terkait di Pelabuhan serta meningkatkan kehati-hatian saat berlayar sehingga tidak terjadi kembali “senggolan” antar antar KMP. Pihaknya berjanji akan melakukan pengecekan secara mendetail dan intens terhadap persyaratan berlayar seluruh KMP serta memperketat pengeluaran Surat Persetujuan Berlayar (SPB).
Hingga Selasa kemarin KMP Jambo IX yang mengalami patah kemudi setelah kandas diperairan selat Bali pada Rabu (10/5) lalu kini masih menjalani perbaikan di Pelabuhan Penyeberangan Ketapang, Banyuwangi. Sedangkan KMP Munic VII milik perusahaan pelayaran PT Munic Line yang mengalami tabrakan diperairan Selat Bali pada Minggu malam sudah kembali beroprasi pada Senin (15/5) malam dan KMP Tunu Pratama Jaya milik PT Raputra Jaya kini masih belum bisa dioperasikan karena masih harus menjalani perbaikan ramdor yang rusak.