Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Seni Jegog Tiklik Jembrana Harus Dilestarikan

Bali Tribune/ DIPERBAIKI – Peralatan jegog tiklik Jembrana yang diperbaiki demi melestarikan seni music tradisonal ini.
balitribune.co.id | Denpasar - Keberadaan Seni Jegog di Kabupaten Jembrana, belakangan mengalami penurunan aktivitasnya di banjar-banjar, atau sekeha-sekeha yang ada. Bahkan hanya beberapa saja yang masih eksis, serta ada pula yang sudah dimodifikasi dengan tarian joged pergaulan, layaknya joged bumbung.
 
Pemerhati Seni Budaya, Drs IB Putu Sudiarta, SPd, MSi menyebut, keberadaan seni Jegog ini jangan sampai punah. Upaya pelestariannya harus jalan terus. Kini di Kota Denpasar sedang direnovasi seperangkat alat musik tradisional bambu yakni Seni Jegog Tingklik.
 
"Saya rasa upaya pelestarian jalan terus meskipun generasi kita mulai tergerus arus global dengan lebih cenderung musik instan, mau suguhan musik tanpa alat musiknya langsung. Mau dengar music cukup lewat HP saja," ujar Gus Sudiarta, di Denpasar.
 
Disebutkan, pihaknya bersama tokoh-tokoh Jembrana yang ada di Denpasar baru saja  menyelamatkan seperangkat alat musik tradisional berbahan bambo besar dan kecil yang disebut Jegog Tingklik yang nyaris dibakar karena tidak mampu merawatnya, baik pemeliharaan materialnya maupun operasional organisasinya.
 
Ketika ditanya, Gus Sudiarta menyebutkan bahwa  tahun 2012 lalu, dirinya bersama komunitas warga Negara, Jembrana yang menyambung hidupnya di Denpasar dan Badung sepakat untuk membangun komunitas Sekeha Seni Jegog Tingklik yang diberikan nama sesuai visinya yakni Duta Svara Shanti. Komunitas ini sebagai upaya dan ajang untuk saling bersilaturahmi, bahkan sampai menghibur masyarakat yang punya hajatan yadnya dan suguhan atraksi wisata di wilayah Badung dan Denpasar.
 
Seiring waktu perjalanan waktu, sekeha ini mengalami pasang surut. Berkurangnya jumlah anggota yang bekerja di Denpasar dan Badung karena mereka memilih pulang kembali ke kampungnya. Sehingga keberadaan sekeha ini mengalami kendala dalam melanjutkan misinya.
 
Di sisi lain, konon karena lokasi perangkat Jegog ini berada pada jalur yang kurang menguntungkan posisinya, yakni jalur yang dikatakan mengganggu kenyamanan warga sehingga menimbulkan beberapa anggota kelompok ini mengalami sakit. Sebagai solusinya perangkat Jegog ini harus pindah dari lokasinya itu.
 
Keberadaan sekeha seni musik khas  Jembrana "Jegog Tingklik" yang sempat booming itu, kini harus diselamatkan, apapun kondisinya sejak dibiarkan begitu saja tergeletak, ada yang dimakan rayap, patah dan catnya mulai kusam. Sebab, sejak adanya isu sakit itu, Jegog itu tidak pernah lagi dimainkan.
 
Untuk itu, lanjut Sudiarta, dirinya punya kewajiban moral sebagai warga Negaroa (Jembrana) di perantauan menyelamatkan perangkat alat musik yang sangat digemari masyarakat domestik maupun asing.
 
"Saya berkewajiban menyelamatkan perangkat seni budaya ini, walau seburuk  apapun kondisinya artinya dengan keberadaan ini saya akan rawat, bahkan kembangkan lagi sampai kepada pembinaan para penabuhnya yang sebagian besar pemuda dan masih sangat potensial untuk diajak melestarikannya," tegas Gus Sudiarta.
 
Para pengurusnya akan dilakukan peremajaan, sarananya akan dirawat diperbaiki dan pelestarian harga mati juga yang nantinya berharap jangan sampai punah. "Ini warisan leluhur kita, jangan sampai punah," ujarnya mengakhiri bincangnya. (u)
wartawan
Izzarman
Category

Schneider Electric Meluncurkan Vivace E dan EcoStruxure™ Building Operation 7.0.

balitribune.co.id | Mangupura - Pemimpin global dalam transformasi digital untuk pengelolaan energi dan otomasi, menyelenggarakan Innovation Day 2025 di Badung, Bali, Rabu (3/9) yang menjadi kota terakhir dalam rangkaian penyelenggaraan Innovation Day tahun ini.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Nyonya Mas Parwata Saksikan Kecantikan Wastra Lokal di Bali Fashion Parade 2025

balitribune.co.id | ​Amlapura - Ketua Dekranasda Kabupaten Karangasem, Nyonya Mas Parwata, menunjukkan dukungan penuhnya terhadap pengrajin lokal dengan hadir di Bali Fashion Parade (BFP) 2025 di Denpasar, Sabtu (30/8). Acara ini menjadi panggung bagi wastra tradisional untuk bersinar, membuktikan bahwa produk lokal memiliki potensi besar di kancah internasional.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.