Negara, Bali Tribune
Di tengah gencarnya program pembangunan dan peningkatan kualitas pendidikan yang didengung-dengungkan pemerintah, masih ada sekolah di Bumi Makepung yang kelebihan siswa (overload) dan kekurangan lokal ruang kelas. Kondisi daya tampung sekolah yang tidak memadai ini salah satunya terjadi di SMK Negeri 1 Negara. Karena kekurangan kelas, siswa dan guru harus rela mengikuti proses belajar mengajar diluar kelas seperti di bawah pohon-pohon perindang dihalaman sekolah.
Kondisi yang berpengaruh pada kualitas pendidikan ini dikeluhkan oleh sejumlah siswa SMK yang dulunya bernama SMEA Negeri Negara ini. Beberapa siswa yang ditemui, Rabu (23/3), mengaku, karena kekurangan ruang kelas sejak awal semester ganjil lalu setiap hari secara bergilir ada 2 kelas, dari kelas X dan kelas XI, yang terdiri rata hingga 47 orang siswa harus belajar di luar kecuali kelas XII. Kekurangan kelas ini menurut mereka terjadi walaupun sudah ada siswa yang magang (PSG) di Dunia Usaha (DU)/Dunia Industri (DI) di luar sekolah.
Mereka menyebutkan, untuk semester genap ini ada 5 kelas yang PSG dan terdapat 31 ruang kelas tetapi mereka tetap saja harus belajar di luar ruangan. Saat belajar di luar ruangan terkadang mereka jarang mendapat pelajaran, kalaupun ada guru yang mengajar mereka harus menyesuaikan diri agar sebisa mungkin nyaman mengikuti pelajaran walaupun mereka mengaku tidak konsentrasi.
Disebutkan, jumlah seluruh siswa dari kelas X sampai kelas XII di sekolahnya saat ini mencapai 1.473 siswa yang terdiri atas masing-masing 3 jurusan yaitu Akutansi (AK), Pemasaran (PMS) dan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) yang ada disetiap tingkatan. Yang menurut mereka saat ini tidak mendapat ruangan adalah kelas XI RPL 1 dan 2.
Para orangtua siswa menyayangkan hingga anak-anak mereka harus belajar di luar ruangan karena dirasakan akan tidak optimal. Beberapa orang tua siswa yang ditemuai Rabu kemarin meminta agar sekolah dan dinas pendidikan bisa mengambil sikap atas kondisi yang dialami anak-anak mereka sehingga tidak selamanya seperti ini walaupun memang saat ini tidak dipungut SPP.
Kepala SMK Negeri 1 Negara I Wayan Wardana dikonfirmasi, Rabu siang, membenarkan jika animo masyarakat yang menyekolahkan anaknya di SMK Negeri 1 Negara sangat tinggi sehingga tidak sebanding dengan ketersediaan ruang belajar, bahkan rombongan belajarnya pun terkatagori kelas gemuk. Kekurangan ruang kelas ini awalnya diatasi dengan memakai 2 ruangan Laboratorium Komputer, tetapi karena laboratorium itu digunakan untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sehingga masing-masing kelas X dan XI harus digilir untuk belajar di luar ruangan. Pihaknya berusaha mengefektifitkan belajar di luar ruangan dengan sistem kelas berjalan (mobiling) ini, "Di manapun bisa belajar, daripada tidak sama sekali," ungkapnya.
Kini pihaknya masih menunggu pengambilalihan pengelolaan dari Pemprov Bali dan setelah definitif per 1 Januari 2017. Selain akan berencana melakukan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) secara online untuk mencegah over kapasitas, pihaknya juga akan merehab ruang belajar yang ada menjadi ruang bertingkat, terlebih areal sekolah seluas 1 hektar sudah tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan pembangunan.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Dikporaparbud) Kabupaten Jembrana I Nengah Alit saat dikonfirmasi mengenai hal ini menyatakan belum mendapat laporan adanya siswa di SMKN 1 Negara yang belajar di luar kelas itu. Namun menurutnya, karena kekurangan ruang belajar memang bisa disiasati dengan sistem mobile. Ia menyakini, kemungkinan setelah siswa kelas XII mengikuti UN, situasi itu bisa teratasi dan siswa kelas X dan XI bisa kembali belajar di ruang kelas.