Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Spirit Pancasila Harus Tetap Dihidupkan

Bali Tribune/ Dosen FISIP Universitas Warmadewa, I Made Wimas Candranegara, S.Sos, M.AP



balitribune.co.id | Denpasar - Dosen Fisip Universitas Warmadewa, I Made Wimas Candranegara, S.Sos, M.AP pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila menegaskan seiring dengan berkembangnya  zaman maka banyak masalah yang membuat kehidupan masyarakat menjadi tidak teratur.

Dia mengatakan hal itu ketika diminta tanggapannya tentang hari lahir Pancasila 1 Juni yang diperingati pada setiap tahun. Itu sebab, pesan penting yang ingin disampaikan kepada masyarakat adalah bahwa spirit Pancasila harus tetap dihidupkan.

“Tidak berhenti pada pertanyaan apakah ini harapan atau kenyataan. Mari kembali menghidupkan semangat Pancasila dalam hidup kita. Bila hal itu sudah dilakukan, menyosialisasikan Pancasila tidak perlu lagi. Cukup untuk dijalani dalam kehidupan. Itulah yang terpenting" jelasnya.

Pancasila, kata dia, sebagai pemersatu bangsa bertujuan untuk menjaga dinamika di dalam masyarakat. Sementara dengan berkembang pesatnya teknologi dan pengaruh dunia luar, masyarkat Indonesia mulai merubah dasar dalam kehidupan bermasyarakat.

“Hal ini tentu saja akan membuat Pancasila yang dimana merupakan ideologi bangsa akan tergerus oleh zaman,” tegasnya.

Menurut Made Wimas, di era modern saat ini ditambah dengan kemajuan teknologi  yang membawa beberapa perubahan dalam kebiasaan masyarakat— salah satu contoh dampak akibat dari era modern ini masyarakat yang mengikuti trend dari negara lain dan transformasi budaya.

"Dalam kondisi ini masyarakat sudah tidak memperdulikan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi dan pedoman hidup bagi rakyat Indonesia dalam perkembangan zaman tersebut. Sehingga  banyaknya kasus-kasus yang membuat kehidupan bersama di Indonesia menjadi tidak teratur.

“Dengan adanya pengaruh dunia luar , rakyat Indonesia sudah mulai merubah dasar dalam kehidupan bersama mereka seperti mulai hidup secara individualisme, kemudian tidak menghargai orang-orang di sekitar, cara berpakaian seperti orang barat serta melakukan kegiatan-kegiatan dan kebiasaan orang luar," jelasnya.

Dengan adanya perkembangan zaman tersebut, sambung Made Wimas, penerapan Pancasila sebagai dasar kehidupan bersama di Indonesia wajib untuk di-update dan di-upgrade agar penyuluhan dan juga penerapan Pancasila di lingkungan masyarakat menjadi lebih fleksibel dan juga sesuai dengan adanya perkembangan zaman.

Dalam hal ini biasanya para pemuda harus tetap menerapkan berbagai hal-hal positif yang terkandung dalam Pancasila agar Pancasila tidak hilang dan tetap menjadi bagian dari perkembangan zaman meskipun pada masa sekarang banyak sekali anak-anak muda yang selalu mengikuti perkembangan budaya barat dan juga lebih konsumtif daripada orang pada zaman dahulu.

Made Wimas mengaku bahwa saat ini dilingkungan kampus, toleransi dan berbudaya masih sangat kental dan berpedoman sesuai dengan Ideologi Pancasila. Dimana notabennya lingkungan kampus merupakan ruang lingkup yang cukup besar. Banyak masyarakat luar daerah yang adat,suku, ras, dan budayanya yang berbeda.

"Di lingkungan kampus saat ini khususnya di Universitas Warmadewa kehidupan akademiknya dan aktivitas sehari-harinya masih berpegangan erat dengan nilai-nilai Pancasila. Hal ini dibuktikan dengan keberagaman suku dan budaya dari mahasiswa itu sendiri yang berbaur saling menghormati satu sama lain, bahkan di bidang kemahasiswaan itu sendiri setiap mahasiswa dari masing-masing agama diberikan wadah untuk berkumpul membuat kegiatan dalam bentuk Unit aktivitas mahasiswa (Unitas)", ujarnya.

Made Wimas juga berharap agar kedepannya bangsa ini bisa lebih lagi menyatukan berbagai macam perbedaan, baik suku, ras, adat, budaya maupun visi setiap individu. Karena Pancasila merupakan simbol dari pemersatu bangsa dan ciri khas Bangsa Indonesia.

"Terkait dengan harapan untuk bangsa ini kedepannya, Indonesia merupakan negara terunik yang mampu menyatukan berbagai macam perbedaan, baik suku, ras, adat, maupun visi setiap individu. Sebaik apapun sebuah visi dan misi bangsa, kalau tidak disatukan, tidak bisa menjadi nyata. Dan, pemersatu itu adalah Pancasila.

Sementara itu, Ni Luh Putu Dilianti Danaprati seorang Guru kelas 5 SD pengampu mata pelajaran matematika di SD Negeri 28 Dangin Puri. Memaknai Pancasila sebagai pedoman dan acuan untuk anak-anak dalam bersosilisasi antar sesama. Seperti halnya jika ada seorang teman yang jatuh sakit anak-anak berantusias untuk mendatanginya. Tidak ada perbedaan suku, ras, agama dan budaya.

"Sejak diadakannya luring anak-anak antusias, solidaritas bagus. Anak-anak bisa rembugan dan diskusi. Jika teman sakit inisiatif jenguk. Tidak ada perbedaan suku atau agama antara siswa. Sesuailah dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila" jelasnya.

wartawan
m1
Category

Pansus II Tekankan Data Presisi Sebagai Landasan Pembangunan Daerah

balitribune.co.id | Tabanan - Panitia khusus atau Pansus II DPRD Tabanan meminta keberadaan Data Presisi menjadi salah satu landasan utama penyelenggaraan pembangunan daerah yang akan dirangkum ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tabanan 2025-2029.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Jembrana di Ambang Krisis Guru, Beban Guru Aktif Bertambah

balitribune.co.id | Negara - Dunia pendidikan di Kabupaten Jembrana tengah dihadapkan pada tantangan serius. Hingga kini tercatat terjadi kekurangan 200 lebih guru pengajar. Kondisi ini diperparah dengan bertambahnya guru yang pensiun setiap tahun. Tahun 2025 saja, sebanyak 119 guru akan memasuki masa pensiun.

Baca Selengkapnya icon click

Industri Keuangan Bali Tetap Tangguh, Kredit UMKM dan Investasi Tumbuh Positif di April 2025

balitribune.co.id | Denpasar - Sektor Jasa Keuangan di Provinsi Bali menunjukkan performa stabil dan tumbuh positif hingga April 2025. Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali mencatat bahwa permodalan yang kuat, likuiditas yang cukup, serta risiko yang terjaga menjadi kunci ketangguhan sektor ini. Hal ini diungkapkan Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu di Denpasar, Rabu (2/7).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Penertiban Bangunan di Pantai Bingin Dinilai Tergesa-gesa, DPRD Didorong Buka Dialog

balitribune.co.id | Denpasar - Rencana pembongkaran bangunan ilegal di kawasan wisata Pantai Bingin, Pecatu, Kabupaten Badung, kembali memantik kontroversi. Kuasa hukum Morbito Art Cliff, Ussyana Dethan, SH.,  menilai langkah Pemerintah Kabupaten Badung dan DPRD Bali dalam menyikapi persoalan ini terkesan tergesa-gesa dan kurang mengedepankan dialog dengan masyarakat.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.