Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Suku Bunga The Fed Naik, Masih Terdapat Peluang Investasi

Bali Tribune / IHSG - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) stagnan, sementara di semester kedua ini tedrlihat akan ada yang sangat menarik.

balitribune.co.id | Denpasar - Kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral Amerika Serikat sangat jelas memiliki pengaruh bagi negara-negara berkembang. Namun bagi Indonesia, kenaikan ini ternyata tidak memiliki pengaruh yang signifikan, demikian disampaikan Direktur Center of Economic and Law Studies, Bhima Yudhistira Adhinegara.

“Tapi untuk kasus Indonesia itu agak menarik. Ketika suku bunga negara maju seperti The Fed, biasanya kita juga melakukan hal yang sama, seperti yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI). Tapi kali ini berbeda, kenaikan suku bunga dari The Fed ternyata tidak diikuti oleh kenaikan suku bunga BI. Faktornya banyak, karena menaikan suku bunga secara agresif dapat berdampak pada pinjaman konsumen yang akan jauh lebih mahal dan akan mengganggu pemulihan konsumsi domestik. Selain itu, banyak industri yang juga akan terpengaruh dengan kenaikan suku bunga tersebut,” jelas Bhima dalam siaran persnya, Senin (14/8).

Ia menganalisis bahwa roda ekonomi Indonesia lebih terhubung dengan pergerakan Tiongkok ketimbang Amerika, sehingga kenaikan suku bunga The Fed tidak secara otomatis mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia.  “Karena Tiongkok adalah salah satu negara asal investasi yang terbesar, dan mitra investasi Indonesia. Kedua, mereka adalah mitra dagang. Kita ekspor ke Tiongkok itu bisa seperempat dari total ekspor Indonesia, kira-kira sekitar 25% kita kirim ke Tiongkok, dan itu tentu sangat memengaruhi,” tuturnya.

Kata dia dengan mengambil riset sebuah studi, bahwa setiap satu persen penurunan ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, pengaruhnya ke Indonesia hanya 0,01%. "Namun jika ekonomi Tiongkok turun 1% saja dalam PDB mereka, maka imbas ke Indonesia bisa mencapai 0,3%. “Jadi kita lebih sensitif dengan ekonomi Tiongkok. Sehingga kenaikan suku bunga AS belum tentu berdampak langsung ke capital market maupun surat utang di Indonesia, setidaknya dalam jangka waktu yang dekat,” tambahnya.

Meski fundamental ekonomi nasional kuat, Bhima menyatakan bahwa pada tahun depan Indonesia perlu mewaspadai gejolak ekonomi yang akan terjadi. “Semester II 2023 dan 2024 akan banyak dinamika yang terjadi. The Fed tetap penting untuk diperhatikan tapi mesti ditambah dengan faktor-faktor lainnya sehingga kita bisa mitigasi beberapa risiko. Inflasi di Indonesia saat ini masih bisa ditahan, cadangan devisanya masih bagus, suku bunga pun masih bisa ditahan, tapi kalau Amerika suku bunganya masih terus 5,25%, maka kita harus tawarkan bunga. Karena bila ada penyesuaian jangka panjang, kasihan industri karena suku bunga pinjaman juga akan menjadi mahal dan pengaruhnya juga pada penyaluran pertumbuhan kredit perbankan dan berdampak pada imbal hasil yang harus ditawarkan oleh berbagai instrumen investasi di Indonesia,” katanya.

Bhima meyakini ekonomi kuartal III 2023 nanti akan banyak tantangan yang mesti diwaspadai, terutama mengenai ketidakseimbangan antara pendapatan dan kebutuhan. “Di kuartal III ini, ada kebutuhan yang terus meningkat, meskipun inflasi kita terbilang cukup baik dan terkendali bahkan agak sedikit menurun, tapi yang perlu diketahui di kuartal II adalah ini tidak ada momen musiman dimana masyarakat bergerak untuk berwisata secara masif, itu tantangannya. Di kuartal III biasanya belanja pemerintah mulai meningkat tetapi belum setinggi di kuartal IV. Meski begitu, kemungkinan pertumbuhan pada kuartal III berada pada kisaran 4,9%,” imbuhnya.

Sementara itu, Co-Founder Tumbuh Makna, Benny Sufami memprediksi situasi ekonomi global saat ini tidak memberikan tekanan yang signifikan bagi ekonomi domestik di Indonesia. Hal itu didapati karena fakta bahwa ekonomi nasional pada kuartal II sangat baik, khususnya angka PDB Indonesia berada diatas 5% dengan tren inflasi relatif stabil, yang tentunya menunjukan sentimen positif.

“Berdasarkan data riset yang Tumbuh Makna peroleh, ekonomi kuartal II 2023 PDB kita 5,17%. IMF menyatakan bahwa maksimal pertumbuhan ekonomi dunia hanya akan bertumbuh maksimal 3%, itu sudah cukup bagus bagi ekonomi domestik kita. Itu sudah cukup baik ditengah kondisi tekanan ekonomi global. Kedua, data inflasi awal bulan sudah diumumkan, dan hasilnya inflasi harga konsumen lebih rendah dari kuartal sebelumnya yakni dari 3,52% ke 3,08% (yoy),” katanya.

Pada kondisi seperti ini, Benny melihat masih terdapat peluang investasi yang sangat menarik. "Untuk peluang, kami melihat ada di pasar saham dan pasar obligasi, valuasinya juga masih sangat menarik. Tantangannya adalah investor hanya perlu lebih bersabar. Sebab kita lihat di semester I, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) stagnan, sementara di semester kedua ini lah kami melihat akan sangat menarik.” ujarnya.

Ia menambahkan, di semester II melihat peluang naiknya IHSG sangat terbuka. Pertama karena penurunan harga komoditas sudah terbatas. Kedua, karena adanya kegiatan domestik yang disinyalir akan meningkat, sebab KPU dan DPR hingga pemerintah sendiri sudah menyetujui budget Pemilu sekitar Rp 76 triliun. Itu tentunya memiliki dampak positif bagi ekonomi Indonesia, sehingga akan mengerek positif di dalam IHSG. "Ketiga, tingkat inflasi kita cukup terkendali. Keempat, kenaikan suku bunga diperkirakan sudah mencapai puncaknya,” ungkap Benny.

Ia optimistis IHSG akan menguat. Analisa ini diperkuat berdasarkan riwayat data IHSG jelang Pemilu di tahun politik. Ia pun meyakini bahwa pasar obligasi akan naik dan itu merupakan kesempatan yang mesti dimanfaatkan oleh para investor.

“Berdasarkan data yang kami kumpulkan. Biasanya 6 bulan sebelum Pemilu, IHSG itu mengalami kenaikan. Ini pernah terjadi misalnya di tahun 2014 dan 2019. Dimana pada tahun 2014, 6 bulan sebelum Pemilu, IHSG mengalami kenaikan 19,6%, lalu pada tahun 2019 pun IHSG mengalami kenaikan 11,7%. Memang tidak ada jaminan ini akan berulang, tapi polanya selalu seperti itu. Untuk itu, kami optimistis di semester II ini, IHSG bisa mengalami kenaikan,” ujarnya.

wartawan
YUE
Category

Astra Honda Ajak Ribuan Mahasiswa Ikuti Kampanye di Jalan Fokus, Kuliah Mulus

balitribune.co.id | Jakarta - Sepanjang bulan September, sejumlah 4.894 mahasiswa dari 29 perguruan tinggi yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia mengikuti kegiatan kampanye keselamatan berkendara yang interaktif melalui tema “Di Jalan Fokus, Kuliah Mulus".

Baca Selengkapnya icon click

Dibangun SPAM, Pancuran Telaga Mas Bitera tak Ngucur

balitribune.co.id | Gianyar - Sumber air yang melimpah dan disucikan serta digunakan sehari-hari oleh warga Kelurahan Bitera, dimodernisasi dengan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Namun sayang, proyek senilai Rp97,3 juta dari APBD Gianyar 2025 ini justru tidak sesuai harapan. Ironisnya, warga kesulitan memanfaatkan air tersebut, karena air di pancuran  baru tidak mengucur.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Semester I 2025, Gianyar Tambah 136 Kasus Baru HIV

balitribune.co.id | Gianyar - Meski tidak se-phobia stigma lama, kasus positif HIV  nyatanya terus membengkak. Di Gianyar, dalam enam bulan pertama di tahun 2025 malah bertambah signifikan yakni mencapai 136 kasus baru. Angka ini pun hanya didapat lantaran hasil test HIV yang terdata di Dinas Kesehatan Gianyar.

Baca Selengkapnya icon click

21 Hari PascaBanjir Bandang, 25 Rumah di Tengading Masih Terendam Banjir

balitribune.co.id | Amlapura - Memasuki hari ke 21 pasca banjir bandang di Desa Antiga Kelod, Kecamatan Manggis, Karangasem pada 10 dan 12 September 2025, saat ini sebanyak 25 rumah warga di wilayah Banjar Dinas Tengading masih terendam banjir. Kendati demikian, genangan banjir sudah berangsur surut dari sebelumnya setinggi lutut hingga dada orang dewasa, saat ini genangan banjir sudah setinggi 40 hingga 70 Centimeter. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Polisi Berpangkat Aiptu Jambret Pedagang di Pancasari

balitribune.co.id | Tabanan - Seorang polisi berinisial IWS (51), nekat menjambret perhiasan pedagang di Banjar Giri Loka, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Selasa (30/9/2025). Aksi IWS yang dilakukan di siang hari itu, bahkan disertai dengan kekerasan terhadap korbannya bernama Kadek Suartini (50). 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.