Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Tentang Soeharto

Bali Tribune

BALI TRIBUNE - Persepsi publik tumbuh atas refleksi pengalaman dan pengetahuan individu. Persepsi meliputi semua sinyal dalam sistem saraf, yang merupakan hasil  stimulasi fisik-kimiawi dari organ pengindra. Oleh karena itu, persepsi publik akan membentuk keyakinan, simpati dan pilihan publik. Dalam hal menilai keberhasilan pemimpin nasional misalnya, persepsi publik tentu lahir dari tangkapan inderawi dan segmentasi pengetahuan mengenai   hasil karya kepemimpinan yang terekam dalam memori kolektif atau yang  ditangkap secara inderawi. Dengan konsep ini kita bisa memahami mengapa persepsi masyarakat Indonesia terhadap kepemimpinan nasional masih menunjuk kepada mantan Presiden Soeharto sebagai presiden paling berhasil, disusul presiden Soekarno dan Jokowi di urutan ketiga. Anda boleh percaya boleh tidak, tapi itu hasil penelitian terbaru tentang tingkat kepuasan publik dengan metodologi yang valid. Sebagaimana sudah diketahui umum (Koran BALI TRIBUNE - , 21/5), lembaga Indo Barometer telah melakukan penelitian tentang kepuasan publik terhadap Presiden yang pernah dan sedang berkuasa di Indonesia. Dalam rilis yang disampaikan tepat pada momentum peringatan hari reformasi yang dirangkai dengan hari kebangkitan Nasional, 20 Mei 2018 itu, Soeharto menjadi tokoh yang dianggap paling berhasil dengan skor 32,9%, Soekarno 21,3% dan Jokowi 17,8%. Hasil ini menyentak publik, yang dalam hari-hari ini, sedang mengenang peristiwa penumbangan rezim Soeharto yang menandai titik awal era reformasi. Mengapa menyentak? Konsentrasi para aktivis yang sedang mengungkit kebobrokan kepemimpinan Soeharto justru dibuyarkan oleh hasil penelitian ini. Masyarakat, terutama para aktivis yang terlibat langsung dalam menumbangkan Soeharto 20 tahun lalu, tentu tidak percaya dengan hasil penelitian Indo Barometer itu, bahkan marah-marah. Dia tidak sadar bahwa di luar aktivis dan kelompok pro reformasi di tanah air, masih lebih banyak kelompok yang punya persepsi beda. Apalagi setelah melalui 20 tahun era reformasi, negeri ini lebih banyak diisi dengan kegaduhan politik yang belum berujung. Kembali ke soal persepsi, yang secara teoritis tumbuh di atas refleksi pengalaman dan pengetahuan individu yang melahirkan penilaian. Bahwa benar, banyak pendukung Jokowi keberatan karena presiden pujaannya ditempatkan di urutan ketiga, dan pendukung SBY yang gak terima tokoh panutannya diposisikan di urutan keempat, namun itulah persepsi publik. Hal yang barangkali bisa kita diskusikan adalah apa keunggulan Soeharto yang menempatkannya menjadi presiden paling berhasil dalam persepsi masyarkat Indonesia. Saya menilai persepsi publik itu berhubungan dengan keberhasilan Pak Harto menciptakan stabilitas keamanan nasional. Keamanan, bagi manusia adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan kumunal dan sosial dalam suatu negara. Abraham Maslow menempatkan "rasa aman" di urutan kedua paling dasar dalam lima tangga kebutuhan dasar manusia, setelah kebutuhan fisikogis (makanan, sandang, papan). Inilah rahasianya mengapa maroritas masyarakat Indonesia saat ini lebih memilih Soeharto sebagai presiden paling berhasil. Bila didalami lebih jauh, dalam tangga kebutuhan dasar Abraham Maslow, tangga pertama dan kedua paling dasar  yakni kebutuhan akan sandang, pangan dan papan serta kebutuhan "rasa aman", adalah lebih dekat dengan Soeharto dibanding presiden lain. Harus diakui, keberhasilan Soeharto yang dicatat masyarakat dunia adalah stabilitas keamanan dan swasembada pangan, meski pada variabel lain, pembangunan demokrasi misalnya, dia gagal disitu. Sedangkan Jokowi di urutan ketiga lebih berkenaan dengan tangga kebutuhan dasar yang  lain yakni kasih sayang, penghargaan dan aktualisasi diri. Dalam hal ini, Jokowi menonjol di bidang kebutuhan akan kasih sayang atau dalam bahasa lain yakni merawat melindungi kaum minoritas dan merawat harmoni. Dengan pendekatan teori kebutuhan Abraham Maslow ini, nakar kita mudah diantar untuk memahami hasil penelitian lembaga survei Indo Barometer yang kontroversial itu.

wartawan
Mohammad S. Gawi
Category

Kejari Gianyar Lelang Ribuan Tabung LPG Rampasan

balitribune.co.id | Gianyar - Tingkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), Kejaksaan Negeri (Kejari) Gianyar akan melelang Barang Rampasan yang terdiri dari ribuan tabung  gas LPG. Lelang melalui Panitia Penyelesaian Barang Rampasan Negara ini akan dilakukan tanpa kehadiran peserta (open bidding) dengan perantara Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Denpasar.

Baca Selengkapnya icon click

Serahkan Rekomendasi Lift Kaca Pantai Kelingking, Pansus TRAP Lempar "Bola Panas"

balitribune.co.id | Denpasar - Polemik pembangunan lift kaca di kawasan Pantai Kelingking, Nusa Penida memasuki babak baru. Setelah menjadi sorotan publik dan viral di media sosial, Panitia Khusus (Pansus) Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) DPRD Bali akhirnya menyerahkan rekomendasi resmi terkait proyek tersebut kepada Gubernur Bali, Wayan Koster. Penyerahan dilakukan usai menggelar rapat tertutup di DPRD Bali Denpasar, Selasa (11/11).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Wawali Arya Wibawa Hadiri Pemelaspasan Pelinggih Pura Pesamuan Agung Sakenan, Kelurahan Serangan

balitribune.co.id | Denpasar - Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri Upacara Pemelaspasan Pelinggih Pura Pesamuan Agung Sakenan, Kelurahan Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, pada Selasa (11/11).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Ketua Forum PUSPA Karangasem Laksanakan Bakti Sosial di Kecamatan Abang dan Bandem

balitribune.co.id | Amlapura - Ketua Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Kabupaten Karangasem, Ny. Anggreni Pandu Prapanca Lagosa, melaksanakan kegiatan Bakti Sosial di dua wilayah, yakni Kecamatan Abang dan Kecamatan Bandem. Kegiatan ini merupakan wujud nyata kepedulian sosial terhadap masyarakat yang membutuhkan, khususnya mereka yang mengalami keterbatasan fisik dan ekonomi.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.