Terkendala Air Sungai yang Deras dan Sudah Gelap, Pencarian Korban Tenggelam Dihentikan Sementara | Bali Tribune
Bali Tribune, Minggu 22 Desember 2024
Diposting : 9 February 2018 20:00
Komang Arta Jingga - Bali Tribune
BPBD
DIHENTIKAN - Pencarian terhadap korban I Gede Adi Merta Yasa, Kamis (8/2) dihentikan pada pukul 18.30 Wita dan akan dilanjutkan esok hari, Jumat (9/2).

BALI TRIBUNE - I Gede Adi Amerta Yasa (21), asal Banjar Pegubugan Kangin, Desa Pesagi, Kecamatan Penebel, Tabanan, dilaporkan hilang, Kamis (8/2). Diduga korban hanyut di sungai saat mencari buah durian jatuh.

Berdasarkan informasi, I Gede Adi Amerta Yasa, Kamis (8/2) subuh mencari runtuhan buah durian di dekat rumahnya, dia sempat pulang ke rumah membawa buah durian dan kembali lagi mencari runtuhan buah durian di sebelah timur rumahnya. Karena lama tak pulang, sekitar pukul 09.00 wita ibunya mencari Gede Adi, namun tidak menemukan yang bersangkutan, hanya menemukan sandal dan senter milik anaknya di pinggir sungai. Atas hal tersebut kemudian keluarga dan warga mencari Gede Adi Amerta Yasa di Sungai Yeh Mawa. Diduga yang bersangkutan tenggelam di sungai saat mencari buah durian jatuh.

Kapolsek Penebel AKP I Ketut Mastra Budaya saat dikonfirmasi, Kamis (8/2), membenarkan adanya laporan warga hilang saat mencari buah durian. Menurutnya, korban sempat pulang ke rumah bawa buah durian, namun sekitar pukul 05.30 wita korban kembali lagi mencari reruntuhan buah durian.

Ditambahkan AKP Mastra, pihaknya belum berani menentukan kemana hilangnya korban. Namun dugaan korban jatuh di sungai, karena sandal dan senter korban ditemukan di pinggir sungai. Saat ini petugas dari BPBD, SAR, dan Brimob sedang menyusuri sungai untuk mencari korban.

Pencarian terhadap korban I Gede Adi Merta Yasa, Kamis (8/2) dihentikan pada pukul 18.30 Wita dan akan dilanjutkan esok hari, Jumat (9/2).Hal tersebut dilakukan karena hari yang sudah semakin gelap, ditambah turun hujan serta arus air yang cukup deras di Bendungan Telaga Tunjung, Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan.Tim yang terdiri dari Rescue Shabara Polda Bali, Basarnas Bali, dan BPBD Tabanan kembali ke markas masing-masing, namun tetap berkoordinasi dengan RAPI untuk mengetahui kondisi terkini.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Ketut Gede Ardana mengatakan, laporan diterima sekitar pukul 14.17 Wita dari BPBD Tabanan dan setelah melakukan persiapan  tim SAR langsung bergerak 13 menit kemudian. Ada 17 personel dikerahkan menuju lokasi kejadian yang berjarak sekitar 50 KM dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Denpasar). Operasi SAR ini langsung dipimpin oleh Gede Darmada selaku Kepala Seksi (Kasi) Operasi dan Kesiapsiagaan Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar. 

Basarnas Denpasar, potensi SAR, warga serta keluarga korban memulai pencarian dengan menurunkan 1 unit perahu karet. Penyisiran dimulai dari sekitar bendungan. Namun tim gabungan terkendala arus sungai yang begitu deras. Ketika tim tiba di lokasi, debit air di bendungan sedang meninggi serta arusnya cukup deras, karena daerah hilir baru turun hujan. “Sungai ini cukup lebar dan bermuara pada bendungan Telaga Tunjung,” jelas Gede Ardana.

SAR Sabhara Polda Bali yang menyusul tiba di lokasi, juga menurunkan1 unit perahu karet untuk melakukan penyisiran. Pencarian dilakukan oleh 8 personil tim SAR gabungan, namun sampai dengan pukul  18.30 Wita belum ditemukan tanda-tanda penemuan korban. Kondisi sekitar lokasi yang sudah mulai gelap, tidak memungkinkan bagi tim SAR untuk melanjutkan penyisiran, rencananya operasi SAR akan dilanjutkan besok pagi. Operasi SAR turut melibatkan potensi SAR lainnya yakni dari BPBD Tabanan, Polsek Kerambitan, masyarakat setempat.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan I Putu Trisna Widiatmika mengatakan, pemberhentian pencarian terhadap korban karena kondisi sudah gelap serta arus air sungai cukup deras dan akan dilanjutkan jumat pagi. Namun pihaknya tetap berkordinasi dengan RAPI untuk memantau perkembangan di lokasi. “Sementara pencarian dihentikan dan akan dilanjutkan besok, karena hari sudah gelap dan arus air juga cukup deras di bawah,” ujar Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Tabanan, I Putu Trisna Widiatmika.

Kedua orangtua korban, I Nyoman Suarsana (50), dan Ni Wayan Ernilawati (45), tak bisa menyembunyikan kesedihannya atas peristiwa tersebut, dan berharap agar anaknya cepat ditemukan dalam kondisi apapun.