Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Tertimpa Batang Pohon Pule, Ida Pedanda Gede Oka Sidanta “Lebar”

tapel
Ida Pedanda Gede Oka Sidanta semasa hidupnya.

BALI TRIBUNE - Umat Hindu di Kabupaten Jembrana berduka pasca-lebarnya Ida Pedanda Gede Oka Sidanta (60) dari Griya Gede Megati Taman Sari Tibu Sambi, Desa Yehembang Kangin, Mendoyo yang tertimpa batang Pohon Pule di sebuah tegalan di Banjar Kedisan, Desa Yehembang Kauh, Mendoyo Sabtu (7/4) sekitar pukul 10.00 Wita. Sulinggih yang saat welaka bernama Ida Bagus Kade Nuarda ini saat itu memimpin upacara nuhur taru bersama sejumlah krama Desa Pakraman Munduk Anggrek Kaja untuk mencari batang pohon pule di kebun milik Bendesa Pakraman Kedisan, Made Subagia untuk bahan pembuatan tapel tapakan barong di Pura Pusah Desa Pakraman Munduk Anggrek Kaja. Sulinggih yang dikenal sebagai sosok yang merakyat di mata semeton dan braya (pengikut) itu, usai melakukan prosesi upakara menyaksikan pengambilan bahan tapel oleh beberapa orang tukang. Setelah berhasil mendapat bahan tapel pertama di sisi timur pohon, tukang kembali mengambil bahan tapel kedua dengan menggunakan chainshow. Setelah 75 proses pemotongan, pohon yang berusia tua setinggi kurang lebih 27 meter dengan diameter lima meter itu, batangnya tiba-tiba retak dan terbelah sehingga menimpa Ida Pedanda Gede Oka Sidanta. Saat kejadian Ida Pedanda yang pernah menjabat Ketua Dharma Upadesa Kabupaten Jembrana ini berada di sekitar batang pohon dan terlambat menghindar. Sulinggih yang pernah menjadi Pedanda Jawatan di Pemkab Jembrana di masa pemerintahan Bupati Jembrana I Gede Winasa ini meninggal saat dilarikan ke RSU Negara. Dari hasil pemeriksaan luar yang dilakukan dr. Hadi dari RSU Negara, sulinggih yang menjadi satu-satunya tokoh yang menentang perombakan Pura Dangkhayangan Rambut Siwi beberapa tahun lalu tersebut mengalami patah tulang pada dada depan, tulang rahang kanan patah dan mengeluarkan darah dari telingan dan hidung.   Sementara itu Bendesa Munduk Anggrek Kaja, I Made Artana mengaku sangat terpukul dengan musibah tersebut. Tidak disangka sebelumnya pohon yang sedianya untuk tapakan Ida Betara Sesuhanan Pura Puseh Desa Pakraman Munduk Anggrek Kaja itu roboh. “Prosesi nuhur taru itu sejatinya sudah hampir setahun direncanakan,” imbuhnya. Selama proses itu diakuinya pihak desa pekraman juga selalu meminta petunjuk Ida Pedanda (almarhum).  Hingga pengambilan bagian gempong di dua bagian pohon itu akhirnya dilakukan Sabtu lalu. Pasca-musibah itu, dari petunjuk griya disarankan agar bongkahan kayu itu dipralina (dileburkan). “Petunjuk dari griya, bongkahan kayu itu juga sudah dihanyutkan di Pantai Yehembang dan kami akan mengulang prosesi nuhur taru,” tandasnya. Sejak layon disemayamkan di Griya Gede Megati Taman Sari, Tibu Sambi Sabtu siang sejumlah kalangan mejenukan,termasuk dari sesama Sulinggih baik Jembrana maupun dari luar Jembrana seperti dari Griya Kusara, Gria Megati, Gria Taman Sari-Tabanan, Griya Kutuh, Griya Dalung, Gria Penida, Griya Manistutu dan Griya Bedulu. Sulinggih yang sering melayani umat muput di Jawa Timur hingga Sumatera Selatan ini dikenal merakyat. Putri kedua almarhum, Ida Ayu Kade Mudarni (38) mengakui ayahnya merupakan sosok yang tidak pernah membedakan umat dan teguh dalam mempertahankan prinsip serta menentang kebijakan yang dianggapnya menyalahi tatanan. Salah satunya, adanya upaya perombakan Pura Dang Khayangan Rambut Siwi yang saat itu menimbulkan pro-kontra di kalangan umat di Bali. Pihak griya tidak memiliki firasat apapun sebelum musibah itu. “Ida Pedanda beraktivitas seperti hari biasa. Bangun pagi sebelum matahari terbit dan melakukan rutial nyurya suwana (berdoa pagi untuk alam semesta). Hingga pada pukul 08.00 Wita berangkat untuk muput prosesi nuhur taru,” tuturnya.  Setelah musibah dan layon disemayamkan, semeton menurutnya juga telah menebus ke lokasi pohon pule roboh di Kedisan, perempatan desa dan RSU Negara. Dari hasil memohon petunjuk di Gria nabe di Sibang Kaja, eed karya diawali pada 15 April (nyiraman), 27 April (mebasmi) dan tanggal 30 April (memukur). Sulinggih yang  mediksa bersama istri pada tahun 2002 lalu melalui Nabe (guru) Ida Pedanda dari Griya Gede Sibang, Badung ini meninggalkan istri, Ida Pedanda Istri Rai Oka (55) serta dua saudaranya yakni Ida Ayu Putu Murtini (39) dan Ida Ayu Komang Gunarini (27). DIkalangan umat Ida Pedandan Gede Oka Sidanta ini juga dikenal sebagi tokoh yang melestarikan seni, tradisi dan budaya Bali.

wartawan
Putu Agus Mahendra
Category

Lonjakan Wisatawan Nataru, ITDC  Siapkan Manajemen Risiko

balitribune.co.id | Mangupura - Menyambut lonjakan wisatawan pada periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, InJourney bersama InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) memastikan kesiapan menyeluruh melalui penguatan manajemen risiko dan kesiapan operasional serta pelayanan prima di tiga kawasan pariwisata yang dikelola, yakni The Nusa Dua, The Mandalika, dan The Golo Mori.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Kajari Edi Irasan: Kasus Perbekel Sudaji, On Proses

balitribune.co.id | Singaraja - Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Buleleng Edi Irsan Kurniawan mengatakan kasus dugaan korupsi dana desa dan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan, Buleleng, dengan terlapor Perbekel I Made Ngurah Fajar Kurniawan, on proses. Kepastian itu ia sampaikan untuk merespon tudingan masyarakat yang menyebut kasus tersebut mandeg.

Baca Selengkapnya icon click

Pariwisata Bali Sedang Hadapi Jeda Alami Tahunan Jelang Libur Nataru

balitribune.co.id | Mangupura - Dewan Pembina Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) DPD Bali, Gede Ricky Sukarta menerangkan gambaran umum okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di Bali menjelang libur akhir tahun. "Secara umum memang benar, menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) ini kami melihat daily pick-up (angka pemesanan kamar yang masuk setiap hari) yang relatif lambat dibanding ekspektasi.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Mahakarya Bertema Alam Menggunakan Bahan Bekas Dipamerkan di Sudakara ArtSpace

balitribune.co.id | Denpasar - Seniman Bali asal Tejakula Kabupaten Buleleng, Nyoman Handi Yasa menghadirkan mahakarya seni yang unik dengan memanfaatkan bahan-bahan bekas pakai. Seni lukis yang menggunakan media dari kayu bekas dan ranting bekas salah satu upaya sang seniman menjaga lingkungan alam Bali ini tetap bersih. 

Baca Selengkapnya icon click

Praktisi dan Akademisi Buleleng Bedah KUHAP Baru

balitribune.co.id | Singaraja – Sejumlah praktisi hukum dan akademisi membedah pemberlakuan  Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan KUHAP Nasional yang akan berlaku mulai 2 Januari 2026. Dalam acara yang dikemas diskusi panel bertajuk Menilik KUHP dan KUHAP Baru digelar di Aula Kampus Universitas Panji Sakti (Unipas) Singaraja, Jumat (19/12).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.