Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Tidak Boleh Belog Ajum Menghadapi Serangan Corona

Bali Tribune / Wayan Windia - Guru Besar pada Fak. Pertanian, dan Ketua Stispol Wira Bhakti Denpasar.

balitribune.co.id | Singapura sebelumnya sangat di puja-puji sebagai negara kaya, maju, modern, dan penuh disiplin. Tetapi saat ini sama sekali tidak berkutik menghadapi serangan korona. Kenapa? Karena dalam banyak hal, negara itu tidak mandiri/swasembada. Khususnya untuk kebutuhan bahan makanan dari sektor pertanian. Dari Bali, Singapore meng-impor ketela dan buncis, melalui Koperasi Bali Agro Nusantara (Kopebalanusa), pimpinan Ida Bhawati (welaka : Jro Gde Pelita).  

Singapore sama sekali tidak bisa sepenuhnya menutup perbatasannya, menutup jalan lintas, pelabuhan, dan bandara. Itulah sebabnya saat ini, negara kecil itu sedang mengalami ancaman yang serius dari korona. Mereka sangat perlu menjaga jalur pasokan dan koneksi global, untuk bisa bertahan hidup.

Tetapi tentu saja Singapore tidak tinggal diam. Dengan tradisi disiplin dan pendidikan masyarakatnya, ia terus berusaha untuk melakukan pengendalian sosial. Prokes ditekankan dengan sangat ketat. Masyarakatnya yang terbiasa hidup dalam tradisi disiplin, dengan sangat mudah dikendalikan.  

Saat ini, klaster baru mulai bermunculan di Singapore. Klaster yang paling tragis adalah di Bandara Changi. Hal itu terjadi, karena Singapore tidak mungkin menutup bandara itu. Klaster rumah sakit juga semakin marak. Apa makna dari bahasan di atas ? Maknanya adalah bahwa sektor pertanian akan memegang peranan yang amat penting, kalau serangan korona terus berlanjut dan tak terkendali. Apalagi saat ini, sudah mulai bermunculan berbagai varian korona yang baru. Negara yang tidak memiliki basis pertanian, tampaknya akan ambruk, kalau mereka tidak cerdas bertahan.

Makanya, kita tidak boleh belog-ajum dalam menghadapi serangan korona. Masyarakat harus siap dikendalikan oleh pemerintah. Kalau pemerintah membilang jangan mudik, maka sebaiknya jangan mudik. Itu semua adalah untuk kebaikan bersama. Jangan mencari gara-gara dan berbagai alasan untuk bisa mudik. Klaster tarawih sudah mulai disebut-sebut dalam media pers.

Di Sumbar bahkan ada pemudik yang tewas di sungai, untuk menghindari sekatan dari petugas di jalan raya. Dalam beberapa titik, petugas kewalahan menghadapi tekanan pemudik, dan sekatan harus dibuka. Juga dengan larangan untuk ziarah kubur di Jakarta juga dilanggar oleh penduduk. Hal ini akan sangat membahayakan. Tetapi masyarakat tampaknya tak mau tahu. Tetap belog ajum. Tetap bertahan pada istilah tradisi dan tradisi. Untunglah Gubernur Anies Baswedan siap untuk memperbanyak petugas di alam kubur tsb.

Para epidemiolog sudah wanti-wanti akan terjadi ledakan gelombang kedua pandemi di Indonesia. Bila larangan mudik tidak mendapat respon yang memadai dari masyarakat. Kalau ramalan para cerdik pandai itu betul-betul terjadi, tentu saja resikonya akan sangat mengerikan. Jangan-jangan pemerintah akan terus menerus disalahkan. Bagaimana kalau pemerintah lepas tangan? Dan korona dibiarkan merajalela? Lalu kasus ledakan-kedua virus korona terjadi di Indonesia, seperti di India?

Mudik memang adalah sebuah tradisi di Indonesia. Tetapi tradisi harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi sesaat. Demikian pula ritual-ritual keagamaan (di Bali) harus bisa dikendalikan dalam masa pandemi ini. Sekali lagi, jangan-lah belog-ajum. Apalagi sektor pariwiata sudah lumpuh. Beberapa hotel internasional sudah ditutup. Beberapa hotel lain, mungkin sudah menjadi rumah hantu. Lalu, kita mau makan apa? Hanya sektor pertanian yang mampu mengendalikan kelaparan yang akan terjadi, bila korona tidak dapat dikendalikan serangannya.

Manusia memang mahluk miksteri. Mereka dapat menghancurkan alam, termasuk menghancurkan dirinya sendiri. Untuk itulah manusia harus diberikan batas-batas dalam hidupnya. Batas-batas itu adalah berupa nilai-nilai, norma, dan etika. Nilai-nilai untuk menyadarkan manusia tentang hal yang banar dan hal apa yang salah. Norma untuk menyadarkan manusia tentang hal yang baik dan hal yang buruk. Selanjutnya, etika adalah untuk menyadarkan manusia tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

Bila nilai, norma, dan etika itu bisa disadari dan dilaksanakan oleh manusia, maka akan terjadi harmoni. Harmoni itulah sejatinya yang dicari dalam benak umat manusia. Tetapi sering sekali hati nurani yang menginginkan harmoni, dikalahkan oleh kekuatan pikiran. Terutama pikiran belog ajum yang selalu menggelantung pada watak manusia.

Manusia itu pada dasarnya adalah mahluk yang ingin bebas-merdeka, ingin liar, tidak mau diikat, tidak mau dikendalikan, dll. Apalagi ditambah dengan adanya proses transformasi sosio kultutal masyarakat, sebagai akibat dari teknologi (informasi). Manusia cendrung hanya ingin tahu hak-hak-nya saja, tanpa ingin tahu tentang kewajiban-kewajibannya. Terutama kewajiban sosialnya. Manusia hanya tahu tentang harapan-harapan. Tetapi tidak ingin tahu realita kehidupan.

Itulah sebabnya manusia menjadi belog-ajum. Bahkan di masa pandemi yang semakin hebat  seperti sekarang ini. Itu pulalah sebabnya, saya mengritik PP tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) tahun 2021, yang tidak memasukkan Pancasila sebagai kurikulum wajib. Bagi saya, dasar negara Pancasila harus terus ditanamkan pada anak didik kita, agar manusia Indonesia tidak menjadi belog ajum. Karena Pancasila akan memberikan pelajaran kepadanya tentang makna Sila-Sila dari Pancasila. Pancasila akan mampu menjadi pengendali bagi otak manusia (Indonesia) yang semakin liar.     

wartawan
Wayan Windia
Category

Puspa Negara Apresiasi Langkah Bupati Badung Naikkan Dana Ogoh-Ogoh Jadi Rp40 Juta Buat Sekaa Teruna

balitribune.co.id | Mangupura - Fraksi Gerindra DPRD Kabupaten Badung memberikan apresiasi atas kebijakan Bupati Badung meningkatkan bantuan dana kreativitas ogoh-ogoh untuk sekaa teruna/yowana dari sebelumnya Rp25 juta menjadi Rp 40 juta pada tahun 2026.

Menurut Gerindra Badung peningkatan jumlah bantuan ini sejalan dengan visi memperkuat peran pemuda sebagai pewaris budaya, pengembang kreativitas, serta penjaga kearifan lokal di Badung.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

ALFI Bali Dukung Kebijakan Zero ODOL, Siap Kawal Uji Coba Nasional

balitribune.co.id | Denpasar - Pemerintah pusat berencana memulai uji coba pelarangan Over Dimension Over Load (ODOL) pada 2026 sebelum diberlakukan mandatory pada 2027. Kebijakan ini mendapat dukungan penuh dari Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Bali yang menilai program zero ODOL sebagai langkah strategis untuk memperbaiki ekosistem transportasi logistik nasional.

Baca Selengkapnya icon click

TPA Suwung Tutup Total, Walikota dan Bupati Diminta Siap

balitribune.co.id | Denpasar - Pemerintah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung diminta setop membuang sampah ke Suwung Denpasar. Kedua kepala daerah agar segera mengoptimalkan Tebe modern, 

Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST), mesin pencacah dan dekomposer dan pengelolaan sampah berbasis sumber.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Tingkatkan Upaya Pengumpulan Botol Bekas Pakai Melalui Recycle Me 2025

balitribune.co.id | Mangupura - Program daur ulang botol plastik PET di tahun 2025 atau Recycle Me cakupannya diperluas melalui kemitraan dengan Yayasan Mahija Parahita Nusantara dan BenihBaik.com. Kolaborasi ini memberikan dukungan penting bagi para pahlawan daur ulang (pemulung), termasuk program pengembangan keterampilan serta pelatihan pengelolaan sampah organik berkelanjutan.

Baca Selengkapnya icon click

Bali Kekurangan Terapis Spa, BSWA Tingkatkan Kesehatan Mental Terapis

balitribune.co.id | Nusa Dua - Bali Spa and Wellness Association (BSWA) memandang penting kesehatan mental bagi para terapis spa. Pasalnya, para terapis ini akan berhubungan langsung dengan wisatawan yang ingin merasakan aktivitas kebugaran atau Wellness saat berlibur di Bali. Sebelum memberikan terapi kepada wisatawan, para terapis harus memastikan kesehatan mentalnya. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.