Tingkatkan Kesejahteraan Petani, Koster Akan Kembangkan Padi Unggul Berteknologi Nuklir | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 23 March 2018 11:44
Redaksi - Bali Tribune
padi
Koster saat melihat tanaman padi Sibeno di Sangkaragung, Jembrana, kemarin.

BALI TRIBUNE - Calon Gubernur Bali nomor urut 1, Wayan Koster berencana mengembangkan bibit padi unggul menggunakan teknologi nuklir, sebagai upaya merealisasikan program ketahanan pangan Provinsi Bali yang digarap mulai dari sektor hulu hingga hilir. Hal itu disampaikan Koster saat mesimakrama dengan warga Desa Pakraman Sangkaragung, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Kamis (22/3).

Giat ini dihadiri antara lain, Ketua Tim Pemenangan Koster-Ace Jembrana Made Kembang Hartawan, kader senior PDIP Jembrana Putu Artha, para anggota Fraksi DPRD Jembrana serta penglingsir Puri Beraban I Gusti Agung Bagus Suryadharna dan I Gusti Ketut Suryawantara juga tokoh masyarakat setempat.

Sebelum menghadiri simakrama, terlebih dahulu Koster menyempatkan diri menengok lahan uji coba bibit padi Sibeno di lahan seluas 1 hektar di lahan pertanian Subak Basah Sangkaragung yang dikembangkan melalui teknologi nuklir oleh ahli nuklir Badan Teknologi Nuklir Nasional (BATAN), Prof. Dr. Ir. Yohanes.

Didampingi pemilik lahan yang juga Kelian Subak Basah Sangkaragung, Nyoman Merta, Koster mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan uji coba di dua kabupaten yakni Jembrana dan Buleleng dengan masing-masing lahan seluas 3 hektar tiap kabupaten.

"Prof. Yohanes itu adalah teman kuliah saya di ITB, tapi beliau mengambil jurusan teknologi nuklir. Namun beliau juga mengembangkan tanaman bibit padi unggul serta holtikultura dengan teknologi nuklir," tuturnya.

Cagub yang berpasangan  dengan Tjok Oka Arta Ardana Sukawati  sebagai Calon Wakil Gubernur (Koster-Ace) ini mengatakan, uji coba yang dilakukan dalam rangka merealisasikan program ketahanan pangan dengan konsep dari hulu ke hilir.

"Dari sektor hulu, yakni pembibitan akan disiapkan bibit unggul, tapi perlu diuji coba secara ilmiah dulu. Kalau di sektor tengah akan digalakkan lagi program pendampingan oleh tenaga penyuluhan pertanian. Sedangkan di sektor hilir akan disiapkan pasarnya agar produk pertanian petani laku terjual dengan harga layak," jelasnya.

Ditambahkannya, ada sejumlah keunggulan dari bibit padi Sibeno. Pertama, menyerap air lebih irit sehingga bisa mengatasi persoalan kesulitan air yang sering dihadapi petani. Selain itu juga lebih tahan goncangan angin. "Ketiga, bibit padi ini tahan penyakit  dan hama. Istilahnya kalau dalam pertumbuhan anak, bibit padi ini tumbuh lebih sehat dan bergizi," sebutnya.

Keempat, lanjutnya lebih mudah dalam penanaman, baik secara modern maupun tradisional. "Selain itu yang terpenting dari segi produktivitas lebih cepat panen dan hasilnya lebih tinggi dibanding bibit padi lain. Bisa menghasilkan 10 sampai 11 ton per hektar.  Jadi dalam setahun dengan tiga masa panen, maka dengan lahan satu hektar akan menghasilkan beras sebanyak 30 ton. Sedangkan bibit padi yang biasa hanya menghasilkan 7 ton per hektar," terangnya.

Di samping itu setelah dimasak akan menghasilkan nasi yang lebih pulen. "Bahkan kandungan kadar gulanya lebih rendah. Jadi dengan kualitas produk pertaniannya sudah tinggi, tentu harganya juga lebih tinggi lagi. Nanti akan saya buatkan badan usaha daerah yang khusus membeli dan memasarkan hasil pertanian. Dari segi aturan juga akan kami buatkan peraturan daerah," imbuhnya. 

Pembentukan badan usaha daerah dan Perda tentang perlindungan produk pertanian lokal dimana tiap hotel dan restoran nantinya diminta agar  memprioritaskan membeli produk pertanian lokal Bali. Hal itu menurutnya merupakan cara penyelesaian permasalahan pertanian di sektor hilir. "Nantinya jika bibit ini terbukti berhasil akan saya gunakan di seluruh Bali. Kira-kira pada bulan Mei akan panen perdana. Nanti saya akan cek lagi hasilnya ke sini," ujarnya.

Setelah menyaksikan secara langsung uji coba padi Sibeno yang telah mengalami masa tanam 62 hari, dan membandingkan dengan padi berbeda dengan masa tanam yang sama di lahan sebelahnya, ternyata tumbuh lebih tinggi dan sehat. Koster pun optimis bibit padi unggulan Sibeno akan mampu menghasilkan kualitas padi seperti hasil penelitian Prof. Yohanes. "Bibit padi ini juga sudah diuji coba di beberapa daerah di Indonesia, ternyata hasilnya sangat bagus sesuai hasil penelitian. Saya optimis uji coba di Bali juga akan berhasil," katanya.

Sementara itu, pemilik lahan Nyoman Merta membenarkan keunggulan dari bibit padi Sibeno. Sebab pihaknya telah 5 hari tidak mengaliri sawahnya dengan air. "Padinya tetap sehat. Tidak ada masalah. Kami menjadi optimis hasilnya akan bagus," ungkapnya. 

Sedangkan saat mesimakrama dengan warga Desa Adat Sangkarangung, sejumlah tokoh masyarakat setempat serta subak se-Kabupaten Jembrana mendeklarasikan diri mendukung, memenangkan dan memilih Koster-Ace yang dikomandani Made Oka yang pula Ketua Badan Rembug Subak (BRS) Kabupaten Jembrana.

"Kami mendukung Koster-Ace, karena Pak Koster ketika menjadi DPR sudah banyak membantu petani di sini lewat bantuan traktor, alat tanam, alat panen, pembenahan saluran irigasi dan bangunan wantilan. Semoga setelah terpilih akan lebih banyak lagi membantu petani di Jembrana," kata Made Oka.