BALI TRIBUNE - Anggota DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Tirtawan, mengapresiasi revolusi mental yang menjadi salah satu fokus Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama kepemimpinannya. Hanya saja, menurut dia, revolusi mental saja belum cukup dengan kondisi bangsa Indonesia saat ini.
Presiden Jokowi, menurut dia, perlu mengambil satu terobosan lagi, berupa revolusi kebijakan fiskal. Revolusi kebijakan fiskal ini penting terutama dengan melihat utang negara saat ini serta iklim investasi di hampir seluruh daerah yang belum terlalu membanggakan.
“Saya mendorong Bapak Presiden untuk melakukan terobosan baru berupa revolusi kebijakan fiskal,” ujar Tirtawan, di Denpasar, Senin (9/4). Tirtawan menjelaskan, salah satu persoalan serius yang terekam saat ini adalah kebijakan mengenai bunga bank di Indonesia yang sangat tinggi.
Kebijakan ini, dalam pandangan politikus Partai NasDem itu, sangat tidak mendukung iklim investasi, apalagi meningkatkan produksi para pengusaha. “Di negara-negara maju, bunga bank sangat kecil. Contohnya Jerman, bunga bank antara 0 sampai 4 persen per tahun. Bahkan bunga kredit mobil di Jerman, di bawah 1 persen per tahun,” kata Tirtawan.
Ia pun mendorong Presiden Jokowi, meniru hal ini dengan membuat kebijakan berupa bunga bank ringan. Bagi Tirtawan, jika revolusi kebijakan fiskal ini mampu dilakukan, maka tidak menunggu waktu lama Indonesia menguasai panggung perekonomian dunia.
“Akan sangat banyak dampak positif yang ditimbulkan, jika pemerintah berani membuat kebijakan berupa bunga bank rendah. Misalnya seperti Jerman, yang memberlakukan bunga bank maksimal 4 persen per tahun,” tandasnya.
Dampak positif dimaksud, menurut dia, di antaranya adalah pengusaha akan semakin mudah menjalankan usahanya. Mereka tidak terbebani dengan bunga saat meminjam uang ke bank. “Bayangkan kalau bunga bank kecil, iklim investasi akan sangat sehat. Pengusaha akan nyaman meminjam uang, dan meningkatkan produksinya,” bebernya.
“Kalau semua perusahaan sehat, lapangan pekerjaan akan banyak, pengangguran akan menurun, dan pendapatan negara dari berbagai jenis pajak akan mengalir,” imbuh Tirtawan. Ia yakin, dengan revolusi kebijakan fiskal seperti ini, akan banyak pula bermunculan wirausahawan muda. Bahkan hanya dalam waktu singkat, jumlah pengusaha di Indonesia akan mencapai titik ideal.
“Ini akan mendorong jumlah wirausahawan mencapai angka yang ideal. Jika sampai pada titik ini, dampak ikutannya silakan saja dikalkulasi,” ujar Tirtawan. Ia pun kembali mengingatkan, sebuah negara bisa maju karena sektor pajak. Karena itu, jika ingin pendapatan dari sektor pajak semakin besar, maka perlu ada revolusi kebijakan fiskal seperti ini.
“Bagaimana bisa dapat pajak, jika iklim investasi dicekik dengan bunga bank yang sangat tinggi. Semua sektor penyumbang pajak akan seret, jika bunga bank menjadi momok bagi para pengusaha dan pebisnis. Jadi solusinya, revolusi kebijakan fiskal melakukan bunga bank yang rendah,” pungkas Tirtawan.