Tumpek Wariga Momentum Mencintai Alam | Bali Tribune
Bali Tribune, Rabu 25 Desember 2024
Diposting : 17 May 2022 05:22
PAM - Bali Tribune
Bali Tribune / TUMPEK WARIGA-Penanaman pohon durian, sawo serta cempaka oleh Gubernur Koster di kawasan Alas wilayah Benel, Manistutu Melaya pada Sabtu (14/5).

balitribune.co.id | NegaraPeringatan Tumpek Wariga tingkat Provinsi Bali dipusatkan di kawasan Alas Wilayah Benel Desa Manistutu, Kecamatan Melaya, Sabtu (14/5) pekan lalu.

Peringatan dengan upacara Wana Kerthi sebagai wujud syukur untuk memuliakan tumbuh-tumbuhan atas berkah dan penghidupan yang diberikan demi kesejahteraan umat manusia.

Peringatan Tumpek Wariga kali ini dipimpin langsung Gubernur Bali Wayan Koster didampingi Bupati Jembrana I Nengah Tamba.

Sejumlah pejabat di Bali juga Tampak juga hadir seperti Ketua DPRD Provinsi Bali I Nyoman Adi Wiryatama, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra serta Ketua DPRD Jembrana Ni Made Sri Sutharmi. Prosesi  dipuput oleh Ida Shrii Bhagawan Putra Natha Bawa Wangsa Pemayun ini dirangkaiakan dengan persembahyangan bersama bertempat di Pura Pegubugan.

Rangkaian peringatan diawali dengan pemenanam pohon durian, sawo serta cempaka dan penebaran ikan oleh Gubernur Koster bersama masyarakat kelompok tani hutan. Bupati Tamba mengapresiasi Pemprov Bali yang telah memilih kawasan hutan Benel Manistutu Jembrana sebagai lokasi peringatan Tumpek Wariga  tingkat Provinsi Bali.

Pelaksanaan Tumpek Wariga ini digelar sesuai dengan instruksi Gubernur Bali tentang Tata-titi Kehidupan Masyarakat Bali berdasarkan Nilai-nilai Kearifan Lokal Sad Kerthi dalam Bali Era Baru.

“Peringatan ini mengajak kita untuk lebih memuliakan tanaman beserta lingkungan hidupnya. Menjaga dengan baik apa yang alam sudah kita berikan. Kami mewakili Pemerintah Kabupaten Jembrana mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan tentunya kami sangat mengapresiasi program Bapak Gubernur Bali," ujarnya.

Pihaknya mengajak kelompok Tani Hutan (KTH), Pokdarwis serta masyarakat adat Manistutu, Berangbang dan Kaliakah untuk bersama sama merawat dan menjaga kelestarian hutan di wilayah hulu Jembrana .

“Mari rawat hutan kita, cegah pembabatan hutan. Manfaatkan lahan yang disediakan pemerintah dengan menanam buah yang produktif dan menghasilkan,” ujarnya.

Tumpek Wariga diharapkan menjadi momentum untuk mencintai lingkungan. "Ini wujud syukur dan penghormatan kepada Sang Hyang Sangkara, manifestasi Tuhan sebagai dewa tumbuh-tumbuhan. Peringatan Tumpek Wariga memberi isyarat dan makna agar selalu mengasihi dan menyayangi alam serta lingkungan yang telah menopang hidup manusia," tandasnya.

Sementara Gubernur Bali Wayan Koster seusai menyerahkan tanaman bibit kepada kelompok tani hutan se-Jembrana mengatakan Tumpek Wariga merupakan hari suci yang dirayakan umat Hindu di Bali setiap 210 hari sekali. Menurutnya pelaksanaan upacara Tumpek Wariga ini merupakan salah satu bentuk penghormatan dan pemuliaan terhadap tumbuh-tumbuhan karena telah memberikan penghidupan kepada manusia.

 “Tumpek wariga ini warisan leluhur kita yang luar biasa untuk memuliakan tumbuh tumbuhan secara sekala dan niskala,” ujarnya.

“Jangan sampai tumpek wariga ini tinggal nama dan tidak lagi dirayakan. Karena itu kita perkuat melalui Instruksi Gubernur Bali nomor 6 tahun 2022. Sehingga tumpek wariga ini bisa diperingati secara serentak di masing masing kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan hingga kelompok organisasi kemasyarakatan,” terangnya.

Menurutnya esensi peringatan ini agar generasi penerus dapat bijak dalam hidup ini , tidak sembarangan. Sehingga dapat menyatu dengan alam beserta isinya, yang sudah memberikan sumber penghidupan.

“Saya kira leluhur kita sebelumnya telah memberikan nilai nilai hidup yang universal dan dibutuhkan sepanjang jaman. Sehingga penting bagi kita untuk mewarisi secara konsisten dengan cara merawat alam dengan isinya,” jelasnya.

 Melalui peringatan ini diharapkan  bisa menjadi laku hidup menuju keharmonisan alam Bali. Bagaimana menjaga nilai nilai kearifan lokal dipadukan dengan harmonisasi antara pengetahuan tradisi dan modern.

“Kalau ini bisa dijalankan secara konsisten, maka alam Bali beserta segala isinya akan lestari,” jelasnya

“Alam untuk mensejahterakan masyarakat Bali sebagai sumber penghidupan,“ imbuhnya.

Ia menyebut alas wayah Benel yang sangat sesuai dengan spirit acara wana kerthi.

“Tempat ini sangat bagus karena berada dikawasan hutan dengan pohon pohon besar dan berhawa sejuk.