Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

UPAKARA NYOMYA VIRUS CORONA DI PURA BESAKIH

Bali Tribune / Wayan Windia - Guru Besar (E) di Fak. Pertanian Unud, dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Made Sanggra.

balitribune.co.id | Minggu, tilem (23/2) yl, langit sangat cerah sejak pagi di kawasan Pura Besakih. Gunung Agung tampak jelas lekuk-lekuknya yang hijau, berdiri kekar. Di kakinya, Pura Besakih menjulang ranum, berdiri dengan aura angker, tetapi anggun. Seolah-olah menyaksikan damuhNya yang sangat bersedih dan berduka, karena adanya serangan Virus Corona di RRT. Virus itu kini semakin menyebar ke seluruh dunia, termasuk di Bali. Banyak kaum kapitalis yang mulai kelimpungan, dan bahkan menyerah kalah. Beberapa pengusaha telah me-rumah-kan karyawannya. Pemda kehilangan PAD-nya.

Pada saat-saat seperti ini, lalu manusia kehilangan akal. Kemudian, hanya Tuhan tempatnya mengadu dan berlindung. Demikianlah pada tilem, redite wage wuku kuningan, diadakanlah upakara Nangun Yadnya Nyomya Bhuta Dasangkara Bhumi di Jaba Pura Besakih. Pihak panitia mengatakan bahwa upakara ini diadakan karena adanya beberapa kasus ekstrim di Bali. Pada akhir tahun lalu ada cuaca ekstrim yang panas menyengat. Sedangkan pada bulan ini terjadi serangan Virus Corona di RRT, dan semakin menyebar ke seluruh bumi. Bali sudah mulai terkena imbasnya.

Tampaknya memang demikian cara orang Bali merespon kasus-kasus besar yang menimpa dirinya. Kalau terjadi fenomena besar, orang Bali tidak melakukan reaksi horizontal. Tetapi bereaksi vertikal, dengan berbagai ritual yang agung. Tempo hari, ketika terjadi Bom Bali I, banyak orang di Jawa menduga, bahwa akan terjadi konflik horizontal di Bali. Saya tahu persis fenomena itu, karena saat itu saya sedang sekolah-lanjutan di UGM-Yogya. Tetapi perkiraan semua orang, ternyata jauh meleset. Tidak ada friksi apapun di tingkat pawongan (interaksi sosial). Meski sudah terjadi penghancuran total di tingkat artefak (palemahan). Namun orang Bali justru dengan sukarela mengeluarkan uangnya, untuk melakukan upakara tawur agung mebalik sumpah (aktivitas parhyangan).

Tujuannya adalah memohon ampun kehadapan Tuhan, atas berbagai kesalahan manusia, sehingga bisa terjadi kasus bom tsb. Jadi, orang Bali saat itu justru melakukan introspeksi internal (mulat serire) ke Tuhan. Bukan mencari kesalahan sosial dan kemudian melakukan reaksi keras. Berbagai puja dan puji diberikan oleh berbagai komunitas dan pemerintah terhadap sikap orang Bali saat itu. Dianggap sebagai sikap kultural yang matang.

Saat ini, karena terjadi serangan Virus Corona terhadap umat manusia, maka orang Balipun kembali melakukan reaksi vertikal. Reaksi memohon kepada Tuhan. Mereka melakukan ritual yang agung di pura terbesar di dunia, yakni di Besakih. Orang Bali tidak menyalahkan siapa-siapa. Seperti halnya sikap Presiden RRT yang juga tidak menyalahkan siapa-siapa. Beberapa waktu yl, dalam pidato kepada rakyatnya, Presiden RRT mengatakan bahwa ia tidak menyalahkan siapapun, berkait dengan berkembangnya Virus Corona di negaranya. Tetapi ia menyadarkan kepada rakyatnya, bahwa mereka tidak sendiri. “Ada perkenan Ibu Pertiwi bersama kita, untuk menghadapi bencana Virus Corona” katanya. Di samping itu, ada bantuan dari mana-mana untuk mengatasi serangan virus tsb.

Sebetulnya, begitulah sejatinya esensi globalisasi. Kalau ada kawasan suatu negara di dunia yang sedang “sakit”, maka seluruh dunia harus bersedia membantunya. Jangan seperti sekarang ini. Globalisasi justru diterapkan untuk menekan negara kecil dan miskin, dan terus menguntungkan negara besar dan kaya. Negara miskin tidak boleh melarang impor terhadap beberapa komodite, yang tujuannya justru untuk melindungi beberapa komunitas di negara miskin ybs. Hal itu terjadi, karena atas nama globalisasi.

Di Indonesia sendiri terjadi hal yang serupa. Beberapa komunitas rakyat di Natuna menolak kedatangan saudara-saudaranya yang diterbangkan dari RRT. Meski sudah dikatakan oleh pemerintah bahwa mereka-mereka yang dipulangkan dari RRT adalah orang yang sehat. Bukan orang yang sakit. Mereka hanya diobservasi di Natuna selama 14 hari. Tetapi mereka tetap bersuara untuk menolaknya. Lalu di mana kematangan wawasan nusantara rakyat di Natuna tsb? Komunitas rakyat di Natuna boleh saja pergi menghindar, kalau mereka takut. Tetapi seharusnya mereka tidak boleh menolak. Untunglah akhirnya semua berjalan normal. Rakyat Natuna akhirnya bisa menerima, dan penduduk yang di observasi Virus Corona di Natuna, memang ternyata sehat walafiat. Hal ini terlihat dari kedatangan rakyat Natuna ke airport, tatkala masa observasi selesai, dan diterbangkan dari Natuna ke Jakarta.

Mari kita kembali ke upacara di Pura Besakih. Di sana, tampak hadir Konsul Jendral RRT di Bali, Mr. Gou Haodong. Ia ikut bersembahyang bersama-sama dengan Wagub Bali Prof. Cok Ace. Ia terlihat sangat antusias. “This is a very strong support for my country” katanya. Lalu ia mondar-mandir menyalami orang-orang Bali yang ada di sekitarnya. Kemudian ia juga mengunjungi konco yang ada di kawasan Pura Besakih, di mana banyak orang Tionghoa menghaturkan sembah. Sementara itu Wagub Cok Ace terlihat tidak kalah bahagianya. Karena masyarakat Bali memberikan dukungan spontan kepada bhuwana agung yang sedang mengalami bencana.  Ketua Perhimpunan INTI Bali, Sudiarta Indrajaya (Romo Sin) mengatakan bahwa bumi ini satu adanya. Oleh karenanya, ia menyambut baik reaksi kultural-spritual masyarakat Bali atas kasus Virus Corona di RRT. Ia juga menyebut bahwa persahabatan orang Bali dengan masyarakat RRT telah berlangsung sejak berabad-abad lamanya. “Kini dilekatkan kembali dengan adanya bencana. Mari kita rekatkan terus hubungan masyarakat Bali dan RRT” katanya. 

wartawan
Wayan Windia
Category

Dua Kelompok Orang Asing Jadi Fokus Pengawasan Imigrasi

balitribune.co.id | Mangupura - Kebijakan keimigrasian di Bali menghadapi tantangan multidimensi yang kompleks, berbenturan antara tuntutan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi pariwisata dan keharusan menegakkan kedaulatan negara, hukum, serta norma budaya. Dinamika ini menempatkan Direktorat Jenderal Imigrasi pada posisi dilematis ditengah derasnya arus globalisasi dan ancaman transnasional. Hal tersebut diungkapkan Plt.

Baca Selengkapnya icon click

Kawah Gunung Agung Keluarkan Asap Putih

balitribune.co.id | Amlapura - Kawah Gunung Agung kembali mengeluarkan asap putih tipis, berdasarkan video amatir yang beredar luas di media sosial, menunjukan adanya asap putih yang keluar dari kawah Gunung Agung. Terkait hal ini BPBD Karangasem terus berkoordinasi dengan Pos Pantau Gunung Agung, untuk Update terbaru aktifitas Gunung Agung.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Jelang Nataru 2025/2026 BMKG Ingatkan Kesiapsiagaan Hadapi Cuaca Ekstrem

balitribune.co.id | Denpasar - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan kondisi cuaca terkini dan potensi risiko hidrometeorologi dalam Rapat Koordinasi Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 yang digelar untuk memperkuat kesiapsiagaan nasional menjelang puncak mobilitas masyarakat.

Baca Selengkapnya icon click

Kabel Provider ‘Peslengkat’ Hingga Menjuntai Ketanah, Dinas Kominfo Segera Panggil Provider

balitribune.co.id | Singaraja - Keberadaan kabel jaringan internet yang membentang sepanjang jalan raya sangat dikeluhkan warga Kabupaten Buleleng. Selain semrawut dan tidak tertata rapi, kabel serat optik tersebut dikhawatirkan menimbulkan bahaya kecelakaan lalu lintas. Bahkan, jaringan kabel milik banyak provider itu sudah mengganggu keindahan dan estetika wajah kota.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Anggota DPRD Badung Made Yudana Hadiri Karya Ngenteg Linggih di Pura Batur Banjar Bedil, Baha

balitribune.co.id | Mangupura - Mewakili Ketua DPRD Badung, Anggota DPRD Made Yudana menghadiri karya ngenteg linggih, mupuk mepedagingan, mapedudusan agung, menawa ratna, mapeselang, mepadanan, medasar tawur balik sumpah madia di Pura Batur Banjar Bedil Desa Adat Baha, Kecamatan Mengwi, Badung, pada Senin (1/12). Turut hadir dalam kesempatan itu Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung I Gede Eka Sudarwitha dan pejabat terkait.

Baca Selengkapnya icon click

Anggota DPRD Badung Yunita Oktarini Dampingi Wabup Hadiri HUT. Ke-41 ST. Praja Wisnu Murti Bongkasa

balitribune | Mangupura - Anggota DPRD Badung Ni Putu Yunita Oktarini  mendampingi Wakil Bupati Bagus Alit Sucipta menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-41 ST. Praja Wisnu Murti, Banjar Pengembungan, Desa Bongkasa, kecamatan Abiansemal Badung, Selasa (25/11).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.