Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Warga Kapal ‘Perang’ Tipat-Bantal

TRADISI - Ratusan warga Desa Kapal, Mengwi nampak saling lempar tipat dan bantal dalam tradisi perang tipat-bantal di depan Pura Desa lan Puseh Desa Adat Kapal, Senin (24/9).

BALI TRIBUNE -  Ratusan krama Desa Adat Kapal, Mengwi, menggelar ritual “perang” tipat-bantal di depan Pura Desa Adat Kapal, Senin (24/9). Tradisi yang dikenal dengan tabuh rah aci pengangon ini adalah sebuah tradisi tahunan yang digelar sejak tahun 1337.  Adapun jumlah tipat dan bantal dalam pelaksanaan tabuh rah pengangon ini sebanyak 60 ribu. Terdiri dari 30 ribu tipat dan 30 ribu lagi bantalnya. Tipat dan bantal ini dibawa sendiri oleh warga untuk dihaturkan ke Pura Desa lan Puseh Desa Adat Kapal. Selanjutnya sesaji inilah yang dijadikan sentaja dan amunisi oleh warga dalam perang tipat-bantal.  Ritual ini sendiri, kemarin, dimulai sekitar pukul 15.00 Wita, bertempat Pura Desa lan Puseh Desa Adat Kapal. Ritual diawali dengan persembahyangan bersama, kemudian persembahan Tari Baris Gede dan Tari Rejang Renteng, setelah itu baru dilanjutkan dengan perang. Perang dengan senjata tipat (ketupat dari beras, red) dan bantal (ketupat dari ketan, red) tersebut pertama kali diawali oleh puluhan warga Banjar Titihan, Kapal, di areal Jaba Tengah Pura Desa. Kemudian tak berselang lama, perang dengan saling lempar tipat dan bantal meluas hingga turun ke Jalan Raya Kapal-Mengwi. Ratusan orang yang terbagi menjadi dua kubu spontan  saling balas membalas melempar “senjata” tipat- bantal. Sontak lemparan ratusan peserta ini membuat tipat bantal berterbangan ke udara hingga mengenai peserta dan penonton. Keadaan semakin riuh tak kala suara gambelan bertalu-talu memanaskan suasana. Saling serang kedua kubu ini hampir terjadi sekitar 30 menit. Itupun karena senjata tipat dan bantal kedua kubu habis dan hancur. Menariknya, meski saling serang  tak satupun dari mereka ada yang marah. Warga justru menjadikan ritual ini sebagai pemersatu dan meluapkan  rasa suka cita karena sudah bisa melaksanakan ritual warisan para leluhurnya. Bendesa Adat Kapal, Ketut Sudarsana disela-sela acara menjelaskan, perang tipat bantal ini sudah menjadi tradisi tahunan di Desa Adat Kapal. Tradisi ini sesuai perintah (bhisama) Ki Kebo Iwa sejak tahun 1263 atau tahun 1341 masehi yang merupakan ungkapan syukur warga kepada Tuhan, atas rezeki dan nikmat yang telah diberikan. Kepercayaan tersebut dilakukan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya hingga kini masih tetap lestari. “Ritual perang tipat-bantal tahun ini dilaksanakan bertepatan dengan Purnama Kapat. Dimana Purnama Kapat dipercaya sebagai turunnya Sang Hyang Semara Ratih, sebagai pemberi anugerah kesuburan,” ujarnya.

wartawan
I Made Darna
Category
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Terkait Rekrut Direksi Perumda Pasar dan Pangan MGS, Komisi III Berharap Segera Ada Direksi Definitif

balitribune.co.id | Mangupura - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung akan membuka rekrutmen Direksi Perumda Pasar dan Pangan Mangu Giri Sedana (MGS) Kabupaten Badung. Pendaftaran untuk posisi Direktur Utama, Direktur Umum, serta Dewan Pengawas dijadwalkan berlangsung pada 15–19 Desember 2025.

Perekrutan jajaran direksi dan Dewan ini mendapat sambutan baik dari Ketua Komisi III DPRD Badung I Made Ponda Wirawan.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Ponda Wirawan Hadiri Karya Pedudusan Agung di Pura Dalem Desa Banjar Aseman Abiansemal

balitribune.co.id | Mangupura - Ketua Komisi III DPRD Badung I Made Ponda Wirawan mendampingi Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa menghadiri Karya Mepadudusan Agung, Mapeselang, Mepedanan, Medasar Tawur Balik Sumpah Madya di Pura Dalem Desa Banjar Aseman, Desa Adat Abiansemal, Desa Abiansemal, Kecamatan Abiansemal, Badung, Jumat (28/11/2025). Hadir Perbekel Desa Abiansemal IB. Bisma Wikrama, Bendesa Adat Abiansemal IB.

Baca Selengkapnya icon click

Dua Kelompok Orang Asing Jadi Fokus Pengawasan Imigrasi

balitribune.co.id | Mangupura - Kebijakan keimigrasian di Bali menghadapi tantangan multidimensi yang kompleks, berbenturan antara tuntutan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi pariwisata dan keharusan menegakkan kedaulatan negara, hukum, serta norma budaya. Dinamika ini menempatkan Direktorat Jenderal Imigrasi pada posisi dilematis ditengah derasnya arus globalisasi dan ancaman transnasional. Hal tersebut diungkapkan Plt.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.