
balitribune.co.id | Mangupura - Karya ogoh-ogoh sekaa teruna/yowana di Kabupaten Badung mulai dinilai oleh tim juri dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Badung. Salah satu ogoh-ogoh yang turut dinilai tim juri adalah ogoh-ogoh garapan Sekaa Teruna (ST) Yowana Pratyaksa Banjar Bualu, Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan. Seperti apa?
ST Yowana Pratyaksa Banjar Bualu, Kecamatan Kuta Selatan mengangkat tema ogoh-ogoh "Tattwaning Kalingsara". Ogoh-ogoh yang terdiri dari banyak wujud ini terlihat sangat menarik lantaran memadukan antara seni ogoh-ogoh dengan hidrolik atau mesin.
Ogoh-ogoh yang berisi wujud para raksasa menyeramkan ini semuanya bisa gerak-gerak di tempat.
Untuk menghasilkan karya seni yang indah dengan paduan mesin ini ternyata tidaklah mudah. Para pemuda di Banjar Bualu ini selain harus bergotong royong siang dan malam, mereka juga harus merogoh kocek ratusan juta.
Menurut Komang Triandika Karang selaku koordinator tim penggarap, ogoh-ogoh Tattwaning Kalisangara, ST Yowana Pratyaksa Banjar Bualu Tahun Saka 1947 memiliki berat sekitar 1,5 ton.
"Ogoh-ogoh ini beratnya 1,5 ton," ungkapnya.
Pria yang akrab dipanggil Mang Pendol ini menuturkan pembuatan ogoh-ogoh ini tidaklah mudah. Sebab, selain membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak juga menghabiskan biaya yang tak sedikit.
"Untuk budget sekarang yang sudah keluar sekitar 147, hampir 150 an (juta). Ini untuk pembuatan ogoh-ogoh saja," kata Mang Pendol.
Atas kerja keras para sekaa teruna di Banjar Bualu akhirnya ogoh-ogoh Tattwaning Kalisangara bisa rampung dan ikut penilaian tim juri dari Disbud Badung.
"Astungkara sudah maksimal," ucapnya.
Dijelaskan adapun makna atau filosofi dari tema ogoh-ogoh Tattwaning Kalisangara ini adalah menceritakan peristiwa-peristiwa yang banyak terjadi di Bali belakang ini. Diantaranya seperti banyaknya pemerkosaan, pembunuhan, penusukan dan yang lain-lainnya.
Dengan ogoh-ogoh Tattwaning Kalisangara ini bisa menjadi cerminan bahwa semua kejadian tersebut karena dipengaruhi oleh sifat-sifat yang ada di dalam diri manusia. Dimana dalam Agama Hindu sifat-sifat buruk manusia tersebut dikenal dengan istilah Sad Ripu atau enam musuh dalam diri. Dimana musuh dalam diri atau Sad Ripu ini harus dikendalikan.
Sementara Ketua ST Yowana Pratyaksa Banjar Bualu, I Putu Indra Septiana bersyukut ogoh-ogoh ini bisa selesai sesuai target.
Pihaknya berharap dengan pembuatan ogoh-ogoh Tattwaning Kalisangara ini sekaa teruna yang ada di Banjar Bualu semakin kompak.
Ogoh-ogoh ini nantinya akan turut meramaikan malam Pengerupukan menyambut Hari Raya Nyepi tahun baru Saka 1947 di Banjar Bualu.
"Mudah-mudahan ST Yowana Pratyaksa Banjar Bualu lebih kompak lagi dalam penggarapan ogoh-ogoh dan tahun selanjutnya bisa lebih baik lagi," katanya.