DLH Siapkan Kejutan untuk Ogoh-ogoh Ramah Lingkungan | Bali Tribune
Bali Tribune, Senin 23 Desember 2024
Diposting : 13 March 2018 19:40
Redaksi - Bali Tribune
Ogoh-ogoh
SIAP DIARAK - Sejumlah Ogoh-ogoh siap diarak pada malam Pengrupukan

BALI TRIBUNE - Dinas Kebersihan dan Lingkungan (DLH) Gianyar, Tahun 2018 ini kembali memberikan penghargaan kepada STT di Kabupaten Gianyar yang telah membuat ogoh-ogoh berbahan ramah lingkungan. Sebelumnya di tahun 2017, sebanyak 16 STT di Gianyar mendapatkan penghargaan atas partisipasinya membuat ogoh-ogoh tanpa bahan gabus atau Styrofoam. “Tahun ini sedang dalam pendataan, berapa jumlahnya kita belum tahu, karena tim yang memonitor sedang melakukan pengecekan,” jelas Kepala DLH Gianyar Wayan Kujus Pawitra, Senin (12/3).

Ditambahkan Kujus Pawitra, pemantauan oleh tim DLH dilakukan secara diam-diam sehingga STT yang membuat ogoh-ogoh memang membuat karya dengan kesadaran berbahan ramah lingkungan. Pihaknya merasa bangga dengan sekaa truna yang telah membuat ogoh-ogoh dari bahan alami dan bahan sampah daur ulang. Mereka ini telah memiliki kesadatan kelestarian lingkungan yang tinggi. Kesadaran seperti ini harus dimiliki semua sekaa truna. Karena lingkungan lestari sesungguhnya untuk generasi muda sendiri. “Sengaja kami tanpa sosialisasi terlebih dulu, karena kami ingin menggugah kesadaran pemuda terhadap lingkungan,“ bebenrya. Sehingga perayaan Hari Nyepi juga sebagai momentum kesadaran terhadap lingkungan.

Disebutnya, produksi sampah di Gianyar rata-rata 1.500 ton per harinya. Sedangkan bila hari raya, volume sampah meningkat tajam dan sampah ogoh-ogoh saat Perayaan Nyepi. Tahun 2017 lalu, jumlah ogoh-ogoh yang dibuat sebanyak 3.150 ogoh-ogoh, mengingat satu banjar atau STT bisa saja membuat lebih dari satu ogoh-ogoh yang dibuat khusus untuk anak-anak. Selain sampah ogoh-ogoh tersebut, saat pengarakannya dipastikan ada sampah botol plastik.

Tahun lalu STT Darma Saba Banjar Jagaperang, Desa Sidan, Gianyar membuat ogoh-ogoh berbahan sabut kelapa, daun pisang kering dan buah Lamtoro. Ogoh-ogoh ini disebut hemat biaya, mengingat bahannya bisa dicari di kebun atau di sekitar rumah. Hampir 90% bahannya ramah lingkungan, terkecuali cat dan bahan lainnya yang mesti dibuat pabrikan.