Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Martabat Bangsa

Bali Tribune

BALI TRIBUNE - Rene Descartes (1591-1650), filsuf dan matematikawan Prancis  termahsur, memperkenalkan sebuah postulat filsfat yg cukup terkenal; "aku berfikir maka aku ada" (logito ergo sum). Rumusan ini berawal dari keraguannya atas semua yg ada di sekelilingnya, termasuk meragukan keberadaan dirinya sendiri. Dia baru sadar bhw dirinya ada ketika dia dapat berfikir tentang keberadaannya. Meski tidak mudah difahami umum, namun filsafat Descartes ini merekomendasikan sebuah prinsip bahwa titik awal dari kualitas setiap organisme hidup adalah  "keberadaan"-nya. Bahwa "ada" dan "keberadaan" menunjuk pada kualitas potensial yang menandai kehidupan mahkluk.  Jika sesuatu itu tidak ada, maka mustahil sesuatu ditingkatkan kualitasnya menjadi lebih tinggi, misalnya kualitas hidupnya, kualitas lingkungan sosialnya, dan seterusnya. Dengan merujuk pada prinsip berfikir itu, Robert Pirsig membuat rumusan hirarki kualitas untuk mengukur kualitas sebuah komunitas manusia, termasuk kualitas  masyarakat bangsa. Robert Pirsig, sebagaimana dikutip Igor Bray, seorg fisikiawan, bhw  hirarki kualitas dimaksud tersusun dlm 4 tangga. Hirarki kualitas paling awal adalah fisik yakni keberadaan secara nyata bhw bangsa ini ada yakni sejak diproklamirkan bangsa Indonesia tgl 17 Agustus 1945. Bangsa yg  mendiami 17ribuan pulau,  258ribu penduduk, dlm wilayah provinsi, kabupaten/kota, hingga desa adalah nyata sbg sebuah komunitas  berdaulat. Oleh krn itu, untuk kualitas pada anak tangga pertama ini, Indonesia telah memenuhi syarat. Hirarki berikut (kedua) adalah bhw secara biologis, bangsa ini sehat. Tentang "kesehatan" fisik, bisa diukur dari IPM (Indeks Prestasi Manusia). Pada tangga hirarki yang kedua ini, saat ini, masih  tergolong baik krn berdasarkan catatan United Nations Development Programmer (UNDP) 2017, Indonesia naik status dari papan tengah menjadi papan atas dari 118 negara. Hirarki ketiga yakni lingkungan sosial yang sehat. Untuk hirarki ketiga ini, Indonesia belum bisa digolongkan sukses. Sebab faktanya, lingkungan sosial indonesia saat ini, dikotori oleh konflik horisontal berbasis identitas (SARA), terutama agama, dalam intensitas yg sangat masif. Setiap hari jagad maya indonesia diisi dengan caci maki, fitnah dan gibah. Penegak hukum terus menangkap dan menahan para pelakunya, dan pelaku yg lain bermunculan bagai air bah. Fakta ini menciptakan kekisruhan dalam ruang sosial bangsa kita. Rezim Jokowi belum menemukan formula yg tepat utk meredam konflik. Hirarki kualitas paling tinggi, menurut Robert Pirsig adalah ide dan intelektualitas. Tangga ini mengisyaratkan adanya budaya intelektual yg tercermin dari ide-ide segar, yg merupakan terobosan dlm meningkatkan kualitas keberadaan manusia, termasuk kualitas dan independensi para cendikia/pakar, serta penghargaan atas mereka. Bangsa dan negara indonesia mesti sadar akan kelemahan di titik ini. Kita dpt saksikan di ruang publik akan tampilan para pakar kita pada rezim ini. Mereka terbelah berdasarkan kelompok pendukung pemerintah dan kelompok oposisi. Cara pandang dan argumentasi mereka terhadap sesuatu hal, cenderung dikooptasi oleh kekuasaan sehingga tidak berdasarkan keahliannya. Di dunia peradilan para ilmuan/pakar hukum bisa mendisain argumentasinya atas peristiwa pidana sesuai dengan pesanan penyidik biar seseorang yg jadi target krn melawan kekuasaan, dengan segera ditangkap dan ditahan penyidik antara lain berdasarkan alat bukti pendapat ahli. Sebaliknya bagi org/klompok pendukung kekuasaan,  kasusnya lenyap di tingkat penyidik atau menguap dlm percakapan publik. Berhadapan dengan praktik hukum demikian, bagi para oposan, ada yg memilih menghadapi, ada yang mengkonsolidasi kelompoknya untuk melawan, ada yg bahkan lari ke luar negeri. Yang di luar negera, meski sudah berstatus tersangka, tidak bisa dijemput paksa karena interpol tidak  membantu sebagai akibat dari ketidaklaziman kasus yg amat sangat bertentangan dgn akal sehat.  Inilah fakta keberadaan bangsa Indonesia yg meski mampu menapaki tangga kedua namun ambruk ketika melangkah ke tangga ketiga dan keempat dalam hirarki kualitas Robert Pirsig. Inilah fakta tentang martabat bangsa kita yang tercermin dari khirarkhi kualitas.

wartawan
Mohammad S. Gawi
Category

Safety Riding Astra Motor Bali, Cek Kelengkapan Berkendara Karyawan

balitribune.co.id | Denpasar – Astra Motor Bali terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan budaya berkendara yang aman dan nyaman, baik bagi pelanggan maupun lingkungan internal perusahaan. Sebagai bagian dari upaya mewujudkan keselamatan berkendara (safety riding), Astra Motor Bali mengadakan kegiatan pengecekan kelengkapan berkendara bagi seluruh karyawan sebelum memulai aktivitas kerja, Jumat (7/3).

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

BPJS Ketenagakerjaan Terus Berupaya Memperluas Cakupan Perlindungan bagi Pekerja di Kabupaten Bangli

balitribune.co.id | Bangli - Kepala Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan atau BPJAMSOSTEK Cabang Bali Gianyar, Venina dalam pertemuan dengan Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta mengapresiasi atas dukungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangli dalam mendorong kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.

Baca Selengkapnya icon click

Operasi Cipkon Agung 2025, Polres Klungkung Razia Cafe Hiburan Malam dan Jalan Baypass Ida Bagus Mantra

balitribune.co.id | Semarapura - Operasi Cipkon Agung 2025 Dalam rangka menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) menjelang Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947 dan Hari Raya Idul Fitri 1446 H, Polres Klungkung menggelar Operasi Cipta Kondisi (Ops Cipkon) Agung 2025 dengan menyasar lokasi cafe dan tempat hiburan malam. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Bupati Satria Ajak Masyarakat Guyub Membangun Klungkung

balitribune.co.id | Semarapura - Bupati Klungkung I Made Satria dalam pidato pertamanya pada Sidang Paripurna DPRD Kabupaten Klungkung di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Semarapura, Kamis (6/3), menyampaikan langkah awal kepemimpinannya bersama Wakil Bupati, Tjokorda Gde Surya Putra adalah mengoptimalkan 100 hari kerja menjadi prioritas. 

Baca Selengkapnya icon click

MDA Klungkung Sebut Warga Kena Sanksi Kanorayang Boleh Tetap Tinggal di Desa Adat

balitribune.co.id | Semarapura - Majelis Desa Adat (MDA) Kabupaten Klungkung angkat bicara terkait sanksi adat kanorayang (dikeluarkan dari banjar adat) yang dijatuhkan kepada delapan kepala keluarga (KK) Banjar Adat Sental Kangin, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida, Selasa (4/3). MDA menegaskan, meski disanksi adat, warga yang dikanorayang masih boleh tetap tinggal di wilayah tersebut. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.