Tabanan, Bali Tribune
Sebuah tas ransel diduga berisi bom menggegerkan warga Kediri, Tabanan, Rabu (1/6). Namun setelah diperiksa ternyata didalam ransel tersebut hanya
Menurut salah seorang sumber di TKP, sekitar pukul 12.00 Apotik Sari Medika, di Jalan A. Yani Nomor 37, Kediri, Tabanan didatangi oleh seorang pria misterius berusia sekitar 45 tahun dengan ciri berperawakan tinggi, kurus, berkulit putih, berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dan berniat membeli obat.
Pria tersebut kemudian menitipkan ransel yang dibawanya kepada pemilik apotik, Ni Kadek Eni Sri Wahyuni (45), asal Banjar Wanasar, Bongan, Tabanan, dan mengatakan jika hendak pergi ke toilet sebentar. Meskipun pemilik apotik sempat menolak, pria tersebut bersikukuh menitipkan tasnya karena hanya ditinggal sebentar sehingga pemilik apotik pun membiarkan tas tersebut dititipkan. Namun ditunggu hingga 45 menit pria tersebut tidak kembali untuk mengambil tas yang dititipkan sehingga membuat pemilik apotik panik. “Saat ditunggu-tunggu ternyata pria itu tidak datang untuk mengambil tasnya, akhirnya pemilik apotik panik,” ujar sumber yang enggan dikorankan namanya.
Sumber menambahkan jika beberapa saksi di sekitar TKP melihat jika pria tersebut berjalan menuju arah Barat apotik namun tidak ada yang tahu persis kemana pria tersebut pergi. Pemilik apotik kemudian memberitahu pemilik toko Sinar Harapan yang berada disebelah apotik dan melaporkannya ke Polsek Kediri.
Wakapolsek Kediri AKP G.De Sarjana membenarkan perihal peristiwa tersebut. Dirinya menyampaikan jika setelah mendapat laporan pihaknya terjun ke TKP dan mengamankan barang bukti berupa tas ransel berwarna hitam tersebut. Tas ransel tersebut kemudian dibuka menggunakan tongkat berisi kaitan kawat, dan ternyata yang ada di dalam ransel hanya pakaian bekas, beberapa barang kelontong, chager HP, ikat pinggang, pakaian yang sudah di laundry, dan fotocopy surat pembebasan dari Lapas Kelas IIA Bogor, Jawa Barat. “Jadi setelah kami buka di dalamnya terdapat barang-barang tersebut,” terangnya.
Awalnya tas rangsel tersebut berada di atas meja apotek, lalu dipindahkan keluar. Menurutnya kalau memang di tas rangsel tersebut ada bom, kalau digeser pasti meledak. "Menurut pengalaman, kalau di tas rangsel ada bom, dipindahkan pasti meledak. Kalau isi bom waktu nunggu beberapa waktu pasti meledak. Karena hal itu tidak terjadi saya yakin itu bukan bom, makanya saya berani buka pakai tongkat," jelasnya.
Dia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah panik terhadap aksi seperti itu karena banyak pihak-pihak yang akan memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menimbulkan kekacauan dan keresahan. “Namun kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan,” tegasnya.